Hot Mommy [4]

4.9K 312 31
                                    

"Selamat datang, Sai - kun."

Sai otomatis tersenyum saat Ino menyambutnya dengan senyuman yang lebar.

"Jika masuk rumah lain kali ucapkan 'aku pulang' begitu ya !"

Yah, Sai memang asal masuk tadi. Jujur saja, ia masih belum terbiasa dengan pengucapan salam seperti itu. Menurut buku yang ia baca, orang lain akan senang jika kita mengucapkan salam sambil tersenyum tapi hal itu masih terasa asing baginya yang tak mempunyai seseorang untuk menyambutnya.

Mungkin, hanya para Anbu yang menanyakan soal misinya. Itulah sambutan yang selama ini Sai ketahui.

"Maafkan aku, Nona Cantik."

Ino mengangguk mengerti, rona merah tipis terlihat di kedua pipi putihnya. Wanita itu kembali berjalan ke arah toko, meneruskan pekerjaannya.

Sai duduk manis sambil melukis rumah masa depannya itu. Semuanya terlihat begitu cantik, termasuk sang Nyonya pemilik rumah.

Jujur saja, sejak sampai disini, Sai sering merasa hampir mati karena serangan jantung.

Bagaimana tidak ?

Ino di zaman ini benar benar menggoda !

Meski di masanya juga sudah menggoda tapi semakin bertambah umur, siapa sangka pesonanya semakin menjadi jadi !

Tubuh bagai gitar spanyol.

Pakaian yang cukup terbuka.

Gerakan menggoda.

Suara yang lembut dan seksi.

Rambut panjang yang menjuntai, membuat semua orang mengalihkan pandang kearahnya.

Sai bersumpah, jikalau ia mati disini pun, ia tak akan heran.

Masih tak nyata rasanya, pertama kalinya ia mengetahui bahwa Ino adalah istrinya di masa ini, Sai hampir saja menampar dirinya sendiri dengan kunai.

Bagaimana tidak ?

Putri pemimpin klan Yamanaka.

Bunga desa Konohagakure

Wanita yang bersinar seperti bunga uang mekar di tengah Padang rumput saat cerah.

Menikahi sosok seperti itu seperti ilusi. Padahal, Sai sudah siap jika harus melajang seumur hidup, tapi siapa sangka jika ia mendapatkan istri yang begitu baik, cantik, dan sempurna.

Pemuda itu mengalihkan pandangannya dari kertas sketsa, ia melihat ke sekeliling, mencari istri masa depannya.

Tapi yang ia temukan hanyalah udara dan ruang tamu kosong. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan hasilnya tetap sama.

'mungkin dia sedang ada di toko,' pikir Sai. Ia berdiri dari tempatnya, berjalan menuju kamar untuk mengambil pensil lagi untuk melukis.

Sejak berada disini, ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melukis saat Ino sedang berkerja. Saat Nyonya Yamanaka itu sedang senggang, maka ia akan melakukan berbagai macam hal, seperti merangkai bunga, belajar tentang perasaan manusia yang selama ini ia pelajari di buku, sopan santun, dan masih banyak lagi.

Ino yang membimbingnya.

Setiap berbicara dengannya, senyuman seindah bunga itu selalu merekah, membuatnya tak konsentrasi dengan apa yang sedang dibicarakan wanita itu.

Jujur saja, Sai benar benar terpesona.

Dan mungkin, ia sudah jatuh cinta pada sang bunga desa.

Sai berjalan ke lantai atas, tempat kamar dirinya di masa ini dan Ino. Semuanya berjalan normal sampai ia membuka pintu kamar.

Is That You ?Where stories live. Discover now