Benar,
Habis gelap terbitlah terang itu semboyan R.A. Kartini, kalau semboyan milik Danurdara Tata Surya ya mirip sih tetapi lebih nelongso saja --habis gelap ya gelap terus, semboyannya.Judul babnya mengecoh, Tata tak benar-benar mudah move on. Oh atau lebih sinkronnya, dengan Ofar itu cuma sekedar mampir. Yang benar-benar sulit berpindah adalah dari Hanggar Antariksa. Walau sekedar mampir tapi Ofar punya kesan yang bagus, dia sempat mengalihkan senyum dan pikiran Tata yang sudah bulat tekadnya jadi warga negara Indonesia yang lajang dan banyak tingkah. Ofar sempat sanggup membuka hati yang katanya kuncinya ingin ia makamkan bersama segala rasa patah hati yang pernah dialaminya.
"Ta, mau duet nggak nanti di pensi penutupan classmeeting" tawar Ofar dengan tanpa tahu diri. Dia mana sadar kalau Tata mati-matian mencoba tetap nyaman di dekatnya.
"Eung..." gumamnya bingung, menatap Biru memberi sinyal supaya diselamatkan dari marabahaya berwujud ganteng bernamakan Marska Omar Al-FaruqSinyalnya tak sampai, Biru mana perduli dia hanya balas menatap dengan dingin dan garis wajah kalem rupawan itu.
"Ta..? gimana ? mau kan ?" ulang Ofar, bahkan dia memberi usul "Nanti kita nyanyiin lagunya Fiersa yang judulnya Waktu yang salah"
Wahai penduduk bumi yang maha tidak peka bernamakan Ofar, ketahuilah, perempuan itu canggung untuk menolak tapi lebih canggung lagi untuk menerima dengan hati yang memberat. Lalu pada mahluk lain bernamakan Gaduh Biru Langit, tolong tambahkan sedikit rasa empaty ke dia. Supaya paham kalau Tata sedang butuh bantuan jangan ditinggal tak acuh.
"Sama gue aja Ta duetnya" cela Raka tak mau kalah
Bersyukurlah Tata dibuatnya.
"Ada Senja tuh" balas Ofar
"Nggak apa-apa kan yang ?"
"Ck..kalau bisa sama aku kenapa harus sama Tata" rajuk SenjaSelanjutnya teriakan cie cie dan golongannya bergemuruh memenuhi ruang OSIS
"Jadi pengen punya pacar" keluh Obarus
"Astagfirullah kawan...pacaran itu nggak boleh" balas Kajo dibelakangnya.Ledekan ke Obarus berterus sampai jadi penutup rapat evaluasi season 1 di pertengahan classmeeting yang cuma tersisa 3 hari lagi sebelum acara puncak pentas seni.
Harusnya sih berbahagia, sebagaimana bahagianya teman-teman OSIS yang usil ke Obarus, lain dengan Tata yang justru canggung ke Ofar disebelahnya, tapi dibanding rasa canggung yang tidak seberapa itu dia jadi merajuk ke Biru. Gaduh Biru Langit maha dari seluruh ketidakpekaan yang akan Tata protes keras dari pantry ruang OSIS.
"Kak Bi..." panggilnya, tapi jadi memelan hampir hilang suara panggilan itu, tergantikan oleh keterkejutan soal Biru dan Cinta yang sepertinya sih sedang serius berdebat kecil
Benar kata Fiersa Besari, waktunya yang salah. Tata datang di waktu yang tidak tepat untung saja mereka tak dengar panggilan Tata, entah karen terlalu sibuk berdebat atau karena gaduhnya ledekan anak-anak OSIS ke Obarus di ruang rapat OSIS, Tata tidak tahu. Yang paling ia tahu adalah, sekarang Biru memeluk Cinta diakhir pertikaian itu.
Good attitude,
Harusnya Biru dipuji begitu oleh Tata dalam hatinya, tetapi hati itu kukuh tak setuju, menentang keras apa yang barusan dilihatnya,
"Kok.." gumamnya pelan, memegangi dadanya.
Serius, dia tidak sedang jantungan, tidak asma maupun kolesterol tinggi. Tapi perasaannya campur aduk, dengan adukan yang lebih nyeri dibanding melihat Ofar dengan perempuan lain.
"Ah nggak sih, ini mah kesel aja karena tadi nggak dibantuin kak Biru" dalihnya, mengulas senyum sepikat berbalik cepat, meneguk air mineral dari hasil merebut milik Erza.

YOU ARE READING
The Galaxy - Hwang Minhyun |END✓
Teen FictionKita bagian dari Galaxy, serupa Langit, Bumi, Mars, Angkasa atau siapa saja, termasuk tukang tulisnya juga bagian dari Galaxy yang jago main rahasia-rahasian. Apalagi tentang merahasiakan jodoh, baik jodoh sendiri maupun jodoh orang yang lebih menar...