Chapter 1|Harifa Okalia Dugols|

407 12 4
                                    


Seorang gadis cantik masih tidur terlelap diranjangnya, sudah pukul 06.45 tapi dia masih nyaman dalam tidurnya.

Sudah menjadi hal biasa jika Harifa bangun terlambat, ya gadis yang saat ini masih tidur itu namanya Harifa.
Memangnya siapa yang akan membangunkannya? tidak ada.

Harifa terlahir dikeluarga serba ada, apapun yang dia minta pasti akan dikabulkan tapi tidak untuk sekarang semenjak Khalisa hadir ditengah-tengah mereka.

"Hoammm."

Akhirnya tuan putri bangun, dia mengucek matanya yang masih menahan kantuk, meregangkan ototnya lalu berjalan malas ke kamar mandi.

Harifa menghabiskan waktu membersihkan dirinya selama 10 menit. Untuk ukuran perempuan memang itu cukup cepat karena dia tahu dia sudah terlambat.

Setelah cukup rapi, dia turun kebawah. Sepi. Itulah kondisi rumahnya sekarang, semua orang pasti sudah pergi meninggalkannya sendiri tanpa mau membangunkannya.

"Selalu seperti ini" gumamnya.

kemudian dia berjalan pergi menuju garasi dan menjalankan mobilnya untuk berangkat kesekolah tanpa sarapan.

Pukul 07.20 Harifa baru sampai disekolah, ia berjalan disepanjang koridor dengan santai tinggal dua langkah lagi ia sampai ke kelasnya tapi ada saja pengganggu.

"Harifa kamu lari lapangan 10 kali cepat."

Sial!.

"Eh ada Pak Somat. Bapak tau nggak sih kalo bapak itu ganteng?" ucapnya mencoba merayu.

"Ya tau lh dari zaman SMA bapak yang paling ganteng, gimana sih kamu" balasnya dengan percaya diri.

"Nah itu tuh pak, kalo bapak ngasih hukuman sama saya otomatis kadar kegantengan bapak berkurang."

"Kenapa gitu?" tanyanya dengan raut bingung.

"Gini yah pak, orang ganteng itu harus baik dan bapak termasuk orang ganteng dan bapak otomatis harus jadi orang baik dong kalo bapak ngasih hukuman sama saya namanya bapak bukan orang baik" ucap Harifa asal.

"Oh gitu ya. Ya sudah kamu masuk kelas tapi ingat jangan terlambat lagi."

"Siap Pak."

Dengan semangat 45 Harifa masuk ke kelasnya dan langsung duduk dibangkunya disamping Annie.

"Terlambat lagi loh? tanya Annie.

"Bukan tapi kesiangan" dengan santainya Harifa mengatakan itu.

"Sama aja dugong."

"Hehe lo udah tau gue telat pake nanya lagi."

"Biasa aja dong mbaknya."

Belum sempat Harifa membalas ucapan Annie guru mereka datang hingga kelas menjadi hening dan pembelajaran pun berlangsung.

Kringg kringg

Bel istirahat berbunyi sekarang para siswa Taruna Bangsa beramai ramai menuju kantin diantaranya ada Harifa dan Annie.

"Lo mau pesan apa? biar gue pesenin" tawar Annie.

"Samain aja sama lo."

Selang beberapa menit Annie kembali membawa dua mangkok bakso.

Suasana kantin yang tadi hening kini menjadi berisik ketika Zion, dkk datang.

"Omg jodoh gue" kata Harifa sambil memandang terus kearah meja Zion yang ada dipojok.

"Halu lo" sambar Annie.

"sewot aja sih lo. Lo nggak seneng kalo sahabat lo ini bahagia?."

"Bukannya gue nggak seneng tapi Zion nya aja nggak suka sama elo ngapain lo suka sama dia yang ada lo bakalan sakit hati."

Harifa terdiam, Annie benar seharusnya ia tak harus memiliki perasaan ini tapi sudah terlanjur dia harus mencoba mendapatkan hati pria dingin ini.

"Gue gak peduli gue bakalan buat dia suka juga sama gue."

"Terserah" pasrah Annie, dia tidak bisa berbuat apa apa lagi.

Harifa sekarang sudah kelas 3 dan berarti ia sudah menyukai Zion selama 2 tahun karena mereka seangkatan.
Sebegitu sukanya Harifa pada Zion hingga sampai saat ini perasaan itu masih utuh belum pudar.

Harifa selalu berdoa agar Zion bisa melihat nya,melihat keseriusannya melihat perjuangannya. Huh, sebenarnya ia juga lelah tapi ia tidak mau berhenti ia ingin menghabiskan waktunya yang tinggal sedikit dengan pujaan hatinya dan orang tuanya.

AVOIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang