54.

13 4 0
                                    


"Tapi kan ini juga gara-gara lo pakai rahasian segala, apa susahnya kasih tahu gue" Bela Aline, mau dia salah ataupun benar. Pokoknya yang terpenting bela diri sendiri dulu.

Aline juga tak mau hanya dia seorang diri yang disalahkan. Lagipula, Aldiano tak memberitahunya apapun. Ini  termasuk menjadi salah keduanya.

Untunglah, Aline menemukan secarik kertas di kamar Aldiano tadi pagi. Tanpa pikir panjang, saking takut sekaligus bingung. Aline langsung memberitahu  Zelvanya dengan maksud meminta bantuan dan pertolongan.

Aldiano menggeleng,

"Tapikan lo bisa nanya gue dulu"

Aline terdiam beberapa detik, memang dia sengaja waktu itu tak memberitahu Aldiano, dia tahu Kakaknya pasti tak mendukung keputusannya. Dan, malah begini akhirnya. Tak Aline perkirakan.

"Dah lah, intinya lo kan sebagai kakak laki-laki mau gak mau harus punya tanggungjawab atas segala masalah di keluarga ini titik"

Aline mengambil jalan tengah yang baik baginya, dia kembali bersantai duduk di sofa sembari memencet remote untuk membuka platform netflix. Ada drama korea yang sudah dia nanti-nantikan penayangannya.

Aldiano menggeleng kedua kalinya, lihat anak ini. Disaat genting bukan takut malah bisa tetap asyik menonton.

Tak bisa berpikir lagi, Aldiano merasa sudah menemukan jalan buntu. Hanya memasrahkan diri kepada Tuhan di atas dan memilih akan meng-rahasiakan ini dari pihak manapun. Seperti, perkataan Zelvanya. Artinya, dia memang harus lebih berhati-hati dengan orang lain.

💙💙💙

"Bu, mana Pak Al" Kata Reina baru memasuki ruangan Zelvanya, dengan membawa nampan berisi minuman dan cemilan. Tapi, yang Reina lihat hanyalah Zelvanya seorang diri.

"Udah pulang" Ujar Zelvanya,

"Cepat banget kenapa Bu?" Tanya Reina penasaran,

Zelvanya menghembuskan nafas panjang,

"Cuman pembatalan kontrak"

Reina membulatkan mata, agak terkejut. Walau, dalam hati tentu ada perasaan senang tersendiri.

"Hm.., lalu Bu Zelva setuju" Tanya Reina hati-hati.

Zelvanya mengangguk,

"Lagipula, lama-kelamaan pasti akan membahayakan reputasi perusahaan bukan"

Reina tersenyum tipis, sepertinya rencana singkat mereka berjalan cukup lancar. Ini titik balik bagi si orang gila tersebut memulai kembali perang dengan Aldiano. Tak ada lagi siapapun berada sampingnya. Sehingga, keluarga Aldiano hanya terluka sendirian. Seperti, yang pernah keluarga Reina alami dulu.

"Menurut kamu gimana Rei?" Tanya Zelvanya, ingin tahu pendapat Reina.

"Hmm..kalau saya hanya mengikuti Bu Zelva saja"

"Dulu bukannya kamu gak pengen saya bekerjasama dengan Al" Zelvanya punya anggapan Reina akan senang, setelah mendengar ucapan tersebut.

"Ya, tapikan Bu Zelva sendiri yang memutuskan semuanya. Saya hanya memberikan saran terbaik untuk perusahaan"

"Kalau begitu saya permisi" Reina beranjak keluar dia harus memberi tahukan ini pada seseorang.

Ada sedikit kecurigaan Zelvanya pada Reina, dia melihat secara samar-samar senyuman kecil pada wajah Reina tadi. Namun, sebenarnya tak terlalu nampak hanya berselang hitungan detik. Masih praduga sementara.

Gelagat Reina juga aneh dan berbeda dari awalnya yang tidak setuju adanya kontrak kerjasama ini mendadak malah mendukung.

Zelvanya harus lebih waspada, walau Reina memang satu-satunya orang kepercayaan di perusahaan ini. Tapi, kita tidak pernah ada yang tahu bukan niat seseorang.

Mungkin, dia harus menyelediki Reina lebih lanjut mengetahui bagaimana kebenarannya. Dia tak boleh asalan menebak-nebak. Jangan sampai salah tuduh.

Sudahlah, stop memikirkan ini.

Zelvanya beranjak pergi, kembali ke fokus sebelumnya di hadapan laptop untuk mengerjakan beberapa proyek lain ke depannya. Tentunya selain, proyek ramah lingkungan itu.

Zelvanya ingin punya perencanaan matang produksi makanan dalam jangka kurang lebih beberapa tahun ke depan, agar produk miliknya bisa dipasarkan secara lebih luas hingga luar negeri. Dia berharap jika semua planning yang dia siapkan sesuai rencana dari tahun ke tahun.

Handphone Zelvanya bergetar,

Zelvanya melirik sekilas, kemudian tangannya bergerak membuka layar handphone, dan melihat notifikasi terbaru.

Reno

Hai Anya, ini gue Reno. Bisa gak malam ini jam 7 ke cafe Genji, kalau gak sibuk. Gue mau ngobrol bisnis sebentar aja😂

Zelvanya menghembuskan nafas panjang, kenapa kata bisnis selalu berhasil menarik perhatian dia. Entah kenapa, dia menyukai segala bentuk bisnis. Ada rasa penasaran dan ingin tahu lebih.

Sekian cukup lah yaaa

Berikan vote dan komentar

See you next part

Gimana part kali ini???

💙😂💙😂

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang