Banyakin komen dong~
🔥🔥🔥🔥🔥
Cklekkk...Ella menatap takjub kamar yang baru ia masuki. Kamar bernuansa klasik yang sangat damai. Hingga Ella melupakan jika ia hanya berduaan di ruangan tersebut bersama Satya.
"Jika kamu suka, kamu bisa tinggal lebih lama. Atau bahkan selama-lamanya." Suara Satya barusan menyadarkan Ella.
Ella menatap Satya sekilas, lalu beralih kearah pintu yang ternyata sudah tertutup rapat.
"Ada apa? Apa kamu takut?" tanya Satya tersenyum tipis.
Ella diam. Bohong jika ia tak takut saat ini. Mengingat siapa orang yang bersamanya, yang kapan saja bisa berubah menjadi singa ganas.
"Tenang saja, aku kan sudah berjanji tak akan melakukan hal lancang seperti waktu itu." Satya berjalan lurus menuju pintu kaca pembatas menuju balkon.
Srekkk...
Satya menyibak gorden putih tembus pandang yang menutupi pintu kaca.
Angin langsung menerpa wajah tampan Satya saat pintu tersebut dibuka. "Kemari," pinta Satya tanpa menoleh kebelakang.
Ella berjalan menghampiri.
"Ini tempat favoritku."
Ella menatap cowok disebelahnya heran. "Kenapa?"
"Nggak tau, tapi saat dirumah aku paling banyak menghabiskan waktu disini." Jelas Satya. "Selain di kamar mandi tentunya," lanjutnya dalam hati.
"Apa kau tahu yang tadi itu siapa?"
"Tidak," jawab Ella menggeleng.
"Keluarga penjilat, makanya sejak awal aku malas menemui mereka."
"Tapi, mereka adalah teman papamu."
"Walau saudara papa sekalipun. Aku tak peduli, penjilat tetap saja penjilat."
Ella diam.
"Kamu takkan seperti mereka kan?"
Sontak Ella kembali menatap Satya.
"Tentu, aku yakin kamu takkan pernah seperti itu." Satya mengelus rambut Ella sayang.
Tubuh Ella menggeliat, entah karena kedinginan atau merasa tak nyaman dengan perlakuan Satya.
"Kenapa? Kamu kedinginan?"
Ella mengangguk pelan.
"Ayo, kita kedalam saja."
Satya menutup pintu balkon, dan menutup gorden putih tersebut.
"Mereka pasti masih diluar, tunggu sebentar lagi. Nanti aku akan mengantarmu pulang."
Satya menarik Ella untuk duduk di sofa yang ada di samping tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATYA ✓
Teen FictionWARNING 🔥 FOLLOW DULU SEBELUM BACA ❗❗❗ "Berhenti... ahkh, jangan..." lirih Gabriella. Nafasnya tak beraturan saat Satya dengan ganas terus mengecup leher jenjang miliknya. "Salahmu sendiri, kenapa membangkitkan gairahku." Satya melanjutkan aktifit...