IM : 61

750 46 0
                                    

Haii Haii

DOUBLE UPDATE NICHH. MANA SUARANYAA?

jangan lupaa tap vote dan bintang ya. 😍😍

Bismillahirrahmanirrahim.







Part 61

"Baik, cukup sekian meeting kali ini. Saya tunggu laporan keuangan kantor bulan ini, Sinta, dan untuk laporan yang lain saya harap bulan depan bisa lebih baik lagi dari bulan ini. Selamat sore." kata Alif sambil berdiri dan bersiap meninggalkan ruangan meeting.

Sinta menganggukan kepala lalu tersenyum. "Siap, Pak. Nanti saya akan ke ruangan bapak."

"Cukup kamu kasih Armand saja." balas Alif singkat.

"Baik, Pak." Sinta menunduk sopan.

Alif dan Armand berjalan keluar meninggalkan beberapa direksi yang masih berada di ruangan, mereka berdua berjalan munuju ruangan masing-masing.

"Armand untuk tanda tangan kontrak kerja bisa sebagian kamu kirim ke email saya? Sepertinya saya tak bisa sampai malam, barusan mertua saya whatsapp mengabari istri saya sakit." pinta Alif sebelum masuk ke ruangannya.

"Bisa, Tuan. Tapi, tolong yang ini di tanda tangani sekarang ya, Tuan muda. Soalnya sudah ditunggu perwakilan perusahaannya di bawah  sana." Armand menyerahkan sebuah map bewarna biru pada Alif.

Alif mengurungkan niatnya masuk, sigap menerima dan membaca dengan teliti, sebagai pengganti sang Papa. Dirinya tak mau ada kecurangan sedikitpun dalam bekerja sama dengan sebuah perusahaan. "Bolpoint kamu sini!"

Armand lekas menyerahkan sebuah bolpoint pada Alif. "Ini, Tuan."

Usai membaca dua kali, Alif membubuhkan tanda tangannya di atas materai lalu menyerahkan map kembali kepada Armand.

"Tolong ucapkan permintaan maaf sebab agak sedikit lambat." pesan Alif sambil meletakkan bolpoin di meja.

"Baik, Tuan. Rencana Tuan mau pulang sekarang?" tanya Armand.

Alif melirik sekilas arloji di tangan kirinya, waktu sudah menunjukkan pukul empat sore lebih lima belas menit. Dirinya sebenarnya sangat khawatir dengan keadaan sang istri, ingin rasanya segera pulang saat menerima whatsapp dari Bunda. Namun, bagaimanapun ia harus tetap bersikap profesional di hadapan direksi dan karyawannya, maka Alif mengangguk.

"Iya, kamu nanti kirimkan apa yang saya ucapkan tadi. Kalau begitu saya pamit dulu, assalamu'alaikum." pamit Alif.

"Wa'alaikumussalam."

Alif melangkah masuk dulu ke ruangannya, mengambil tas kerja dan laptop, lalu kembali keluar dan masuk ke lift yang akan membawanya turun, pikirannya berkecamuk tentang keadaan Ninda.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang