Flower Crown [1]

3.7K 263 25
                                    

"Bukankah disini indah, Hime ?"

Hinata mengangguk, sedari tadi ia merasa wajahnya panas padahal matahari juga tak terlalu menyengat, yang paling penting, ini masih pagi !

Mungkin senyum pria di sampingnya yang sudah membakar kedua pipi putihnya.

"Kau lagi lagi seperti ini ya, Hime," Naruto memandangi wajah Hinata dalam dalam, manik birunya seakan memancarkan merindukan sedalam lautan untuk wanita di sampingnya "Maaf karena tidak pernah memperhatikanmu."

Naruto bukannya tidak tahu jika Hinata sering -bahkan sangat menurutnya- merona untuk hal hal kecil, berbincang dengannya contohnya. Tapi, semakin bertambah usia, rona merah itu semakin hilang dari wajah Hinata, gadis itu semakin percaya diri,semakin berani saat di dekatnya, juga semakin cantik tentunya. Naruto ingat, saat mereka remaja, bukan lagi Hinata yang merona ditatap banyak orang tapi kerumunan orang itu yang merona di tatap Putri sulung dari Hyuga Hiashi itu.

Dan, Naruto baru mengerti betapa beruntungnya dirinya, satu satunya orang yang menjadi penyebab rona merah di wajah seorang Hyuga Hinata, ah mungkin... Uzumaki Hinata jika di masa depan ?

"K- kenapa kau minta maaf, Naruto - kun ? Kau tidak salah apapun," Hinata memberanikan diri menatap pria bermarga Uzumaki yang akan menjadi suaminya di masa depan itu "Aku tidak apa apa."

Tentu saja, Hinata cukup puas memandang Naruto dari jauh, menatap senyumannya yang bersinar meski bukan untuknya sudah membuatnya senang bukan kepalang.

"Tapi tetap saja... Haaah sepertinya ini bukan saatnya membahas hal membingungkan ya ?"

"Apa ada yang ingin kau beritahu padaku, Naruto - kun ?" Tepat sasaran ! Kepintaran seorang Hyuga memang tidak bisa diremehkan, jika saja Naruto bukanlah ninja yang memahami doujutsu seperti itu, bisa dipastikan jika ia akan berpikir bahwa byakugan juga bisa menembus pikiran.

Naruto tertawa sambil menggaruk kepala belakangnya "Kau tahu ternyata ?" Pria itu menghela napas, mencoba menyusun penjelasan agar tak menyakiti hati gadis di hadapannya "Kami akan pulang besok."

Hinata tertegun juga terkejut, sampai sampai kegiatannya merangkai buket kecil dengan bunga liat di sekitarnya terhenti begitu saja "Apa ?" Dia bertanya seperti orang linglung.

"Chakra teme sudah cukup digunakan untuk pulang, jadi kami berencana pulang secepatnya. Kami mengkhawatirkan keadaan di Konoha, sebagian besar petinggi Konoha hilang, itu pasti menjadi guncangan yang cukup besar untuk masalah pemerintahan, meski aku yakin Kakashi - sensei pasti akan mengambil alih tapi tetap saja... Aku harus jadi Hokage yang bertanggung jawab kan ?"

Hinata hanya diam, menatap Naruto dengan manik sewarna lavender dalam dalam, entah ia harus bereaksi seperti apa, gadis itu benar benar bingung "Itu... Kabar yang bagus, Naruto - kun."

Naruto menangkap sorot sendu di mata calon istrinya, ia menggenggam kedua tangan Hinata sambil tersenyum hangat "Saat aku kembali nanti, aku akan membalas semuanya setimpal, aku janji,"

Gadis itu menjadi lebih bingung, ia jadi merasa bodoh disini "Maksudnya ?"

"Hehehe, kau kan sudah menghabiskan separuh hidupmu untuk mengejar ku, untuk mencintaiku, selalu memperhatikanku, sekarang, saatnya aku membalasnya bukan ?"

"Aku janji, kau akan menghabiskan sisa hidupmu untuk dicintai, untuk menerima cinta, untuk di perhatikan, kini saatnya kau menerima balasannya dan aku akan memberikannya berlipat ganda."

Hinata tak bisa mengendalikan wajahnya yang mulai merona, ia benar benar tersentuh mendengar ucapan pria yang akan menjadi suaminya di masa depan.

Naruto tersenyum cerah, ia mengambil rangkaian bunga kecil di tangan Hinata "Jika kau memberiku sebesar ini, maka aku akan memberimu...," Ia mulai membuat segel dengan tangannya, tiba tiba bunga yang tadi hanya 6 tangkai berubah jadi ribuan, menenggelamkan sang pemilik Jitsu didalamnya "AKH APA APAAN BUNGA BUNGA INI !"

Is That You ?Where stories live. Discover now