~ 21 ~

8.7K 428 29
                                    


Banyakin komen ❗





Tim garcep berkumpul!
😆






🔥🔥🔥🔥🔥




Ella hanya diam, ia enggan berbicara bahkan merespon Satya. Bagaimana tidak, cowok itu bolos satu hari ini. Padahal tadi pagi udah janji nggak bakal bolos pelajaran.

Mobil terparkir di halaman rumah. Ella hendak turun, namun pintu mobil dikunci oleh Satya. Lantas ia menatap cowok itu malas.

"Bukain."

Satya menatap intens Ella yang duduk disebelahnya. "Jelaskan," pintanya.

Kening Ella mengerut heran, "Jelasin apa sih? harusnya aku yang minta penjelasan dari kamu. Aku nungguin di rooftop selama jam istirahat, kamu kemana aja, hah?"

Satya membuka pintu dan berlalu pergi. Pikirannya terlalu suntuk untuk mencari cara menyelesaikan permasalah mereka.

"Lihatlah, bahkan dia meninggalkanku disini. Menyebalkan!" dumel Ella kesal.

.
.
.

Saat Ella memasuki kamar, ia tak menemukan keberadaan Satya disana. Tak ambil pusing, Ella menaruh tas miliknya diatas sofa lalu mendudukkan diri mencari kenyamanan pada sofa empuk itu.

Telinga Ella menangkap suara pintu yang dibuka, ia langsung dapat menyimpulkan jika itu adalah Satya.

"Jika dia meminta maaf, dan mengaku salah. Aku takkan dengan mudah memaafkannya." Teguh Ella dalam hati.

Tak disangka, pria itu malah berjalan lurus melewatinya. Memasuki walk in closet sepertinya untuk ganti baju.

"Oke, baiklah. Aku takkan mudah terbujuk kali ini." Ucap Ella dalam hati lalu membetulkan posisinya menjadi telentang diatas sofa.

Tak lama, Satya keluar dari walk in closet dengan pakaian rapi. "Dia mau kemana?" benak Ella bertanya-tanya. Tapi ia buru-buru memasang wajah bodoamat.

Brak...

Pintu barusan dibanting oleh Satya. Hei! Disini sebenarnya yang marah siapa sih? Perasaan tadi Ella yang marah duluan! Kok sekarang malah dia yang nyolot?!

"Dia yang salah dan dia yang marah. Benar-benar," tukas Ella.

Baru nikah loh kemarin, masa udah berantem aja nih si Satya sama Ella!🤪


.
.
.

Ella turun kebawah dengan mengenakan pakaian santai. Terlihat Bi Tuti datang menyeret koper besar dan diikuti Pak Ahmad dibelakangnya dengan koper besar pula.

"Ini kiriman dari rumah non. Sepertinya baju-baju non," jelas Bi Tuti.

Ella terdiam menatap koper itu. "Mama benar-benar seperti mengusirku?" kekehnya dalam hati.

"Hm, Bi, Pak, langsung dibawa ke kamar aja ya. Terimakasih."

"Iya non," balas keduanya lalu menyeret koper itu menaiki tangga.

SATYA ✓ Where stories live. Discover now