IM : 93 - Badai Lagi.

203 17 0
                                    
















Haiii haiiiii

Aku datang kembaliii

Siapkan energi kalian buat baca Bab ini yaww🙌🏻

Semoga harimu selalu bahagia, gengs. Heppiii weekenddd💗💗.

Met bacaa Alnind lovers✨

Playlissst ~ Nadin Amizah - Semua Aku Dirayakan.

Playlissst ~ Nadin Amizah - Semua Aku Dirayakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Mendengar kegaduhan di ruang keluarga, Bunda Nina dan Hasna langsung bergegas menemui sang bungsu. Bunda Nina tersenyum tipis menyaksikan pelukan hangat sang putri dan asisten rumah tangganya itu.

"Peluk-pelukan nggak ngajak Bunda, Nin." sindir Nina seraya terkekeh kecil lalu ikut memeluk tubuh sang Bungsu yang kini makin berisi.

Ninda tertawa kecil. "Aish, Bunda. Ninda kangen banget."

Ninda melempar pandangan ke arah Kakak ipar, ia langsung berteriak histeris. "Mbak Hasnaaaa, aaaa, kangen banget, lho."

Bunda Nina menggelengkan kepala melihat tingkah Ninda, ia merasa masih tak percaya sebentar lagi Ninda akan menjadi ibu sementara sikapnya saja terkadang masih kekanak-kanakan.

"Mbak juga kangen, dek. Kamu gimana sama utun? Sehat, kan? Ya Allah, Mbak gemes lihat kamu yang sekarang jadi lebih berisi." Hasna mengusap pipi cabi milik Ninda.

Ninda tersenyum bahagia. "Alhamdulillah sehat, Mbak. Ish, jangan begitu dong, Mbak. Aku jadi insecure nanti, lihat sekarang aku gemuk kek sapi."

"Hei, nggak boleh insecure dong. Kamu lagi hamil, Nak, wajar bila sekarang badannya berisi,  ada satu nyawa yang sedang bergantung sama kamu." Bunda mendelik tak suka.

Ninda menghela napas panjang, ia paham sangat paham dengan kondisi tubuhnya. Namun, sesekali bumil manis dilanda overthinking berlebihan, ketakutan Alif akan mendua dan pergi meninggalkannya menjadikan sebuah momok yang menakutkan. Meskipun hal itu tak mungkin terjadi, Alif selalu bersamanya dan Alif selalu ada untuknya.

"Bener kata Bunda, Dek. Nanti setelah melahirkan kamu bakal balik lagi ke badan sebelum hamil. Sekarang yang terpenting kamu sehat dan janinmu sehat, by the way, ponakan comelku ini sudah berapa minggu?" Hasna sengaja mengalihkan pertanyaan supaya Ninda tak terus-menerus memikirkan perubahan tubuhnya.

Ninda menyodorkan foto usg hasil kontrol hari ini, Bunda dan Hasna saling berebut untuk melihat wajah si janin. Bunda Nina mengulas senyum bahagia melihat perkembangan calon cucu.

"Gemesss dia, Nin. Kamu tahu jenis kelaminnya?" Hasna memberikan komentar. Matanya berbinar melihat foto print di genggaman tangan, ia berharap semoga Allah segera memberi amanah di rahimnya.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang