00. Epilog

788 133 86
                                    

[ S • A • L • A • H ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ S • A • L • A • H ]

00. Epilog

.
.
.

Anara menuju belakang Sekolahnya, lagi-lagi dia terlambat di lokasi perjanjian. Kejadian ini mirip dengan beberapa waktu lalu. Bedanya, alasan Anara terlambat bukan karna Pak Bayu menyuruhnya seperti dulu. Melainkan Anara mesti berbaris dan mengantri untuk minta foto bareng dengan guru itu.

Siapa sangka, kalau hari ini adalah hari terakhir Anara menjadi murid SMA. Terlalu banyak cerita serta kenangan yang dia dapatkan selama disini, mulai dari sahabat sebaik dan se-rese Natya juga Prisa. Teman-teman sekelasnya bahkan beberapa orang menyebalkan lainnya.

Termasuk orang yang memintanya untuk ke lokasi ini.

Sosok laki-laki yang membelakanginya itu lantas berbalik. Anara tak bisa untuk tak tersenyum lebar. Kata Natya setelah kejadian waktu itu, dia berubah. Menjadi lebih tertutup dan belagu.

Kata Bheru melalui Prisa —mereka masih bertahan sampai saat ini— dia lebih cepat marah dan tambah menyebalkan. Tapi, kelihatannya di mata Anara yang berubah hanya tinggi dan aura remajanya yang mulai menghilang.

"Lama ya—"

"Aku suka kamu."

Anara mengedipkan matanya beberapa saat sebelum terbahak, "Tunggu dulu! Gak salah orang kan?"

Laki-laki itu menggeleng.

"Yakin? Gak niat coba-coba juga?"

Laki-laki itu kembali menggeleng, "Aku udah kasih kamu setahun lebih buat ngejauh Anara. Tapi, cuma kamu yang berhasil menjauh. Mata, hati, sama pikiranku tetap stuck nyari kamu."

"Terus itu salahku?" Anara mendengus geli.

"Selalu. Selalu kamu yang salah untuk semuanya. Salah nyatain perasaan, salah bikin nyaman, salah ngambil keputusan, salah menikmati kesendirian. Dan lagi-lagi aku selalu terima kesalahan kamu dan nunggu kapan kamu jatuh kebagian salah yang udah ku siapin."

Anara tertawa lalu mendekat, langkahnya berhenti tepat di ujung sepatu milik laki-laki yang kini semakin tinggi daripada yang dia ingat dulu.

"Kamu makin tinggi."

"Ya, rasa sayangku juga makin besar sama kamu."

"Kamu makin jago ngalus."

"Dan kamu, makin jago buat aku kesal."

Anara kembali tertawa, "Oke, jad—"

"Anara!"

Teriak Natya yang berjalan bersama Algis, keduan tersenyum membuat Anara berniat mendekat. Tapi, langsung ditahan Karsa.

"Jawab dulu."

"Lho, Karsa? Lo ngapain?" Tanya Algis bingung, apalagi semenjak kejadian dulu. Anara tak pernah berinteraksi lagi dengan Karsa. Seakan-akan mereka tak pernah saling kenal sebelumnya.

"Nembak ulang," Karsa menjawab santai, "Cewek gue."

"Hah?"

Itu Algis yang kedengaran kaget sementara Natya cuma mendengus, "Sok cakep banget si Karsa!"

Karsa mengabaikan gerutuan Natya dan memilih menatap Anara, "Gimana?"

"Gak bakal salah nempatin posisi lagi?"

Karsa menggeleng, "Kesalahanku cuma ngebiarin kamu pergi dan aku bakalan berusaha untuk gak akan ulangi itu lagi."

"Janji?"

Karsa menggeleng, "Nggak. Soalnya ada kemungkinan bakalan salah lagi, tapi aku bakalan terus usaha. Usaha supaya kamu bakal tetap milih stay walau nantinya aku salah."

"Dih, pd amat!"

"Terima aja dan lihat buktinya."

Anara menatap Karsa dengan tatapan menyelidik, "Sekarang kamu jadi lebih licik ya Sa?"

"Dan manis sih."

"Dih, apa sih! Karsa!" Anara membiarkan Karsa menggenggam jemarinya, kehangatan yang dulu sempat Anara rasakan perlahan kembali.

Kembali bersama yang tepat.


.
.
.



A/N. Beneran habis ya guys, jangan sok sedih dan tersakiti lagi. Terima kasih atas waktu, komen dan vote nya 💕💕

SALAH (Complete)Where stories live. Discover now