~ 35 ~

3.8K 283 55
                                    





🔥🔥🔥🔥🔥




"Akhh," ringis Satya saat ia terbangun, kepalanya terasa sakit.

"Nek! Kakak tampan nya udah bangun!"

Satya terduduk dengan masih memegangi kepalanya yang pening.

"Alhamdulillah ya Allah."

"Yeayy, kakak tampan udah sadar." Seru gadis kecil itu riang.

"Izah sayang, ambilkan minum untuk kakak ya."

"Iya nek," balas Izah, gadis kecil berwajah ceria itu.

"Nak, kepalamu masih sakit?" tanya Ummi pada Satya. "Ayo, minum dulu." Imbuhnya memberikan gelas berisi air putih yang barusan Izah bawakan.

"Kak tampan, ayo diminum."

Satya menatap keduanya bergantian, lalu menerima gelas itu dan langsung meneguknya hingga kandas.

"Kakak tampan namanya siapa?" tanya Izah yang sudah duduk disebelah Satya.

"Kenapa saya disini?" tanya Satya tanpa berniat menjawab pertanyaan Izah barusan.

"Nenek nemuin kakak di gubuk kebun tempat nenek dan kakek bekerja. Kakak tampan pingsan terus kakek sama nenek bawa kesini deh. Dan kakak cantik--"

"Ella? Ella dimana? Apa dia baik-baik saja?" tanya Satya menatap Ummi meminta penjelasan.

"Kakek membawanya ke tabib di desa sebelah kak." Jelas Izah lagi. Ummi hanya tersenyum dengan tingkat aktif cucu nya itu.

"Kamu tenang saja ya nak, dia akan baik-baik saja. Tabib yang menanganinya itu sangat terkenal di desa ini maupun didesa lain." Jelas Ummi.

Satya sedikit menghela nafas lega, walau begitu ia tetap masih khawatir dengan kondisi Ella saat ini.

"Apa tempatnya jauh? Bisa antar saya kesana?" tanya Satya.

Ummi melirik keluar rumah. "Baik, nanti kita sama-sama pergi ke sana. Tapi sebentar ya nak, nenek mau sholat dulu. Sudah mau masuk waktu magrib."

"Nek, nenek sholat duluan. Izah yang jagain kakak tampan." Usul Izah.

"Kamu tidak berangkat mengaji?"

Izah nyengir, "Absen dulu ya nek, kali ini aja."

"Kamu ini," Ummi menjewer telinga Izah pelan sehingga gadis itu bukannya kesakitan tapi malah tertawa. "Tapi jangan lupa sholat magrib."

Izah mengangguk patuh.
"Kakak tampan nggak sholat?"

Satya menggeleng.

"Kenapa? Nenek bilang sholat itu kewajiban loh. Kalau nggak sholat nanti dimasukin ke neraka."

Satya terdiam, ia tak tahu harus menjelaskan seperti apa.

"Ohh, Izah tau. Kakak lagi nggak sholat kan? Kaya Kak Shafira. Kadang nggak bisa sholat karena halangan."

Satya meringis pelan dengan kesimpulan yang gadis kecil itu tarik.

"Yaudah, kalau gitu Izah pergi sholat dulu ya kak." Izah bangkit dan berlari kecil keluar rumah.

Satya mengedarkan pandangannya pada ruangan yang sedikit remang itu. Dikarenakan rumah yang Satya perkiraan berukuran 3×3 meter itu hanya diterangi oleh satu buah lampu kecil yang mulai redup karena dimakan usia.

"Jadi mereka tinggal diruangan sempit ini?" benak Satya.


🔥🔥🔥🔥🔥



SATYA ✓ Where stories live. Discover now