IM : 17

1.3K 89 1
                                    

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh semuanyaa...

Maaf yaa baru bisa update wkwk..

Beberapa hari ini mood nulis aku ambyar💔.

Hehehe santuy ini udah balik lagi kok!

Itu moodnya bukan si ono😤.

JANGAN LUPA VOTMENNYA KAWANDDDD BAIKKU.

بسم الله الرحمن الرحيم

Jangan lupa baca Al-Quran❤

Selamat membacaaa!

Esok hari...
Ninda sudah bersiap pergi kuliah dengan tunik berwarna hitam dengan kulot jeans berwarna putih. Ia segera turun menghampiri keluarganya.

Sampai di pertengahan tangga dia tidak sengaja mendengar sepenggal percakapan antara Abang dan Ayahnya.

"Gabisa, Bang. Ini sudah janji Ayah sama beliau."

Bian mendesak sang Ayah agar tidak menjodohkan adiknya, meskipun ia tak bisa mengubah keputusan itu "Tapi aku gak rela kalau Ninda dijodohkan dengan orang yang ga baik. yah."

"InsyaAllah, Dia baik, Nak. Jangan khawatir ya, sekarang kamu fokus saja hubunganmu dengan gadis itu, Siapa namanya?." tanya Ayah

"Zakia yah"

Ninda mematung sesaat mencerna kalimat yang baru saja meluncur dari bibir Abangnya. Hatinya sakit mengetahui Abangnya sudah mempunyai calon, ia belum siap harus berpisah dengan sang Abang, ia belum siap jika harus mempunyai seorang Kakak ipar.

Ia takut abangnya tidak sayang lagi sama dirinya. Dia melangkahkan kakinya setengah berlari. Namun, naas dia tidak sengaja menabrak pajangan rumah dan jatuhlah sudah

Prangg

"Astaghfirullah Ninda" Teriak Bunda

"Maaf Bunda. Ninda ga sengaja"

"Makanya lain kali hati-hati dong. Ada yang sakit ga?" Tanya Bunda khawatir

"Ga, Bun. Bundaa Ninda nanti pulang terlambat yaa. Ninda ada rapat di cafe mawar." Kata Ninda

"Iya sayang. Kamu ga sarapan?" Tanya Bunda

"Aku diet. Aku berangkat sekarang aja." Ucapnya

"Gaada diet-diet an, Makan! "sahut Ayah dari belakang.

" Bb aku naik, aku mau kurus." Elaknya.

" Huff, gausah kurus ayoo makann."bujuk Ayah

"Aku ada janji sama temen, Yah
Please aku udah telat banget nii" Rengek Ninda

Maafin Ninda yah, udah bohong sama Ayah. Batin Ninda

"Naik apa?".

"Gojek"

"Yaudah hati-hati"nasihat Ayah.

"Siap"

Di sepanjang jalan menuju kampus ia berkali-kali menghela napas. Seolah ada beban berat yang harus ia pikul sendirian.

"Aku ga boleh gini, aku bisa!." Gumamnya menyemangati diri sendiri.

"Neng, sudah sampai."ucap ojol.

Terlalu larut dalam lamunannya hingga ia tak sadar sudah sampai di parkiran kampus. Ia merogoh tasnya dan membayar ojol tersebut tidak lupa ia lebihkan sedikit untuk bapak ojol." Terimakasih, Pak."

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang