•13• Emosi

502 100 2
                                    

_____ W O N D E R W A L L _____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____ W O N D E R W A L L _____

Hujatan udara di luar bangunan perlahan-lahan menapik setiap sudut kamar. Rindou merebahkan jasad pada ranjang. Tak ada gadis  pengganggu, atau kecerewetan si perempuan aneh malam ini.

Syukurlah.

Faktanya Rindou tidak butuh itu. Seharusnya y/n memang pergi dari hidupnya, atau sejak awal tidak usah datang. Ibaratnya sebuah beban yang bergerak kesana kemari—Begitu lah tanggapan Rindou tentang y/n.

"Rindou!! Kau tau, tadi aku melihat  ada taman bermain dekat sini. Ayo kesana! Pasti akan menyenangkan kalau kita pergi bersama." Ajak y/n yang muncul tiba-tiba dari balik dinding.

Sial. Baru saja Rindou ingin menikmati waktu tenangnya, sekarang dia malah didatangi sosok paling tidak dia sukai.

Menutupi diri dengan selimut, Rindou mengacangi ajakan y/n.

"Ayo lah. Aku akan menurut kali ini, jika kita pergi." Ucap si gadis  aneh mencoba bernegosiasi.

Tidak peduli dan seterusnya akan tetap seperti itu. Rindou malas sekali—mungkin benci, jikalau dia harus pergi berdua bersama si perempuan abnormal. Bisa-bisa dia mendapat malu karena keanehan y/n yang di luar nalar.

"Pergi!" Cetusnya.

"Ayoo!!!"

"Tidak!"

"Aish!!! Aku hanya minta ditemani."

"Pakai saja sihir anehmu itu! Jangan paksa aku!"

Menerima penolakan dari sang suami y/n pun pasrah pada situasi. Untuk kesekian kali, apa yang salah dari tindakannya? Padahal dia hanya mencoba mengajak Rindou untuk melepas letih dengan jalan-jalan ke taman bermain. Tapi, sepertinya pria ini sangat menentang niat baik y/n. Tidak ingin berbincang lebih lama lagi, Rindou membelakangi sang istri.

Y/n berjalan kemudian duduk di tepi ranjang. Dia menatap Rindou sejenak.

"Aku melihatmu di makam tadi, Rindou." Ucapnya.

Seperti mendengar kabar tak mengenakkan, Rindou langsung membalikkan badan dalam waktu singkat. Lirikan tajam tidak luput dari manik gelapnya.

"Apa kau tadi mengikutiku diam-diam?!!" Tekannya pada y/n.

Tidak boleh mengelak, sang istri mengiyakan pertanyaan itu , "Aku hanya ingin mengecekmu dari jauh, Rin. Tapi tidak sengaja aku mendapatimu justru berada di pemakaman."

Mata melotot seakan begitu membenci, menyorot tajam ke arah y/n. Rindou paling muak dengan tindakan wanita di hadapannya yang selalu mengikutinya diam-diam. Ini bukan satu kali atau dua kali—melainkan kesekian kalinya, y/n membuntuti Rindou. Dia mulai mencoba terbiasa dengan kehadiran beban satu ini dalam hidupnya, tapi bukannya mencoba mengerti, Rindou pikir y/n malah terus-terusan mengulangi perbuatan yang paling Rindou benci.

"Apa boleh aku tau, alasan dibalik kematian Ran, kakakmu?" Tanya si gadis aneh tanpa pandang bulu.

Rindou bangkit seketika dan mendekati y/n dengan tergesa-gesa.

Plak!!

"Kutekankan padamu, JANGAN PERNAH BAHAS TENTANG RAN DI HADAPANKU!! TAU APA KAU SOAL DIA?!! SEKALI LAGI KAU MENYEBUT NAMA ITU, MAKA AKU TIDAK AKAN SEGAN MEMBUATMU MATI!!!"

Bekas telapak tangan di pipi sang istri tercetak jelas berwarna agak kemerahan. Wajah y/n memanas tatkala merasakan tamparan tiba-tiba yang dilayangkan Rindou padanya.

Dia memegangi pipi itu. Sedikit perih rasanya. Tatapan bingung ia lempar ke arah suaminya.

"Kenapa kau menamparku? Aku hanya bertanya tentang kakakmu, Rin. Apa itu salah?"

Sesensitif inikah Rindou jika sudah membahas sang kakak kandung? Sampai-sampai tangannya begitu ringan untuk melayangkan tamparan ke arah y/n hanya karena satu pertanyaan.

Rindou tidak menjawab. Raganya justru menjauh meninggalkan y/n sendirian bersama ribuan pertanyaan dalam benak sang perempuan.

"Kamu mau kemana lagi, Rin?" Tanya si gadis aneh mencoba menyusul kepergian suaminya dari bilik kamar.

"Kenapa kau selalu saja menghancurkan moodku, perempuan sialan!! Ini lah alasan kenapa aku sangat tidak suka jika bertemu denganmu. Kapan beban sepertimu akan menyingkir dari kehidupanku?!" Cetus Rindou emosi dan masih tetap nekad, enggan menghentikan langkahnya.

"Baik-baik. Aku minta maaf, untuk malam ini. Aku tidak tau kalau dirimu sesensitif itu, Rin. Kejadian kali ini tidak akan terulang lagi. Aku janji!!" Bujuk y/n.

Sudah berulang kali ucapan 'maaf' kerap terlontar dari bibir si gadis aneh. Walaupun kadang dia bingung sendiri dimana letak kesalahannya. Rindou terlalu reaktif. Ada banyak hal-hal tidak terduga yang harus y/n cari tau sendiri jikalau ingin memahami kepribadian Rindou lebih dalam. Meski terasa cukup sulit, karena ketidaksukaan Rindou padanya.

Pintu di depan sana seketika tertutup rapat tanpa alasan. Rindou melirik tajam ke arah y/n, "Buka pintu itu!!" Tegasnya.

Y/n menggeleng, "Tetap lah di sini dan jangan pergi!! Aku tidak akan menganggumu untuk malam ini, Rindou. Kau bisa beristirahat dengan tenang." Tutur sang istri masih berusaha mencegat tindakan Rindou.

"Masa bodoh!! Kau selalu mengingkari janji!! Aku tidak akan terseret lagi dalam janji busukmu! Cepat buka pintunya!!"

"Aku tidak akan ingkar. Asal kau mengurungkan niatmu dan kembali ke kamar!!" Ujar y/n serius.

Rindou terdiam sesaat. Dia berdecak kesal karena sadar jika seandainya ia memberi perlawanan, maka cuma akan sia-sia rasanya, terlebih y/n adalah seorang gadis abnormal. Pasrah akan situasi, Rindou kembali berjalan ke dalam tempat pembaringan. Dia melewati si gadis aneh sambil mencaci-maki penuh benci.

"Awas saja kalau kau melanggar janji tersebut!!" Ancamnya.

Hai ...

Maaf kalau kurang puas, karena mood nulis memang lagi naik turun ...

Sekian chapter kali ini, semoga suka...

TBC

WonderwaLL || Rindou Haitani x ReadersWhere stories live. Discover now