❀ 10 ❀

3.3K 369 83
                                    

T ʟᴀᴛᴇ





"J-Jeon!"

"Uhm ya?"

Jaehyun maju satu langkah, "Maaf, aku tahu ini terlalu cepat. Tapi...tapi maaf, bolehkah aku mengenalmu lebih jauh? Aku, aku ingin lebih dekat dengamu, Jeon... Apakah itu mungkin?"

Jungkook tersenyum, untuk kedua kalinya sosok yang berada di hadapannya kembali menyadari keberadaannya. Untuk beberapa detik, hatinya sedikit menghangat, namun ia kembali teringat janjinya pada Eunwoo.

"Maaf, Jaehyun ssi... sungguh aku sangat tersanjung, akan tetapi aku telah berjanji pada seseorang akan memberinya kesempatan. Ia telah menungguku lama bahkan ia selalu ada bersamaku saat seseorang yang berada di sampingku tak menganggap keberadaanku. Aku tahu bagaimana rasanya diabaikan, jadi untuk kali ini aku akan menjaga hatinya," ucap Jungkook memelan di akhir kalimatnya.

"Kau mencintainya? Maaf, jika pertanyaanku mengusik privasimu. Aku hanya..."

"Cinta? Apakah itu penting? Yang terpenting adalah orang itu sangat mencintaiku, menginginkanku mengisi kehidupannya. Bukankah cinta akan tumbuh seiring waktu saat seseorang bersama?"

Akan tumbuh seiring waktu bersama? Namun itu tidak berlaku padanya...

Jaehyun tersenyum mendengar jawaban Jungkook, dan itu membuat Jungkook menatapnya penuh tanya. Jaehyun maju satu langkah lagi, masih menyunggingkan senyuman hangatnya seraya berkata, "Jika demikian, itu tak masalah bagiku. Karena kau belum mencintainya, itu berarti aku masih punya kesempatan untuk memenangkan hatimu, 'kan? Dan biarkan hatimu yang memilih. Aku pun tidak akan memaksamu memilihku, aku tahu hatimu pasti tahu kemana harus bersandar. Aku tidak tahu seberapa besar kau terluka, tapi ijinkan aku menyembuhkan dan menutup luka itu, hingga kau merasa tak sakit lagi," ucap Jaehyun.

"Tapi..."

"Aku tidak akan menuntutmu menganggapkan lebih dari teman sekarang, tapi jangan melarangku untuk menemuinya, ya? Jika ada yang ingin kau ceritakan, cerita saja padaku, hm?" Jaehyun memberanikan diri mengangkat telapak tangannya dan menjatuhkannya pelan di atas kepala Jungkook. "Aku tahu bagaimana rasanya terluka. Dan hati...adalah tempat di mana luka sangat sulit disembuhkan," lanjutnya.

"Terima kasih, Jaehyun ssi." Jungkook menganggukkan kepalanya pelan. Dan setelahnya mereka berpisah menuju tempat tinggal masing-masing.

Dalam perjalanannya menuju rumahnya, ponsel Jungkook berdering, ia pun menepikan mobilnya saat membaca nama yang muncul di layar ponselnya; Ibu.

"Sayang, katakan dimana alamatmu? Ibu ingin bertemu denganmu."

"Ibu tidak akan datang bersamanya, 'kan?"

"Taehyung?"

"Euung!"

"Tidak, Sayang. Bahkan ia belum kembali dari kantornya, dan paman Han bilang sepertinya ia mencarimu."

Mencariku?

"Tidak mungkin putera ibu mencariku, Ibu. Mungkin paman Han salah mendengarnya."

DANDELIONS S1Where stories live. Discover now