Bagian 44

11.6K 2K 1.4K
                                    

Sebelum baca...

Say "Hai" dulu guys🤡🤡

Semoga hari kalian menyenangkan.

Rindu aku ga?
Oh engga, oke gapapa.

Spill dong satu lagu favorit kalian yang harus banget aku dengerin😍




Sebelum baca jangan lupa putar lagu. Kalo nemu typo maafin yaaa.

_________HAPPY READING________





Malam itu, Nalla menuruni tiap anak tangga dengan tatapan kosong. Pikirannya terus tertuju pada nasib anaknya sekarang. Entah berada di mana Arsyad, sudah makan atau belum, apakah dia menangis?

Berbagai pertanyaan terus menyerang pikirannya.

Sampai pada akhirnya, hampir saja Nalla terjatuh di tangga.

"Astaghfirullah..." ucap Asmi yang sigap memegang tangan kanan Nalla, menahannya, "Nyonya. Kalo ada apa-apa panggil saya saja, Nyonya pasti banyak pikiran dan harusnya Nyonya istirahat..."

Perlahan, Nalla melepaskan tangan Asmi yang memegangnya, lalu Nalla tersenyum lembut. "Nggak perlu Mbak, aku baik-baik aja kok. Aku mau ambil air hangat untuk Mas Alan, dia demam." jawab Nalla.

"Biar saya aja yang ambil, Nyonya. Nyonya tunggu di atas aja ya." bujuk lagi Asmi.

"Mbak, aku gak apa-apa kok. Ini udah malam, sebaiknya mbak tidur aja. Aku yang akan ngurus semuanya." ucap Nalla yang kini segera pergi meninggalkan Asmi.

"Semua yang udah terjadi, pasti itu menyakitkan bagi Nyonya Nalla. Perempuan itu begitu baik...dan bagaimana mungkin ada orang yang setega itu padanya." ucap Asmi yang menatap kepergian Nalla dengan tak tega dan sangat khawatir.







***





Nalla kini membawa semangkuk air hangat dan segelas air putih ke lantai atas. Ia sedikit menahan pusing pada kepalanya. Namun, ia tak akan ingin mengeluh pada siapapun. Ia masih bisa menahannya, karena suaminya lebih membutuhkan pertolongan.

Ia memasuki kamarnya, lalu menutup pintu kamar dengan sangat pelan agar tak membangunkan suaminya yang sedang tertidur nyenyak.

Nalla berjalan mendekati ranjang itu. Lalu duduk di tepinya. Meletakkan mangkuk berisi air hangat dan juga segelas air putih ke atas nakas.

Di liriknya Alan, wajah laki-laki itu tampak begitu pucat.

Telapak tangan kanannya, ia letakkan di dahi suaminya. "Panas..." gumamnya pelan.

Ia mengambil handuk kecil yang ada di dalam laci nakas, lalu ia masukan pada air hangat tersebut untuk mengompres Alan.

Di tengah Nalla sedang mengompres, mata Alan terbuka secara perlahan. Menatap sayu pada wajah Nalla yang juga ikut menatapnya.

"Kenapa bangun? Udah tidur aja. Kamu demam." ucap Nalla yang kembali mengompres suaminya.

"Maaf, Nal."

Nalla menghentikan aktivitasnya, lalu kembali menatap Alan, kali ini tatapannya lebih dalam. Bahkan, Nalla mencoba menahan air matanya.

"Aku udah janji sama kamu untuk bawa anak kita pulang. Nyatanya aku gagal dan____"

"Minum." Nalla memberikan segelas air putih pada suaminya.

Alan diam dan menatap istrinya.

"Ayo, minum dulu." paksa Nalla.

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang