Sugar Daddy [4]

5.5K 473 17
                                    

Hinata menetap sebuah kotak makan yang sudah terisi dengan berbagai macam lauk yang terlihat menggiurkan dengan tatapan puas. Sang Putri Hyuga cepat cepat menutup dan membungkusnya dengan kain.

Kakinya melangkah cepat untuk memakai alas kaki dan segara berjalan keluar kediamannya.

"Semoga Naruto - kun suka."

------------------000----------------

Tok Tok Tok

Gadis dengan manik seindah purnama itu menghela napas , kembali memantapkan hatinya untuk menemui sang calon suami masa depan.

Ia merasa bersalah, sejak Naruto memberi tahu fakta bahwa ia akan menjadi Uzumaki Hinata di masa depan, pikirannya benar benar kacau.

Jangankan kacau, Hinata saja sampai jatuh pingsan seharian karena tidak percaya.

Rasa senang seakan meledak di dalam hatinya, melumer ke seluruh sel tubuhnya seperti gunang api yang menyemburkan lavanya ke seluruh tempat, meluap luap sampai membuat tubuhnya lebih panas daripada suhu hari itu.

Saat sadar, ternyata ia masih ada di gendongan Naruto, pria itu dengan setia menunggunya bangun di bawah pohon rindang yang ada di dekat taman, bahkan sampai matahari hampir terbenam. Senyuman secerah mentari yang menunjukkan kelegaan luar biasa adalah hal yang pertama kali Hinata lihat saat membuka mata dan hal itu membuatnya sangat senang.

Naruto tetap berada di sisinya.

Padahal ia biasanya akan bangun ditemani dengan suara Kiba dan Shino atau pelayan di kediamannya.

Namun kali ini, hal yang pertama ia lihat adalah cintanya.

Cinta yang akan segera bersatu dengannya di masa depan.

Perkataan Naruto saat itu benar benar seperti mimpi. Sesaat Hinata berpikir, apakah hal itu mungkin ? mengingat Naruto begitu menyukai Sakura. Tapi hatinya yang berteriak bahagia tidak bisa dibohongi. Dalam batinnya yang terdalam, Hinata bersyukur mendengar kisah itu, meski nanti masa depan berubah, meski nanti ternyata ini semua hanya mimpi,  meski mungkin saja kemarin ia sedang dijebak dalam genjutsu, yang pasti ia tidak akan melupakan senyuman lembut penuh cinta Naruto kepadanya juga rentetan kata kata khawatir yang ditujukan hanya untuknya.

Tidak akan pernah !

"Ah, Hime !" suara Naruto membawa pikiran gadis itu kembali ke kenyataan.

Hinata yang tadinya menunduk menatap bekal di tangannya mulai mendongak, ingin melihat wajah tampan pria yang sudah ia sukai sejak kecil.

Belum sempat ia membalas sapaan sang Uzumaki, wajahnya kembali memerah, lidahnya membeku, bahkan maniknya membulat lebar saat melihat penampilan Naruto saat itu.

Pria itu keluar dengan senyum matahari dan mata berbinar cerah- ah bukan, bukan itu yang membuat Hinata tidak bisa bicara, tapi tubuh yang hanya ditutupi sebuah baju dan tetap menampakkan perut juga dada atletisnya, celana putih yang terlihat basah, juga seluruh tubuh yang dipenuhi keringat membuat ketamanan pria itu berkali kali lipat naik dimatanya.

"Hime ? kau kenapa ?" Naruto menempelkan punggung tangannya di dahi Hinata, menatap khawatir gadis yang akan jadi istrinya di masa depan.

"A- ano .. i- itu ... ha- ha- hai N- Na- Naruto - k- kun ...," Hinata mencoba tidak pingsan kali ini, ia harus bisa menebus hari yang terlewat kemarin !

"Hai juga, Hime, apa yang membawamu kemari ? ah ayo kita masuk," ajak Naruto, ia membukakan pintu lebih lebar dan menutupnya setelah Hinata masuk. Mereka berjalan bersama ke ruang tengah, duduk berhadapan ditengahi oleh sebuah meja yang cukup lebar.

Is That You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang