•14• Bersikap Aneh

456 105 18
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sepulang kerja, Rindou memasuki pekarangan rumah yang sudah dalam kondisi teramat bersih seakan tak bisa dihinggapi oleh para bakteri. Dia tidak tau kenapa si gadis aneh itu selalu saja membersihkan rumah, dan memberinya makanan meski berulang-ulang kali dia selalu Rindou cueki, marahi dan juga caci maki.

Hampir tiga bulan y/n tinggal di sini dan dia mengaku tidak pernah keluar rumah. Katanya sih begitu, tapi faktanya Rindou juga tidak tau kebenarannya.

Beberapa bulan terakhir, si gadis aneh jadi lebih pendiam dan kurang berbicara. Itu aneh.

Di seberang sana, Rindou mendapati makanan tertata rapi di meja makan. Lagi dan lagi, seperti setiap Rindou pulang kerja. Y/n seakan tidak letih-letihnya mengulangi kebiasaan ini.

"Mau menolaknya lagi?" Tanya sang istri.

"Aku sudah bilang ulang-ulang. Tidak perlu memasakanku makanan. Kenapa kau tidak bisa paham dengan ucapanku?" Sahut Rindou, mengacangi masakan y/n dan menghampiri kulkas.

"Aku ini istrimu. Memasakkan makanan untuk suamiku, aku menganggapnya suatu kewajiban." Jelas si gadis aneh tetap duduk pada permukaan kursi di dapur mereka.

"Setidaknya kali ini, kumohon, makan lah, Rin. Bisa tidak hargai usahaku?" Lanjutnya lagi meminta belas kasih.

"Memangnya siapa yang suruh kau memasak untukku? Tidak ada kan? Sudah lah, jangan memancing keributan." Sahut Rindou lantas meneguk sebotol air dingin.

"Terserah! Lama-lama aku muak denganmu, Rindou." Keluh y/n kemudian membungkus semua masakannya ke dalam plastik, lalu berakhir di tempat sampah di teras belakang.

Gadis tersebut berjalan meninggalkan Rindou di sana, dan berjalan keluar dari rumah.

"Mau pergi kemana kau?" Rindou bersuara keras pada istrinya di pintu masuk.

"Bukan urusanmu!!" Tegas y/n lalu menghilang sekejab mata dari halaman luas itu.

Beranggapan kurang peduli, Rindou menutup pintu rumah dan menaiki tangga ke arah kamar. Ini adalah kali pertama y/n bicara seperti itu pada Rindou. Biasanya sang istri tidak pernah membentak atau mengeluh bila menerima sikap acuh yang selalu ditunjukkan suaminya.

Tapi sekarang, terang-terangan sekali y/n malah melempar kata seperti tadi. Kalimat yang seakan dia sudah tidak peduli terhadap situasi.

Baju kantor beralih ke baju polos hitam, dengan celana pendek warna senada.

Menjatuhkan raga ke atas kasur, Rindou berniat tidur setelah bekerja banyak hampir sepanjang hari. Kala itu, pukul delapan tepat di malam hari, Rindou terlelap cepat dan membiarkan semuanya berlalu.

•••

Tempat penuh cahaya terang, serta didominasi ketenangan, terlihat sejauh berpendaranya pandangan Rindou. Dia tak tau dimana dia sekarang. Semuanya terasa asing.

"Ini pasti akal-akalan, y/n. Ck, menyebalkan." Rutuk Rindou kesal.

"Oi, gadis aneh!! Cepat keluarkan aku dari trik konyolmu ini!!" Tegas Rindou.

Satu-satunya orang yang bisa dia curigai hanyalah istrinya itu. Y/n sering melakukan tindakan tidak terduga demi merebut segala perhatian Rindou. Tapi sayangnya, tak ada satupun usaha tersebut ada yang berhasil.

Dalam keheningan di sana, sejuk udara dingin seketika menghantam pori-pori Rindou dalam hitungan detik. Pria itu menggigil merasakan dinginnya suhu yang berubah teramat singkat.

Cahaya penerangan pelan-pelan memudar. Mirip seperti pergantian siang ke malam dalam kurun waktu terlampau cepat.

Kening Rindou mengerut menyaksikan situasi ini. Apalagi sekarang?

Kakinya berjalan ke depan, memilih arah jalan secara asal. Dingin semakin menusuk, seakan sampai ke tulang-tulangnya.

"Y/n!! Cepat keluarkan aku dari sihir bodohmu ini!!"

Rindou terus menuturkan protes dan menyalahkan si gadis aneh tanpa tau kebenarannya. Kegelapan selesai mendominasi tempat. Udara terus menghunuskan serangan ke arah Rindou. Berawal dari menggigil hebat, kini sekujur tubuhnya terasa sakit.

Rindou terjatuh rapuh ke dasar tempatnya berpijak. Dia menahan segala kesakitan yang menubruk dirinya secara beruntun enggan berhenti.

Dalam meringis getir, sorot cahaya di atas sana spontan menerangi spot di hadapan Rindou. Dia menelisik ke sana penuh teliti.

Bibirnya bungkam. Rasa aneh menjalar ke setiap inci jasad lemahnya. Rindou termangu tidak percaya dengan sesuatu yang berjarak beberapa meter dari posisinya sekarang.

Seseorang berpakaian putih tipis, tengah terikat di atas sana, menyerupai orang tak bernyawa. Tangan dan kaki di rantai, lalu saling tertarik berlawanan arah. Darah kental, turun dari sayatan luka hampir di serata badan eloknya. Bau busuk menyeruak masuk ke dalam hidung. Perut Rindou berkontraksi menolak bau tersebut. Mulut serasa hendak memuntahkan seluruh isi perutnya keluar.

Sekali lagi Rindou menatap ke depan sana. Dia tidak salah lihat. Gadis malang yang mati tergantung di rantai itu adalah ....

Istrinya sendiri.

Apa yang terjadi?

Kenapa y/n bisa ada di sana, dengan kondisi mengenaskan seperti habis disiksa.

"INI PERINGATAN UNTUKMU, RINDOU! CEPAT HENTIKAN DIA, SEBELUM SEMUANYA TERLAMBAT!!"

Hai ...

I'm back guys ...

So, hope u like it ... Chapter kali ini.

Semoga memuaskan hati kalian ya..

Penasaran ga sih kelanjutannya?😏

See uu to next chapter😼

WonderwaLL || Rindou Haitani x ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang