~ 18 ~

11.5K 500 21
                                    

Lagi gabut, jadi up nya siang:/



🔥🔥🔥🔥🔥




"Kita neduh dulu ya," ucap Satya.

"Lanjut aja, kan udah deket. Lagian hujannya nggak terlalu lebat."

Motor melaju cepat, Satya merasa risau, takut Ella sakit karena kehujanan.

Tiba-tiba saja tadi turun hujan, padahal matahari bersinar terang.

.
.
.

Motor tiba di kediaman keluarga Benedict. Satya dan Ella memasuki rumah dan disambut ruangan kosong nan sunyi seperti biasanya.

"Kamu mandi dulu, aku takut kamu nanti sakit." Tutur Satya.

"Hm, ngg--"

"Jangan bandel, ayo." Satya menarik Ella untuk pergi ke kamarnya.

.
.
.

Satya mengambil sebuah hoodie berwarna cokelat untuk Ella. "Ini, pake ini. Cepat mandi," Satya sedikit mendorong tubuh Ella menuju pintu kamar mandi.

"Iya-iya," balas Ella pasrah.

Sekitar 20 menit kemudian, Ella keluar dari kamar mandi dengan mengenakan hoodie kebesaran milik Satya dan rambut yang digerai karena habis keramas.

"Kenapa rambutnya nggak dikeringin? Nanti masuk angin loh," omel Satya.

"Nanti juga kering sendiri."

Satya menggeleng, lalu menarik Ella memasuki kamar mandi.

Mendudukkan gadis itu di kursi yang ada disebelah rak handuk. Satya pun mulai sibuk mengeringkan rambut gadis itu dengan hairdryer.

Hingga...

Tangan Satya bergetar, tubuhnya mematung dengan tatapan tertuju pada leher jenjang gadis itu. Tubuhnya perlahan tak bisa dikontrol. "Bangsat, dia lupa mengenakan kalungnya." Benak Satya dibuat keringat dingin.

"Ada apa?" tanya Ella melihat Satya yang terdiam mematung.

Tangan kokoh Satya perlahan bergerak membelai leher Ella lembut.

Tersadar, Ella langsung memegangi lehernya dan merasakan sesuatu hilang dari sana.

Buru-buru Ella bangkit, dan melirik sekeliling. "Dimana ku letakkan tadi," gerutunya.

"Ellaaahh," panggil Satya dengan nada sensual.

Membuat Ella merinding.

"Dimana ku letakkan kalungku," gusar Ella pada dirinya. Matanya menerawang sekeliling dan terhenti pada rak handuk.
"Itu dia." Ella hendak mengambilnya namun...

Satya mendorong tubuh Ella hingga membentur dinding marmer kamar mandi.

"Apapun yang akan terjadi, itu bukan salahmu."

Cup...

"Aku benar-benar merindukan bibir ini." Gumam Satya lalu kembali melumat bibir ranum Ella.

Ella memejamkan matanya, ingin menolak tapi ini begitu memabukkan. Ella benar-benar hanyut.

Tanpa sadar, perlahan ia membalas ciuman itu. Lidahnya dengan kaku bergerak kesana kemari.

Satya tersenyum, menekan tengkuk Ella memperdalam ciuman keduanya.

Ella memukul dada Satya minta dilepaskan karena ia kehabisan nafas. Dan cowok itupun melepaskan pagutan keduanya. Tapi tak berhenti disitu, ia malah berpindah ke leher yang langsung membuat Ella meremang.

SATYA ✓ Where stories live. Discover now