08. Penyelesaian

435 136 43
                                    

[ S • A • L • A • H ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ S • A • L • A • H ]

08. Penyelesaian

.
.
.

"Kenapa gue makan bubur?"

Anara dan lainnya menoleh ke arah Karsa, laki-laki itu kelihatan kesal ketika menemukan semangkuk bubur. Sementara Anara dan yang lainnya memilih untuk memesan makanan dari salah satu restoran cepat saji.

"Kan lo sakit."

Itu Algis, kelihatannya gak perduli walau sudah tahu fakta asli soal kesehatan Karsa. "Udah lo makan ajalah. Mau sakit atau nggak, tetep aja alasan Anara mau datang kesini kan karna lo sakit. Akting dikitlah jadi orang sakit."

Anara yang merasa namanya disebut langsung menoleh ke arah Karsa yang ternyata juga lagi memandanginya. Laki-laki itu berdecak sebelum menarik mangkuk itu supaya lebih mudah untuk dimakan.

"Nurut dia, Ru!"

Bheru mengangguk sambil tersenyum, "Anara doang yang berhasil bikin Karsa nurut. Kalau nanti si Karsa susah diatur berarti tinggal ngabarin Anara doang ya?"

Anara langsung mengalihkan tatapannya ketika Bheru tersenyum, bukan karna perasaan mual yang dulu selalu muncul tiap mata mereka tak sengaja bertemu. Tapi, karna emang malas menanggapi candaan dari Bheru.

"Gue gak nurut."

Karsa melirik Anara, "Gue laper."

Uhuk!

Natya langsung terbatuk membuat Prisa yang berada di sebelahnya menarik gelas miliknya. Kebiasaan mereka, jika ada salah satu yang tersedak maka jangan biarkan mengambil minuman milik kita.

Anara tertawa sementara Natya yang berhasil menarik minuman Algis langsung mrelotot, "Sumpah ya, Pris! Kalau gue kenapa-napa lo bakalan gue kejar."

"Yang ngajarin kan lo."

"Dih, jadi lo dendam?"

"Iya." Prisa masih mengingat kejadian dia bernasib serupa, bedanya Anara tidak ikutan kali ini.

"Lo tuh—"

Algis menggeleng melihat perdebatan antara Prisa dan Natya, "Selama ini gue kira si Prisa tuh kalem. Nggak tahunya persis Natya."

"Makasih sayang tapi pendapat lo gak perlu tuh." Ntah mulai sejak kapan tapi Natya kelihatan wajar ketika menyebut Algis dengan panggilan 'sayang' sementara laki-laki itu langsung kelihatan merinding membuat Natya terbahak.

"Lo lucu ternyata Pris."

Itu Bheru, laki-laki itu mengangkat tangannya kelihatan akan mengelus puncak kepala Prisa tapi gadis itu langsung menghindar secara cepat. Prisa bahkan bereaksi cukup heboh dengan menggeser tubuhnya mendekati Anara.

SALAH (Complete)Where stories live. Discover now