~ 37 ~

3.8K 287 56
                                    






🔥🔥🔥🔥🔥




Semua penghuni kelas menatap aneh Ella yang baru duduk di bangkunya. Ella sedikit risih dengan situasi seperti ini.

"Hen, ada apa?" tanya Ella berbisik.

"Hm?" Henry menyahuti.

"Kenapa mereka menatapku seperti itu?" tanyanya.

"Hm, waktu itu saat Luna datang untuk yang terakhir kalinya. Dia memberitahukan bahwa kamu hamil. Dan kamu mengalami keguguran."

Mata Ella membola, ternyata Luna memberitahu ke yang lain. Padahal Michael sudah berusaha menutup mulut para polisi dan petugas medis. Hingga publik tidak tahu hal itu.

"La, itu nggak benar kan?"

Ella menatap Henry dalam, terlihat cowok itu masih tak percaya. Namun, Ella menunduk.
"Itu benar."

"Pasti Satya yang memaksamu kan? Memang sejak awal dia yang selalu berbuat sesukanya padamu."

"Tidak Hen, itu bukan hanya salahnya. Kamu tidak boleh menyalahkannya secara sepihak."

"Sudahlah, lagian apa urusannya denganku ya kan?" kekeh Henry lalu kembali duduk menghadap kedepan.

Ella menghela nafas dalam.



🔥🔥🔥🔥🔥


"Aku mau sendiri," ucap Ella dengan tatapan masih tertuju pada buku novel yang ia baca.

"Hm? Ada apa? Kenapa?" tanya Satya heran.

"Bukan apa-apa, kamu pergilah."

Satya menatap wanitanya itu bingung, lalu kemudian memilih pergi.

Setelah Satya pergi, Ella menghela nafas berat. Ia benar-benar serba salah.

Ella mengeluarkan handphonenya, membuka galeri foto untuk melihat jepretan sebuah kertas yang menunjukkan gambar janin.

"Maafkan mama sayang, mama tak bisa menjagamu. Memang lebih baik kamu pergi ke surga, karena jika kamu lahir. Mama tak bisa membayangkan bagaimana orang-orang akan bergunjing tentangmu."

Ella kembali menyimpan handphonenya, meletakkan kepalanya di atas meja. Memejamkan matanya hingga menyebabkan cairan bening keluar dari sudut matanya.

"Apa waktu bisa diulang kembali?" Benaknya pedih.



🔥🔥🔥🔥🔥


Minggu pagi

Satya dibuat tak tenang oleh sikap Ella yang berubah. Wanita itu banyak murung, berbicara hanya seadanya. Dan tersenyum tipis saja. Satya merindukan senyuman indah istrinya itu. Benar-benar merindukannya.

"Sayang, ayo temani aku ke suatu tempat."

Ella menoleh dengan ekspresi wajah datar.

Ia menggeleng, "Kamu minta Duta yang nemenin aja ya."

"Kan aku maunya bareng kamu sayang." Satya memeluk tubuh Ella dari belakang. Melingkarkan tangannya pada perut wanita itu.

Namun...

Tangan Ella datang melepaskan untaian tangan Satya pada perutnya. "Baiklah," Ella bangkit dari sana dan berjalan pelan masuki walk ini closet. Melihat itu hati Satya dibuat pedih.

"Apa yang harus kulakukan untuk mengembalikan senyumannya," benak Satya.


🔥🔥🔥🔥🔥

SATYA ✓ Where stories live. Discover now