78.

10 2 0
                                    


Hari Senin..

Mereka semua sudah kembali seperti sebelumnya, melanjutkan aktivitas masing-masing. Zelvanya fokus bekerja di perusahaan. Sedangkan, Aldiano mulai mengupload beberapa konten video bersama Aline. Walau, tetap pasti ada saja komentar negatif tentang dirinya dan keluarga.

Namun, Aldiano sudah acuh. Itu bukan hal penting baginya. Komentar buruk memang terkadang ada setiap membuat konten video.

Setelah mengenal Zelvanya selama kurang lebih seharian, dia bertambah penasaran dengan perempuan itu. Terutama, bagaimana kisah perjalanan kehidupannya disini kalau tidak salah Zelvanya seorang diri merantau dan tinggal di Jakarta.

Benar, Aldiano kurang tahu banyak hal tentang Zelvanya. Berbanding terbalik dengan Zelvanya, yang hampir tahu semua hal tentang keluarga bahkan masalah mereka.

Kenapa dirinya jadi penasaran tentang Zelvanya?

Bukan pertanda bahwa dia menyukai Zelvanya kan?

Aldiano menggeleng, padahal dia belum yakin seratus persen mengenai perasaan dirinya sendiri bisa dibilang masih labil. Entahlah, rasanya terlalu takut memulai lagi. Walau, dirinya tahu Zelvanya bukan perempuan seperti itu. Tapi, mungkin untuk saat ini yang terbaik sendiri dahulu.

Lagipula, Aldiano juga harus berfokus dulu pada masalah keluarganya, mencari tahu banyak hal tentang Reno. Seseorang yang menjadi biang kerok di masalah ini.

Setidaknya, Aldiano harus menemukan alasan mengapa Reno sejahat itu pada keluarganya, apakah mereka pernah berbuat salah. Sehingga, diteror tidak jelas begini. Tapi bukankah, mereka tak suka memulai masalah apapun dengan orang lain.

Bahkan, dia sama sekali belum bertemu ataupun kenal dengan laki-laki itu. Tapi, sudah sebegitunya. Aneh sekali.

Aldiano mulai mencari tahu di google mengenai informasi Dareno Ardisyah.

Dia menscroll ke bawah melihat sekira ada berita menarik. Namun, hanya ada biodata singkat beserta foto. Sepertinya, tak ada yang salah dari orang tersebut atau memang sengaja ditutupi.

Atau seharusnya cakupannya lebih luas. Aldiano mengetikkan bisnis keluarga Ardisyah. Siapa tahu ada yang menarik.

BERITA..

KELUARGA ARDISYAH MEMILIH CUCU LAKI-LAKINYA SEBAGAI PEWARIS PERUSAHAAN INCARP

Hanya itu satu-satunya berita terbaru yang berhubungan dengan keluarga tersebut. Sementara, yang lain berita tentang pencapaian dan kesuksesan perusahaan di semua bidang ataupun berbagai macam tentang listing di bursa.

Selain berita, Aldiano beralih mencari beberapa foto keluarga besar Ardisyah. Mungkin, ada salah satu yang dirinya kenali. Siapa tahu bukan...

Aldiano menaikkan alis, terasa tidak asing. Dia seperti pernah melihat fotonya dulu.

"Ini kan" Aldiano teringat,

Waktu kecil, Aldiano samar-samar pernah melihat foto ini di gudang. Namun, dirinya langsung ditegur habis-habisan oleh Papa dan Mama. Sehingga, setelah itu gudang di rumah dulu selalu terkunci.

Apa mereka ada hubungan kah???

Harus, Aldiano tanyakan Sang Mama lebih lanjut. Dan, memberitahukannya pada Zelvanya. Ini bisa menjadi salah satu informasi penting untuk mereka.

💙💙💙

Hari ini, Zelvanya tak menyangka bahwa perjuangannya selama setahun terakhir akhirnya membuahkan hasil. Dia baru mendapat kabar baik, yaitu berhasil menggaet investor asing.

Ternyata, rencana Zelvanya yang satu ini diluar ekspektasi. Sebenarnya, dia sudah mempersiapkan berjaga-jaga dua tahun. Karena, memang agak susah membuat pihak asing tertarik dengan bisnis yang baru.

Tinggal satu langkah terakhir menunggu bertemu meeting di Jakarta, sehingga ada kontrak penandatanganan kedua belah pihak secara langsung. Katanya, mereka semua ingin melihat proses pembuatan produk sekalian ada projek lain di sini.

Zelvanya bertambah senang, melihat hasil profit dari saham. Tapi, ini juga jangka panjang jadi masalah turun dan naik adalah hal biasa. Asalkan, saham yang dipilih bukan saham yang mudah digoreng orang.

Handphone Zelvanya berdering,

Tanpa melihat namanya, Zelvanya mengangkatnya. Matanya sedang fokus melihat laptop tentang penyusunan laporan keuangan dan laporan laba rugi untuk para investor.

"Halo, Zelvanya. Gue dapat sedikit info. Sepertinya keluarga gue dekat sama keluarga Ardisyah. Di gudang rumah gue dulu mereka pernah nyimpen foto keluarga besar Ardisyah"

Dari suara saja, Zelvanya sudah bisa menebak kalau ini adalah Aldiano.

"Oke, nanti gue cari informasi tambahan" Sahut Zelvanya santai,

"Lo udah makan"

"Belum"

"Ini udah siang, cepetan makan. Perlu gue kirimin makan"

"Gak usah" Tolak Zelvanya, walau sudah yakin Aldiano seperti apa karakter keras kepala anak itu. Anggap, ini sebagai spontanitas yang keluar dari mulut.

"Oke, gak jadi deh"

Zelvanya mengernyitkan dahi, bingung. Ini serius benar-benar Aldiano kan kok beda sekali. Dia melirik sekilas, nama si penelepon meyakinkan.

Ternyata, memang Aldiano.

"Tumben" Sahut Zelvanya kecil,

"Oh nungguin nih, mau gue kirimin oke tunggu"

"Enggak, lah"

"Oke, gue kirimin"

Zelvanya menghembuskan nafas, lalu mematikan sambungan telepon. Sudah cukup, diakhiri sampai sini pembicaraan tak jelas. Entah dikirim makan beneran atau tidak. Zelvanya tak tahu.

Oke sekian cukup lah yaa

Berikan vote dan komentar

See you next part

Gimana part kali ini???

💙😂💙😂💙😂

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang