11 Dec' 21
Selamat Reuni Wanna One
You make me feel so high
Huft...
Danurdana Tata Surya, dia punya pesona unik. Layaknya orang-orang lovable lainnya seperti Marska Omar Al-Faruq versi cantiknya, Tata itu memikat dengan caranya sendiri. Dari bagaimana karakternya yang asik kadangkala Tata tak menyadari, ada orang-orang yang membalas obrolan dengannya bukan hanya dengan mulut semata, melainkan sudah pula membawa hatinya dalam obrolan dengannya.
Sore itu,
Langitnya cerah, matahari mulai turun ke arah benamnya sebagai penutup tugas harian dan pelengkap sunrise, maka sore itu sunset mulai mengambil alih porsinya. Ia indah, warna orennya pas, tidak berlebihan, tetapi takjub untuknya tetap tumpah ruah.Sebagaimana Tata yang mengagumi matahari sore itu di jam pulang "Gila cantik banget sunsetnya, makasih Tuhan" serunya, lalu kaca spion motor Erza jadi terputar sengaja ia arahkan ke dia.
"Waw syukur Alhamdulillah, makasih Tuhan wajah ini juga cantik banget, enak dilihat" Lanjutnya percaya diri tinggi
Erza jelas bukan orang yang menyetujui ucapan Tata, dia menentang dengan mengacak random poni Danurdara Tata Surya. Action klise yang sering di temui dalam berbagai buku romance, tapi tetap berlaku manis di kehidupan nyata Tata
"Assalamualaikum saha ieuy ?" ledeknya seolah Tata ini kerasukan.
"Kenalin, Raline Shah"
"Sah ? sah ? saksi sah ?" Balas Erza menoleh ke kanan kiri teman-temannya di parkiran lantas jelas saja disahuti semangat terutama Obarus yang memang selalu ada dimana-mana "Sah""Alhamdulillah..pulang sekolah dapat istri"
"Assalamualaikum, saha ieuy" balas Tata, gantian memegangi dahi Erza kuat-kuat, menepuk tepatnya.Erza meringis sambil balas mengacak kembali poni Tata berulang
"Resek banget sih lo.. jelek nih gue kalau poninya diberantakin" omel Tata beriringan dengan tangannya mengayunkan pukulan ke lengan Erza.
"Halah, cantiknya karena poni doang berarti"
"Iri aja sih lo Za sama orang yang dianugerahi wajah cantik"
"PRET"
"Oke karena lo udah iri jadi gue sekarang mau.." Ucap Tata yang dipotong cepat Erza,"Mau nebeng kan"
"Ah ..tau aja sih ma pren" kata Tata yang ketawa "Toss dulu" lanjutnya.Erza diam
Pikirannya dikuasai tanya berupa "Ngapain gue harus toss ?"
"Udah sini tos aja" paksanya, meraih tangan Erza yang juga mau-maunya menuruti Tata.Maka helmnya terpasang, kakinya menaiki pijakan, duduknya di jok belakang, perjalanan dimulai dengan obrolan yang random.Termasuk juga didalamnya tentang obrolan,
"Awas kaki lo jangan banyak tingkah" kata Erza
"Ha apa ?" ucap Tata yang tak dengar karena angin kencang di laju yang tak sedang
"Bakso granat di pertigaan enak"
"Oh iya..nanti mampir""Kalau makanan aja denger si bolot" gumam Erza dalam helmetnya,
"Lo dapat salam Ta" katanya lagi
"Ha apa ?"
"Dapat salam"
"Apa ? tenaga dalam"Erza hela nafas, kaca helmnya ia buka dengan tangan kiri, tangan kanannya masih fokus dengan stang stir motor maticnya "ELOOO DAPAT SALAM"
"Ohh iya iya"
"Apa coba ?"
"Nggak denger"
"Astagaaa" keluh Erza. Memang bencana dari ngobrol diatas motor adalah bersaing dengan bisingnya lalu lintas serta laju angin yang tak mau mengalah. Ngobrol di motor itu tak seindah yang dibayang dan ditampilkan di TV ataupun di imajinasi."Elo dapat salam Tata" akhirnya kalimatnya tersampaikan, di lampu merah jalanan.
"Oh ya ? dari siapa ? bohong nggak sih lo ?ngibulin gue kan lo pasti"
"Engga Tata gue serius. Lo dapet salam, dari dua orang sekaligus"Tata meringis "Repot banget emang punya wajah cantik"
Erza ketawa "Ajigile pedenya"
"Salam dari sapa Za ?"
"Dari Ofar, dia bilang mau minjem elo katanya"
"Ha gimana gimana ? maksudnya gimana tuh ?"
"Nanti malam katanya dia mau ngajak elo main, dia minta izin di gue"
"Dih, ngapain dia minta izin di elo"
"Lord Erza"jawabnya singkat melepas stang stir sekilas untuk tangan kirinya diacungkan ke udara."Pret" cibir Tata, "Terus lo bilang apa ?"
"Ya gue bilang nggak boleh lah"
"Ih kok lo bilang nggak boleh sih. Kenapa nggak boleh ?"
"Nggak boleh dipinjem sehari aja. Gue suruh seminggu. Malah kalau bisa gue suruh daftarin jadi TKW aja. Biar lo nggak resek di gue terus""Hmm.. lup yuuu" balas Tata dibuat-buat. Dia memang sefleksibel dan seramah itu. Yang bahkan kadang keramahan itu bisa disalah artikan.
"Ta mulut lo kalau asal ngomong di gue aja ya. Takutnya kalau ke orang lain bisa salah paham" keluh Erza.
"Lo baper sama gue ?"
"Kagaklah. Lo kan ngucapnya pake mulut doang, hatinya engga ikut"
"Tuh pinter. Oh ya terus-terus kak Ofar bilang apalagi ?"
"Yaudah dia cuma minta izin doang"
"Pantesan kemarin ngechat gue ngajak main" Tata senang, senyumnya mengembang pelan, "Terus satunya lagi salam dari siapa ?""Dari Biru, katanya rundown ditagih nanti jam 7 malem. Hahaha" ledek Erza disertai tawa-tawanya yang betul-betul bikin jengkel
"Aduhhh, kak Biru tuh ya. Sayang banget, aseli loh dia tuh ganteng sebenernya. Cuman bener-bener ngerepotin"
"Naksir lo ke Biru ?"
"Kalau engga galak udah gue taksir Za"
"Dasar ! kalau ke Ofar ?"
"Ya lo bayangin aja. Siapa yang nggak naksir dan nggak ngerasa istimewa tiba-tiba diminta izin ke elo mau ngajak gue main"
"Ta, elo baper ?"
"Belum sih"
"Oh yaudah"
"Gue masih belum bisa baper deh Za"
"Sampai kapan sih Ta jadi orang yang nutup hati terus. Nggak semua cowok itu sama Tata. You deserve better Ta"
"Iya Erza iya...lo udah bilang itu berkali-kali ke gue. Ya tapi gue belum siap Za"
"Gue tahu. Tapi lo nggak harus menutup hati lo Ta. Lo tuh so soan gampang ambyar, padahal lo tuh nggak gampang buka hati ke orang"
"Uuu tayang...tau banget sih...peluk ya ?" tukas Tata berangsung memeluk erat Erza dari jok belakang.
"Ya Tuhan untung gue imannya kuat" desah Erza "Raka juga kayanya kemarin nanyain elo di gue deh Ta"
"Ah masak ?"
"Hn.. Ta elo tuh cantik loh sebenernya"
"Ya emang. Siapa yang bilang gue jelek ? Ha ?"
"Halah...mulut doang lo sok pede. Padahal tiap hari ngeluh insecure. Banding-bandingin diri sama.." Ucapan Erza terhenti, sengaja tak melankut topik "Eh Raka nanya gue lo udah punya pacar belum katanya"
"Ck...mas Raka bukannya lagi pdkt sama Senja nggak sih Za ?"
"Kayanya. Raka mah semuanya digodain sih Ta"
"Kalau kak Biru ?"
"Kalau Biru mah palingan Obarus yang di goda"
"Haha..mau gue yang ngaduin apa elo yang ngadu sendiri"
"Jangan ah.. Biru kalau ngamuk seremnya ngalahin gue"
"Terus, terus..kalau kak Ofar ?"
"Ofar ? dia tuh ..." Erza bergumam kecil "Lama-lama lo kalau kenal akan tahu sendirilah"
"Terus kalau menurut lo, gue baiknya sama siapa dah Za, mas Raka atau kak Ofar?"
"Sama Biru"
"Duh Erza, dia nggak ada di list ya. Tolong"
"Haha... ya makannya gue sebut. Ta, mau sama siapa aja elo. Yang penting elonya bahagia. Gue tuh sayang sama elo"
"Hmm ..gue juga sayang banget sama ma fren Keano Erza Bintang"
"Pret" ledek Erza, "Udah nyampek. Sana turun. Helm gue balikin. Jangan lupa baju olahraga gue besok balikin. Lusa mau gue pakai" omelnya."Haha.. siap pak siap. Pulang dah elo"
"Salam ke ibu"
"Walaikumsalam. Makasih ma fren"
"Yoi. Hati-hati kalau main sama Ofar" pesannya lalu mengepal tangan kanan "Toss !"pintanya, bersambut kepalan tangan Tata, sebagai ganti hi-five ala Tata dan Erza.

YOU ARE READING
The Galaxy - Hwang Minhyun |END✓
Teen FictionKita bagian dari Galaxy, serupa Langit, Bumi, Mars, Angkasa atau siapa saja, termasuk tukang tulisnya juga bagian dari Galaxy yang jago main rahasia-rahasian. Apalagi tentang merahasiakan jodoh, baik jodoh sendiri maupun jodoh orang yang lebih menar...