14. Surat Gemi

165 54 12
                                    






- - - - - [ H A L A M A N P E R T A M A ] - - - - -



Untuk Gama Satya Adinata,

Kamu pernah bertanya, di suatu sore di atas atap.
"Kamu mau jadi apa di masa depan?"

Jujur,
Aku tak pernah punya bayangan untuk masa depanku.
Tidak pernah bermimpi dengan macam-macam profesi.
Juga tak pernah terlintas sedikitpun tentang cita-cita.
Yang aku tau, aku tumbuh besar, menjalani hari sebaik mungkin. Itu cukup.

Aku takut pergi terlalu jauh dari rumah, dari Bunda, dari Ayah dan dari Mira.
Aku takut terlalu tinggi bermimpi dan tak bisa kembali.
Aku takut mimpi dan inginku menjadi beban atau hal menyedihkan untuk keluargaku.

Tapi sejak ada kamu,
Rasanya aku menjadi sedikit berani.

Kamu bilang ingin memotret alam yang lebih luas,
Pergi ke tempat-tempat menakjubkan di negeri ini,
Kamu ingin merekam moment terbaik,
Dan menyimpannya dalam bingkai abadi.

Jadi, ini juga sebagian kecil dari mimpiku.
Yakni merekam setiap moment ketika bersamamu.
Aku memotret setiap langit yang kita nikmati bersama.
Pagi, siang, sore, malam.
Hujan, cerah, berangin, berawan, terik, mendung, berangin, berkabut dan pelangi.
Semua cerita kita, di bawah langit yang sama.
Bagiku, ini moment terbaik yang ku punya selama bersekolah di Bimantara.

Diam-diam, aku belajar tentang fotograpi.
Aku masih belum tahu mau jadi apa di masa depan.
Tapi aku terus memotret hal-hal dengan kisah indah di dalamnya.
Mungkin suatu hari, aku akan menyusul kamu yang sedang duduk ngopi di puncak gunung,
Atau nekat menyambangimu yang tengah mengendap-endap di sarang beruang dalam hutan belantara.
Yang manapun, rasanya menyenangkan.




- - - - - [ H A L A M A N D U A ] - - - - -

Aku yakin kamu bisa mewujudkan mimpi-mimpi kamu.
Kamu manusia yang selalu fokus dengan apa yang kamu cita-citakan.
Kamu juga totalitas dan bersungguh-sungguh.
Mungkin hal itu yang membuatku kagum sekaligus iri padamu.
Kamu bersinar, cerah tapi juga meneduhkan.

Aku merasa kebersamaan kita terlalu singkat.
Bahkan untuk menyampaikan semua rasa bahagiaku pun kurang.
Rasa-rasanya, aku terlalu sering melewatkan ya?
Atau memang kesempatan itu tak pernah ada?
Tapi tak apa. Meskipun hanya selewat,
Meskipun hanya singgah, tapi aku sungguh-sungguh.

Terima kasih sudah pernah ada, Gam.
Terima kasih untuk hari-hari baiknya.

— Geminia Kinandari


— Geminia Kinandari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💔💔💔

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







💔💔💔

Vote dan komennya udah belum, Kakak? ☺️
Makasih udah mengikuti cerita ini.
Lanjut lagi gak?

Tersimpan Di Langit BiruWhere stories live. Discover now