❀ 08 ❀

3.4K 340 101
                                    

M, ᴡɪᴛʜᴏᴜᴛ ʏᴏᴜ




"Mommy! Ia akan menemui mommy, Paman. Aku akan pergi dengan mommy!"

Paman Han menghela napasnya. "Nyonya kecil tidak akan menemui nyonya besar kalau tahu tuan bersamanya. Sekarang lebih baik anda memberitahu kekasih anda, karena ia pasti akan senang mendengarnya!"

Tidak! Aku masih ingin bertemu dengannya.

"Saya permisi, Tuan. Saya akan bertanya satu hal lagi pada anda, karena saya tahu dan mengenal sifat anda dari kecil, Tuan muda. Apa anda sekarang bahagia, bahwa semua yang anda inginkan menjadi kenyataan? Saya yakin jika kekasih anda itu mengetahuinya, saya yakin ia tak ingin menunggu terlalu lama. Karena ia pasti akan mengejar anda untuk segera menikahinya. Bukankah itu yang selama ini anda inginkan? Menikahi kekasih anda!" ucap paman Han sebelum meninggalkan kamar Taehyung.

Namun, langkahnya terhenti saat Taehyung kembali memanggilnya. "Paman, sebenarnya apa yang terjadi pada diriku? Aku tidak tahu paman, entah mengapa melihat kamarnya kosong seperti ini, rasanya ada yang hilang dari pandanganku. Aku tahu selama ini mungkin aku tidak pernah peduli dengan keberadaannya, tapi setidaknya aku tahu dan sadar ada seseorang yang tinggal di samping kamarku. Apa yang terjadi pada diriku, Paman?" Taehyung menjatuhkan tubuhnya ke kursi tak jauh dr tempatnya berdiri.

"Sepertinya penyesalan akan selalu datang terlambat. Sudah pernah saya katakan bukan? Kalau saya yang menjadi nyonya, sudah sejak lama saya meninggalkan tuan muda. Anda benar tidak layak untuk disebut sebagai suami, tuan. Maafkan saya," ucap paman Han lalu meninggalkan Taehyung masih masih menatap nanar berkas perceraiannya.

Taehyung menghela napasnya pelan, ia beranjak dari kursi tempatnya duduk, berjalan perlahan menuju ranjang Jungkook. Sekilas menatap sebuah cangkir berisi teh yang kini telah menjadi sangat dingin, dan juga ranjang Jungkook yang kini telah kosong. Masih Taehyung ingat bagaimana semalam Jungkook menyebut namanya dan menggenggam tangannya, namun belum sampai itu hitungan hari, semua itu sirna. Jungkook pergi, ia pergi agar Taehyung bahagia bersama pilihannya.

Taehyung pun berusaha menghubungi mommynya, ia tahu Jungkook sangat dekat dengan mommy. Dan tak mungkin baginya pergi tanpa pamit. Akhirnya Taehyung membujuk mommynya agar menelepon Jungkook dan mengajaknya bertemu. Sayangnya, nomor Jungkook tidak bisa dihubungi. Hingga Taehyung teringat dengan seseorang yang pernah Jungkook temui saat ia bersama Irene waktu itu, Yoongi.

Ia pergi begitu saja meraih kunci mobilnya menuju studio Yoongi. Namun, belum juga ia melajukan mobilnya panggilan dari ponselnya mengalihkan perhatiannya, Irene. Ya, seharusnya Taehyung ada rapat penting hari ini, akan tetapi sampai tiga puluh menit rapat dimulai, Taehyung belum sampai juga di kantor.

"Sayang, kau di mana? Bukankah hari ini kau ada rapat penting dengan tuan Shim? Ingat kerja samamu di Jeju? Tuan Shim dan sekretarisnya sudah datang sepuluh menit lalu. Kau tidak lupa, 'kan?"

"Rapat? Tuan Shim?" Taehyung tampak mengusak kasar belakang kepalanya. Rupanya kepergian Jungkook membuat pikiran Taehyung kacau. Terlambat?

"Jangan katakan kau melupakannya? Ada apa denganmu? Bukankah beberapa hari lalu kau mengatakan sangat menantikan ini? Dan apa, sekarang kau melupakannya? Kau tidak lupa bukan siapa tuan Shim?"

"Aku akan datang! Katakan aku sedikit terlambat, karena mengurus urusan penting. Bye!"

"Sayang! Kau belum mengatakan kata sayang padaku, hm?"

DANDELIONS S1Where stories live. Discover now