❀ 01 ❀

4.4K 414 95
                                    

Tᴡᴏ Sᴛʀᴀɴɢᴇʀs




Alarm dari sebuah ponsel kembali mengusik pendengaran sosok manis yang masih tampak bergelut di bawah selimutnya. Seperti hari-hari sebelumnya dan sudah hampir tiga tahun ini dia akan melakukan hal yang sama setiap pagi; membantu salah satu maid menyiapkan sarapan untuk suaminya. Meskipun hasilnya akan selalu sama, mengabaikan apapun yang dia telah siapkan dengan susah payah. Dan masih dengan alasan yang sama; terburu-buru, tidak lapar bahkan ada rapat penting.

Namun, itu semua tak membuat sosok manis itu putus asa, atau berhenti begitu saja. Karena yang ada dalam pikirannya adalah bahwa yang ia lakukan selama ini sudah menjadi kewajibannya sebagai menantu di rumah itu. Dan soal bagaimana perlakuan suaminya, ia hanya perpikir, batu saja yang yang sangat jelas terlihat sangat keras akan hancur saat air mengikisnya terus menerus. Hati manusia pun akan sama, bukan?

Sosok pemuda manis itu, kembali membuka manik hitam jelaganya saat alarm pada ponselnya berdering untuk kedua kalinya. Dan itu artinya ia harus segera turun menuju pantri menyiapkan semuanya.

Tap tap tap

Terdengar langkah cepat menuruni tangga, dan beberapa maid di pantri pun sudah mengenal dan hafal siapa pemiliknya. Seperti biasa masih dengan setelah piyama tidurnya, ia bergegas menuju pantri, mengambil apron miliknya. Lalu tangannya tampak lincah mengiris, memotong semua bahan makanan yang sudah siap di meja dapurnya.

"Apa tangan anda baik-baik saja, nyonya?" tanya salah seorang maid, saat melihat tangan orang itu masih terlihat memerah dengan goresan yang agak dalam.

"Ah, ini? Tenang saja Dasom ssi, ini hanya luka kecil. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku seperti itu, seperti tanganku terpotong saja," jawabnya ramah seraya mengulas senyum di wajahnya dengan tangannya yang masih sibuk memotong beberapa sayuran.

"Anda tidak perlu memanggil saya seperti itu nyonya, cukup panggil namaku saja. Dasom, itu sudah cukup," selorohnya.

"Baiklah, aku akan melakukannya."

Lalu datang pria paruh baya menghampirinya. Sepertinya ia yang bertugas mengurus rumah besar itu, berikut pasangan muda yang sudah menikah selama tiga tahun; Taehyung dan Jungkook.

"Bagaimana kaki anda, Nyonya? Apa sudah membaik? Jika belum, aku akan memanggilkan dokter," ucap pria itu. Sebut saja namanya Han Jae Wok, biasa dipanggil paman Han.

"Paman, bukankah sudah kukatakan, kalau aku baik-baik saja? Hanya luka kecil, paman," balasnya.

Tak tak tak tak

Ia kembali melanjutkan kegiatannya, mengabaikan paman Han dan juga Dasom yang menatapnya. Ya, mereka tahu bagaimana tuan mudanya memperlakukan pria manis itu. Bahkan bisa dibilang, mereka sangatlah tidak pantas jika disebut pasangan.

"Nah, sudah siap," ucapnya saat tangannya terangkat setelah meletakkan kudapannya di atas meja saji, yang seharusnya akan di santap oleh suaminya. "A-apa menurut paman...Taehyung akan menyukainya? Masakanku?" tanyanya antusias. Senyumnya pun mengembang saat menatap hasil masakannya pagi ini.

 Senyumnya pun mengembang saat menatap hasil masakannya pagi ini

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
DANDELIONS S1Kde žijí příběhy. Začni objevovat