04. Menemani Menunggu

473 144 21
                                    

[ S • A • L • A • H ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[ S • A • L • A • H ]

04. Menemani Menunggu

.
.
.

Anara gak tahu kalau misalnya laki-laki modelan Karsa akan mendatangi rumahnya. Gak waktu penampilannya jauh dari kata normal —maksudnya, pakai daster yang bahkan dibagian lengannya udah robek plus rambut yang diikat asal. Anara persis sama babu, kalau kata Mas Caka.

"Oh, hai?"

Gak perlu mikir dua kali untuk Anara langsung menutup pintu yang membuat ia pantas di cap sebagai tuan rumah tidak sopan. Bunda yang tadinya asik melihat gosip di salah satu siaran televisi aja sampai menoleh ke arahnya. "Kenapa Dek?"

"Duh, ada temen Adek nih Bun."

"Natya?"

Anara menggeleng.

"Prisa?"

Lagi-lagi Anara menggeleng dan mengasihani dirinya sendiri karna ternyata temannya emang cuma dua makhluk laknat itu aja. "Bukan, Bun."

"Terus?"

"Co-cowok." Anara agak gugup mengatakannya karna emang ini pertama kalinya ada laki-laki yang datang ke rumahnya. Lagian Abangnya juga masih ada di rumah belum pergi, padahal biasanya udah menghilang untuk ngapel ke rumah pacarnya. Anara malas aja kalau misalnya Mas Caka sampai tan—

"—cowok, Dek? Mana?" Tuh, bener kan. Mas Caka langsung mendadak turun ke bawah dan kelihatan lebih excited dibanding Anara yang udah menatapnya dengan kesal, "Mas ngapain sih? Contoh tuh, Mba Lista dia gak bakalan mau tahu urusan Adek sam—"

Caka terbahak sehingga menghentikan omongan Anara, keduanya udah menoleh ke arah Lista yang biasanya tak perduli tapi kini mendadak ikutan turun dari posisi nyamannya, alias pojokan lantai dua. "Ngapain Lis?" Caka pura-pura nanya.

"Adek bawa cowok."

Ya ampun, ternyata bibit kepo emang terlalu deras mengalir dalam DNA keluarga Anara.

"Lho, tamunya mana Dek?" Caka mencari di ruang tamu tapi tak menemukan siapapun disana, "Depan pintu Mas."

"Kamu gak suruh masuk?" Caka menggeleng kemudian menatap penampilan Anara secara keseluruhan, "Pantes sih. Kamu pasti ngerasa gak cocok nerima tamu sebagai tuan rumah ya?"

SALAH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang