•4• Keinginan Rindou

606 132 15
                                    

_____ W O N D E R W A L L _____

"SIALAN!! KENAPA KAU BISA MASUK KE KAMARKU??!!"

Teriakkan Rindou sudah menggema kencang pada salah satu ruangan di rumah dua lantai miliknya. Masih pagi. Ayam pun belum berkokok. Tapi Rindou sudah mendahului hewan itu. Suaranya bagai alarm penuh pesona. Biang kerok kekesalan Rindou tak bergeming di atas lantai. Beberapa detik yang lalu, seperti dugaannya semalam, pria itu menendangnya hingga menghantam permukaan keras di bawah sana.

Y/n bangun lagaknya orang bodoh. Rambutnya sudah seperti ayam betina bila sedang emosi jika anaknya disentuh. Ia menggaruk pipi sesaat. Lalu menyeka sisa-sisa pulau misterius yang ada di tepi bibirnya.

"Tcih!! Kau mengotori ranjangku!! Dasar tidak tau diri!!" Decak Rindou.

Dia menunjuk seprei miliknya yang masih sedikit basah. Itu adalah genangan pulau hasil buatan y/n yang sudah mulai mengering. Rindou menatap penuh jijik dan langsung beranjak dari sana.

"Cepat! Kau keluar dari sini!! Rasanya aku muak sekali melihat wajahmu!" Rindou Mencebik tak suka. Lengan y/n dia tarik paksa dan diseret keluar dari bangunan ini.

Sampai kapan pun Rindou tidak akan sudi jika perempuan itu tinggal bersamanya. Sudah aneh, abnormal bukan manusia pula.

"Aduh!!" Ringis y/n ketika merasakan bokongnya memangkung lantai teras begitu keras. Tulang-tulangnya berbunyi serta terasa nyeri.

"Kuingatkan padamu sekali lagi! JANGAN PERNAH KEMBALI!!"

Hentakkan pintu yang seakan berteriak diciptakan oleh Rindou. Pintu berukuran besar di depan y/n sudah tertutup rapat-rapat. Seakan berkata 'Kau sudah diusir dari sini.'

"Tcih!! Aku baru bangun tidur kenapa langsung dicaci maki?" Sahut y/n keheranan.

Rindou kembali melangkah balik ke kamar. Jiwa iblisnya berkoar antusias sepanjang dia menghentakkan kaki. Awalnya dia berniat cuti sehari, tapi sepertinya rencana liburan santai ini harus tertunda. Lama-kelamaan dia akan stress akut bila terus bertemu dengan perempuan tersebut.

"OH ASTAGA!!" Sentak Rindou terkejut bukan main.

Umpatan kasar keluar dari bibir, "Sialan! Kau masuk lewat mana, hah?!"

Tidak ada angin, tidak ada hujan. Gadis dengan rambut berantakan bak ayam betina tadi seketika muncul di hadapannya. Tanpa salam, sapaan atau pun permisi.

Tapi ada yang aneh kali ini.

Kini telapak kakinya tak menyentuh lantai. Melayang tanpa gravitasi di depan Rindou. Terbang ke sana kemari bagai arwah gentayangan. Apakah cewek itu sudah mati dan jadi hantu penasaran?

"Kau tega Rin. Aku ini istrimu. Terima saja fakta itu! Kenapa susah sekali sih?!" Y/n mencebik dengan pose tiduran sambil melayang tanpa menginjak tanah.

"Oh ya ... Ingat, aku ini bukan manusia. Jadi mau setebal dan serapat apapun pintu itu kau tutup. Aku bisa masuk dengan mudah tanpa merusaknya. Impressive sekali bukan?" Gelagat bangga dia tunjukkan, lalu memutari raga pria bersurai dua warna ini.

Rindou menganga. Hampir saja terlupakan. Satu fakta aneh dan tak masuk akal yang harus dia cerna mulai sekarang.

Perempuan ini bukanlah manusia sepertinya. Ia adalah monster. Atau mungkin siluman?

"Kutegaskan padamu. Itu sama sekali tidak Impressive! Jangan lakukan hal itu lagi!!" Rutuk Rindou.

Kakinya menjauh dari sana. Meninggalkan y/n seorang diri. Sudah cukup, mengancam dan menghardik gadis itu seakan tak ada gunanya. Hanya akan membuang-buang tenaga. Mungkin untuk sekarang Rindou tidak perlu mempermasalahkan keberadaan y/n.

Karena semakin diladeni, y/n malah semakin keras kepala dan berulah liar.

"Rin mau kubuatkan sarapan?"

"Tidak usah."

"Mau kumandikan?"

"Tidak!"

"Mau kuberi uang?"

"Tidak!"

"Mau kubuatkan teh?"

"Tidak!"

"Mau-"

"Argh!! Sudah cukup! Hentikan itu! Aku muak mendengarnya!" Keluh Rindou menarik paksa surainya karena kesal.

"Lalu kamu mau apa Rin?"

"Kepergianmu. Itu lah yang aku inginkan." Tegasnya.

Jika ditanya siapa satu-satunya orang paling mengesalkan selama hidup Rindou? Maka jawabannya adalah y/n. Rasa-rasanya dia akan selalu datang menemui psikiater bila terus hidup berdampingan dengan mahluk satu ini.

"Hmm sepertinya permintaan yang itu tidak bisa kukabulkan. Ada permintaan lain?" Ujar y/n antusias.

"Kau mati sana! Aku harap kau tertabrak truk, dibunuh orang atau pun mengalami kecelakaan saat sedang berjalan-jalan." Cerca Rindou tak berperasaan.

Y/n termangu seakan menjadi patung. Sepertinya ucapan itu terlalu berlebihan. Mengharapkan istrinya mati karena kecelakaan atau pun tragedi mengerikan, benar-benar tidak mencerminkan sifat kemanusiaan.

Ternyata memang benar, orang-orang di dunia ini adalah mahluk berwajah manusia yang bukan lah manusia.

Senyum kecil tersumir di paras polosnya, "Baiklah akan kucoba."

Hai...

Maaf kali ini pendek banget chapternya huhu😣

Semoga ga kecewa😚

Nantikan chapter selanjutnya ya ...

Btw jgn lupa vote dan Commentnya ya pemirsa😘

Okee sekian ~~ See uu

WonderwaLL || Rindou Haitani x ReadersWhere stories live. Discover now