~ 34 ~

3.8K 271 44
                                    

UP LAGI !!!







🔥🔥🔥🔥🔥



"Aku tungguin aja ya."

Ella menggeleng, "Nggak usah, kamu pulang aja Na. Udah sore loh, nanti kamu kena marah lagi."

"Nggak, gue udah biasa." Kekeuh Luna.

"Ishh, udah Na. Pulang duluan aja, Satya udah jalan kesini kok. Bentar lagi juga pasti dateng."

"Hmm, iya-iya. Yaudah aku pamit."

Ella mengangguk.

"Beneran?" tanya Luna lagi.

"Udah sana-sana," usir Ella.

Ella kembali duduk di kursi yang ada dipinggir trotoar depan mall. Sesekali melirik handphonenya, mana tau Satya mengirimkan pesan.

Brubukk...

"Auuu... " ringis Ella.

"M-maaf dek, maaf. Saya benar-benar nggak sengaja." Pria itu langsung berdiri dan memindahkan sepedanya yang menimpa Ella.

"Ssshhh..." desis Ella saat kulitnya menerima goresan yang langsung mengeluarkan darah segar.

"Astaga, berdarah." Panik pria itu. Pria itu terlihat memanggil taksi dan membantu memapah Ella untuk naik.

"Maaf, saya benar-benar menyesal." Ucap pria itu.

Ella fokus pada kakinya yang masih mengeluarkan darah itu, sesekali meringis merasakan sakit pada lukanya.

"Ini mau ke rumah sakit mana?" tanya Ella sadar dengan keadaan. Ia ingin menghubungi Satya, ia takut Satya mencari-cari nya.

Pria yang duduk disebelah Ella itu merebut handphone Ella. Lantas Ella mengernyit heran.

Pria itu tersenyum miring menatapnya, membuat Ella merinding. Ella menghadap depan. "Pak, berhenti. Saya mau turun."

Namun tak ada jawaban dari supir, taksi terus melaju.

"Pak," panggil Ella.

"Hm? Ada apa sayang?" balas si supir sedikit menoleh.

Ella langsung mematung, masih mencoba mencerna keadaan saat ini. Apa dia diculik? Jika benar, apa yang harus Ella lakukan sekarang?

"Jangan takut, kami takkan berbuat apa-apa padamu." Ucap si pria yang duduk disebelah Ella.

Oh, jadi ini sudah direncanakan?
Pria pesepeda ini sengaja menabrak Ella? Dan taksi ini, sudah menunggu sejak tadi?
Ella mengerti sekarang.

Jalanan yang mereka lalui mulai lengah. Kiri kanan yang ada hanya pohon. Hanya ada satu dua rumah di daerah ini.

"Ini dimana?" benak Ella takut. Keringatnya sudah bercucuran. Terutama saat tahu, pria disebelahnya memegang sebuah pisau saat ini. Dikarenakan tadi Ella sempat meronta dan berteriak meminta tolong.

.
.
.

Mobil berhenti, Ella ditarik paksa turun dari mobil. Meronta, tentu Ella lakukan. Tapi kekuatannya tak sekuat pria pesepeda tadi.

SATYA ✓ Where stories live. Discover now