10.

64 6 0
                                    


"Yaudah, aku pamit pulang dulu ya" Ucap Zelvanya, setelah tak berselang lama kepergian Aldiano dari ruangan.

Lagipula, semua urusan konten telah selesai. Dan, sudah saatnya Zelvanya pulang. Jika dihitung-hitung sudah hampir seharian dirinya berada di rumah ini.

"Yah,.." Ucap Aline dengan raut sedih. Padahal dia masih ingin berbincang banyak hal pada Zelvanya.

Kehadiran Zelvanya, membuat Aline seakan memiliki saudara perempuan.
Berbeda sekali dengan Aldiano, yang sungguh menyebalkan dan tak cocok dengan dirinya dalam segi apapun.

Zelvanya hanya tersenyum,

"Kak, kapan-kapan kakak datang ke rumah ini lagi yaa"

"Iya"

Zelvanya mengangguk singkat,

Sebenarnya, Zelvanya sedikit ragu untuk kemari lagi. Namun, dia tak enak juga menolak permintaan Aline. Apalagi, saat melihat raut wajah yang penuh harapan. Zelvanya tak tega.

Mereka berdua menuruni anak tangga bersebelahan, sembari berbincang sesekali mengenai bisnis Zelvanya dan kuliah Aline.

Sesampainya, di lantai bawah. Mama Riska terlihat repot mempersiapkan beberapa bungkusan untuk dibawa Zelvanya pulang.

"Tante, aku pamit dulu ya" Ucap Zelvanya sopan,

"Oh, udah yaa. Bentar ini ada dessert box red velvet oreo buatan Aline, sama ada kue bolu kukus yang baru Tante buat tadi"

Zelvanya tersenyum,

"Makasih" ucapnya, lalu menerima beberapa bungkusan itu.

"Mana Kakak kamu, kok udah ilang"

"Itu biasa sembunyi di kamar"

Mama Riska mengangguk, mengerti. Sudah kebiasaan anaknya suka menghilang.

"Oh iya, Zelvanya. Nanti kapan-kapan Tante main ke rumah kamu yaa"

"Hmm, iya Tan"

Jawab Zelvanya sedikit ragu sembari tersenyum tipis. Cukup mengejutkan. Lantaran, dia tak pernah mengajak seorangpun datang ke rumah pribadi.
Kecuali, termasuk bagian keluarga.

Setelah diajak mengobrol beberapa menit mengenai bisnis Zelvanya ke depannya, akhirnya Zelvanya bisa pamit dan pergi dari rumah tersebut.

Sebenarnya dia cukup merasa senang, saat disambut hangat di keluarga ini. Walaupun, ada perasaan tak nyaman karena perjodohan tidak jelas. Dan, itulah yang membuat kikuk sendiri antara dirinya dengan Aldiano.

💙💙💙

"Woii, keluar lo" Teriak Aline menggema di depan pintu kamar Aldiano.

Aldiano melirik pintu sekilas, lalu kembali fokus pada game yang sedang dia mainkan.

Tidak ada respon apapun, membuat Aline geram dan berupaya menggedor pintu lebih kencang. Entah mengapa baru-baru ini Sang Kakak sering kali mengunci pintu kamarnya, tak seperti biasanya.

"Woi, lo tuh yaa gak ada sopan santun sama tamu. Kasian kan Kak Zelvanya tertekan gara-gara lo" Teriak Aline,

Aldiano mengerutkan kening, tak terima. Dengan jelas dirinya melihat bagaimana perubahan raut wajah Zelvanya sesaat mulai dijodoh-jodohkan ataupun ditanya mengenai dia.

Bukankah sudah jelas siapa yang membuat Zelvanya tertekan.

Dasar adik yang bodoh.

"Bukannya gara-gara lo" Teriak Aldino tak kalah kencang,

"Ih, gak sadar diri"

"Ngaca woi"

"Lo tuh beli kaca"

"Gila, pergi gak lo"

Begitulah kira-kira kicauan yang saling beradu mulut diantara mereka berdua tentu terhalang pintu kamar. Tak ada seharipun, mereka tak bertengkar. Ada saja bahan yang dijadikan pertengkaran.

"Ih, ngeselin amat. Gue doain lo jodoh sama Kak Zelvanya. Amin"

Hanya dalam hitungan detik, Aldiano memunculkan batang hidungnya. Dia terpancing dari perkataan Aline.

"Per-gi" Usir Aldiano, penuh penekanan dengan tatapan tajam.

Aline mendengus kesal, sembari menghentak-hentakkan kaki lalu beranjak pergi meninggalkan Aldiano yang menyebalkan tingkat dewa.

Aldiano kembali masuk ke dalam kamar melanjutkan aktivitas bermainnya yang sempat terganggu.

Namun, ada beberapa hal mengganjal dan menganggu pikiran Aldiano. Tak berapa lama, dia membuka instagram tepatnya direct massage dirinya dengan Zelvanya.

Semua ini gara-gara tingkah adik dan Mamanya yang keterlaluan.

Zelvanyaa_

Makasih

Maaf, karena adik
dan Mama gue

Dia mengirimkan pesan tersebut, lalu tak lama kemudian ada seseorang yang menelepon dirinya.

Merasa tak penting, Aldiano pun tak mengangkatnya. Dia paling tak suka berurusan dengan orang tak dikenal.

0877123451178

Segitu gak pedulinya dengan Jian

Kirim foto (foto Jian sedang disekap dan tangannya diikat ke belakang)

Share location..

Jian

Itu adalah nama mantan Aldiano, tiga tahun lalu yang meninggalkan dirinya saat tepat di hari ulang tahun. Padahal, dia sudah bersiap ingin melamar sang kekasih di hari yang sama. Perencanaan pertunangan pun sudah cukup matang.

Ternyata, malah ingin menjatuhkan dan menyakiti dia dengan cara meninggalkan tanpa jejak.

Namun disaat genting seperti sekarang, sejenak Aldiano harus melupakan rasa sakit yang menjalar di lubuk hatinya. Yah, walaupun sebenarnya hati terdalam dia sendiri juga masih tak tega, melihat Jian menderita. Tanpa pikir panjang, Aldiano menghubungi nomor tersebut.

Oke sekian guysss..

Tungguin lagi yaa

Berikan vote dan komen harus

See you in next part

💙💙💙

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang