Chapter 18 |Pembalasan Terakhir|

113 6 0
                                    

⚠Ada beberapa adegan kekerasan dan kata kasar, jangan ditiru!!

Happy Reading!!

¤¤¤

"Kalo gue ga mau, ga mungkin gue tanya," decak Aurel.

"Hehe iya juga ya. Ya udah sekarang kita teman."

Aurel tersenyum tulus. Dari awal melihat Harifa, ia ingin berteman dengan nya tapi Aurel sedikit melakukan prank. Canda prank.

"Fa, kita harus basmi hama kaya si Khalisa-Khalisa itu. Ga terima teman gue disakitin," Harifa terharu. "Lo bener, benci banget gue lihat hama kek dia," timpal Harifa menggebu-gebu.

Mobil Aurel sampai di depan gerbang rumah nya. "Makasih ya, gue jadi ngerepotin lo nih."

"Santai aja kali. Udah masuk sonoh."

Harifa mengangguk lalu turun, "Gue balik ya, bye."

Harifa mengernyitkan dahi nya bingung, kenapa mobil Zion masih di depan rumah nya. Harifa segera masuk dan disuguhkan dengan pandangan yang membuat amarah nya mendidih.

Di ruang tamu, Zion dan Khalisa sedang berpelukan tanpa menyadari kehadiran nya. Harifa mengepalkan tangan nya.

Dengan kasar Harifa menarik Khalisa, membuat kedua nya terkejut.

"Berani banget lo godain cowo orang, ga punya malu?," Harifa menatap Khalisa tajam.

Khalisa ketakutan yang dibuat-buat, Harifa berdecih sinis.

"Jawab gue, sialan," Harifa kepalang emosi hingga menjambak rambut Khalisa kuat. "Bisu lo, ban*sat."

Harifa tidak bisa mengontrol emosi nya hingga mengeluarkan kata kasar yang membuat Zion terkejut.

"Harifa lepasin Khalisa," titah Zion tegas.

"Diam Yon, ini urusan aku sama cewe gatel yang ga tau diri kaya dia," Harifa tidak menuruti ucapan Zion. Dia semakin memperkuat jambakan nya.

"Berhenti gue bilang, sialan," Zion mendorong kasar Harifa hingga jambakan nya terlepas dan ia mundur sedikit.

Harifa menatap datar kedua nya. Khalisa dengan air mata palsunya dan Zion dengan kebodohan nya.

Tanpa sekata lagi Harifa menaiki tangga lalu membanting pintu kamar nya kuat.

¤¤¤

Pagi ini Harifa memakai hodiee  untuk menutupi luka lebam di sekujur tubuh nya. Dannerd pelaku nya.

Tentu saja Khalisa mengadu dan Harifa berakhir dengan luka-luka.

Harifa tidak meminta Zion menjemput nya karena ia masih kecewa dengan Zion. Dia tidak menyesali perbuatan nya yang menjambak Khalisa justru ia ingin menambah dengan sedikit tamparan. Tapi tidak sekarang.

Harifa berangkat lebih pagi dari biasanya. Sesampai nya di kelas ia membenamkan kepala dilipatan tangan nya.

Penyakit nya seperti nya kambuh. Harifa meringis menahan sakit yang semakin bertambah.

AVOIDWhere stories live. Discover now