Bagian 55

10.8K 1.6K 1K
                                    

HAI SEMUANYA😭💖

VOTE DULU YUK.

SEBELUM BACA, NYALAKAN MUSIK SEDIH YUK😭 SOALNYA AKU NANGIS PAS NULIS🥺

BACANYA PAKE PERASAAN YA💖

HAPPY READING 🦋❤️🦋❤️🦋

____________________


(🎶ROSSA
- TAKDIR CINTA )

Hazen masih berdiam diri di ranjangnya dengan pandangan kosong ke depan. Seluruh tubuhnya bergetar hebat. Air matanya juga ikut membasahi pipi. Seolah seluruh tubuhnya benar-benar kaku.

Alan kecelakaan? Apa itu benar?

Dan, Nalla? Perempuan itu kini sedang berjuang di rumah sakit.

Tidak! Hazen seolah tertimpah oleh bangunan tinggi dan membuatnya masih tetap hidup. Apa ini? Apa yang Misha katakan dahulu, jika karma itu ada? Apa setelah ini dirinya akan mendapatkan hal itu?

Tubuh Hazen semakin gemetar ketakutan. Lalu ia terjatuh dari atas ranjang dan terduduk di lantai, dengan kondisi wajah masih menatap kosong ke depan.

Ia merasakan, semua yang Nalla rasakan selama ini mulai menghantui dirinya.

Dengan cepat, ia menutup telinganya sekuat mungkin, menghilangkan suara-suara aneh yang mulai bergentayangan di benaknya.

Tenggorokannya kini sangat kering, sehingga saat ia menelan saliva begitu sangat sakit.

Brak!

Hazen terbuyar dari banyaknya lamunan, ia tersentak kaget dengan dobrakan pintu kamarnya.

Seorang laki-laki berdiri di ambang pintu, dengan tatapan lurus dan tegas.

BRAK!

Laki-laki tersebut langsung melemparkan dua tongkat ke hadapan Hazen.

"Kemasi barang-barang kamu. Gunakan itu untuk berjalan dan tinggalkan rumah ini secepatnya."

Hazen menatap nanar dua tongkat di hadapannya. Tanpa ingin protes, ia berusaha berdiri dengan tongkat itu, namun baru saja berdiri...

Ia kembali terjatuh.

Ia benar-benar tak bisa menahan keseimbangan dengan kelemahan kaki yang ia miliki sekarang.

Di saat ia akan berusaha bangkit, ia menatap laki-laki itu, seolah meminta bantuan. Namun nihil, laki-laki itu tetap menatapnya dari ambang pintu tanpa ingin membantu.

Hazen berusaha berdiri, namun terjatuh kembali. Ia lalu menangis.

"Ini belum seberapa. Hukum alam itu adil dan nyata. Apa sebelumnya, kamu tidak pernah berpikir bahwa ke depannya hal ini akan terjadi kepada kamu? Bahkan, bisa jadi akan lebih besar lagi nantinya."

"V-vian... Bawa aku ke rumah sakit untuk melihat Nalla, a-aku mohon..." pinta Hazen dengan suara gemetar.

Vian menggeleng, "Sudah terlambat Hazen. Sebaiknya kamu tinggalkan saja rumah ini secepatnya."

NALLAN 2 (SEGERA TERBIT) Where stories live. Discover now