01. Dheandita Raharjeng

842 169 54
                                    

[ S • A • L • A • H ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ S • A • L • A • H ]

01. Dheandita Raharjeng

.
.
.

"Udah gak apa-apa Ra. Sebenarnya gak ada yang abadi di dunia ini, termasuk kisah cinta salah sasaran lo sih."

Kalau Natya kira, Anara bakalan jadi lebih baik mendengar ucapannya maka itu salah besar. Gak pernah ada yang baik kalau misalnya Natya yang berbicara. Gimana bisa kelihatan lebih baik kalau Natya aja ngomongnya sambil cengar-cengir gak jelas? Kelihatan banget sebenarnya udah mau tertawa.

"Kalau mau ketawa mah ketawa aja Nat, tuh kaya Prisa." Anara melirik Prisa, sahabatnya yang lain. Sejak awal dia bercerita soal kejadian kemarin sore, Prisa udah tertawa tak berhenti. Emang sih, kalau dipikir-pikir itu lucu juga. Ya tapi, dipikir doang. Kalau kejadian langsung mah nggak lucu!

"Tapi, si Karsa gak jelek kok."

"Ya, tahu."

"Ganteng malah."

Anara manyun, walau masih kesal tapi dia juga gak bisa berbohong soal paras menawan milik teman sekelas/pacarnya itu. "Ya emang sih."

"Gue jadi kasihan sama Karsa, dia sebenarnya gak enak kalau nolak lo apa gimana ya, Ra?" Anara mendelik, tuh kan kalau dasarnya rese ya rese aja.

"Ih, lebih masuk akal kalau misalnya dia udah nyimpan perasaan sama gue sejak lama makanya pas ada kesempatan gini langsung dia manfaatkan." Anara mengibaskan rambutnya dengan wajah songong, "Emang ya, kalau orang cantik tuh selalu aja bikin siapapun jatuh cinta."

"Sa, waktu pembagian tingkat percaya diri si Anara ngeborong apa gimana?" Prisa tersenyum geli, "Anara mah bukan ngeborong, dia emang sengaja mesen lima kali lipat."

"Pantesan aja."

Anara mengabaikan dua sahabatnya karna pemandangan dari sekumpulan siswa yang masuk ke kelasnya lebih menarik. Diantara beberapa orang itu ada sosok yang sudah setahun ini menjadi alasan kenapa Anara rajin datang sekolah.

Senyum Anara langsung muncul tatkala melihat sosok itu tersenyum, ah manis sekali. Anara jadi curiga kalau waktu dia lahir pasti dunia sedang damai-damainya. Tapi, senyumnya perlahan hilang karna laki-laki yang ada disebelahnya.

Karsa.

Dan dia, kelihatan menatap Anara dengan senyum tipisnya.

Oh, Tuhan.

°°°

Pelajaran berlangsung terlalu cepat —bagi Anara, mungkin akibat dari senyum Karsa dan tatapan matanya yang menyiratkan pandangan tahu segalanya. Anara lupa, kalau dia belum meminta Karsa untuk menutup mulutnya. Soal apa? Tentu saja, soal siapa yang harusnya ditembak Anara kemarin sore. Bagaimana ini?

SALAH (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang