IM : 63

823 45 1
                                    

Hiii assalamu'alaikum.

Selamat pagi, selamat hari selasa buat kamu selalu bahagia ya. 😍

Mon maap baru bisa posting lagi, semoga masih ada yg nungguin cerita ini. 😘😘😘😘

Oiya sebelum baca, pastikan sudah baca part sebelumnya dan jangan lupa vote juga ya 💕💕💕

Bismillahirrahmanirrahim.


















Part 63

Ninda melangkah pelan, meraba-raba meja di sekitarnya sesekali kakinya menginjak taplak meja yang menjuntai ke bawah.

"Kalau Abang gak muncul aku pulang!" ancamnya kembali.

Jengah, tak ada sahutan Ninda membuka penutup mata, ia terkejut keadaan sekitar gelap gulita. Ninda mengigit bibirnya sendiri. Ia paling benci dengan keadaan gelap.

"gue gak tega tau, Ju." bisik Kayla pelan, hampir tak terdengar. "Lo gila sih! Dia itu paling takut gelap, malah dikasih ide kaya gini."

Juan membekap mulut Kayla pelan, membuat perempuan bermata coklat itu meronta-ronta melepaskan diri.

"Diem dulu munaroh!" ancamnya.

"Ya Allah, Mbok Darsih."lirih Ninda memanggil simbok pelan dengan napas tak beraturan. Ia merasakan sesak di dadanya.

Tiba-tiba tangan seseorang melingkar di perut Ninda, membuat perempuan manis itu berjengit kaget dan menggeplak tangan itu.

"Lepass woi!"jeritnya tak tertahan.

Bertepatan itu lampu pun kembali menyala, Ninda mengerjapkan matanya berulang kali memastikan ini bukan mimpi buruk.

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun Ninda."

"Happy Birthday to you Ninda Khairunnisa."

Belasan orang mengepungnya dan kompak menyanyikan lagu ulang tahun, di hadapannya Kayla dan Devina berdiri dengan membawa sebuah kue ulang tahun dan lilin.

Di samping Kayla terdapat Daniel membawa lilin dan tangan yang melingkar adalah tangan sang suami dan Alif tersenyum lebar.

"SUPRISEEEE!" teriak mereka kompak.

"Selamat ulang tahun, Kak Ninda." Seorang anak panti menerobos masuk ke dalam lingkaran itu sambil membawa hiasan pigura poto Ninda.

Bulir air mata perempuan genap dua puluh tiga tahun tersebut, seketika luruh membasahi pipi cabinya. Ia pun berjongkok dan menangis sejadi-jadinya.

Fahri terkekeh. "Santai, Nin. Gue tau lo terhura dengan suprise kita."

"Betul itu, Nin. Gimana lucu nggak?" sahut Juan tertawa.

Imamku Musuhku [ END ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora