•19• Awal Penyelamatan

158 23 4
                                    

_______ W O N D E R W A L L_______

Lagi-lagi, usai berbincang di ruang pribadi, Rindou dibimbing masuk ke dalam ruangan kosong yang terletak paling ujung, di sudut istana. Sedari awal ia tiba kemari, Rindou masih bingung perkara penyelamatan si gadis aneh.

Batinnya beranggapan kalau mengamankan y/n dan kekuatan gelapnya adalah tindakan keliru yang Rindou ikuti.

Selama ini dia ingin gadis itu pergi. Lantas kenapa dia harus ikut turun tangan? Bahkan dia merasa keputusan yang diambil secara sepihak ini, justru membawa kerugian baginya, namun sebuah keuntungan bagi para ras aneh itu.

"Aku menolak! Seharusnya menyelamatkan gadis abnormal itu adalah tugas kalian, bukan aku." Cetusnya berniat keluar tanpa bertanya.

Rania menahan lengan Rindou lekas. Dia tidak punya pilihan lain selain berharap pada Rindou sekarang.

"Kau merasa terganggu dengan kehadirannya kan??"

Rindou berbalik, mengangguk pasti, "Itu sudah jelas."

"Jika kau berhasil menyelamatkannya, maka kau tidak akan terikat lagi dengan y/n."

"Omong kosong." Balas Rindou ragu.

"Bila y/n kembali, ia akan langsung disucikan untuk menekan kekuatan Lilith Azazel. Saat itu terjadi, ingatannya pasti akan hilang. Semua kesepakatan yang terjalin di antara kalian berdua akan musnah."

Rindou baru sadar, Rania sempat bilang kalau gadis itu pernah disucikan sepuluh tahun yang lalu. Dan berdampak y/n melupakan mereka.

"Beritahu aku satu bukti kuat, kalau y/n pernah hilang ingatan."

Wanita tersebut menghela nafas pasrah, dia bimbang dalam mengutarakan kenyataan yang terjalin antara dia dan y/n beberapa tahun lalu.

"Ratu Auristela dan aku adalah saudara kandung. Saat y/n kecil, kami tinggal di satu rumah. Aku menganggapnya seperti anak kandungku. Kehidupan kami berjalan normal. Hingga ada saat dimana dia hilang kendali, dua wilayah seketika kacau dan banyak merenggut korban. The Minos menyeret y/n secara paksa ke tempat penyucian, karena kekuatan tersebut menjadi ancaman utama. Mereka memulai ritual itu tanpa sepengetahuanku. Berhari-hari y/n di sana, aku selalu khawatir, aku takut dia kenapa-napa — hingga akhirnya dia kembali. Kami bertemu, tapi naasnya y/n tak mengenaliku. Dia lupa akan semuanya. Bahkan fakta bahwa ibunya seorang ratu saja dia tak tau."

"Kurasa itu sudah cukup jadi bukti kuat, Rindou."

Sedikit tercengang oleh tutur kata barusan, raut wajah Rania seakan tak berdusta. Kerutan yang terukir di tiap sudut wajahnya seakan meyakinkan segalanya. Rindou bingung dengan semua yang terjadi di antara ras aneh ini. Perseteruan, dan terjalinnya hubungan di antara mereka, Rindou tetap tidak mengerti.

Dia benci gadis aneh itu — Satu sosok yang sangat ingin ia usir pergi dari hidupnya.

"Duniaku sedang dilanda kekacauan karena kekuatan y/n. Jika aku tetap berdiam diri, mungkin bisa saja bumi akan hancur berantakan beberapa saat ke depan."

Hening sedikit, lalu Rindou berhembus lirih, "Mari buat kesepakatan. Aku akan menolong gadis itu ... Dengan imbalan bawa pergi dia dari kehidupanku. Jangan menipu! Ucapanmu tadi, akan kutagih nanti."

Samar-samar Rania tertegun, lalu menatap iris pria berambut mullet di depannya.

"Tanpa kau tagih, itu akan terjadi."

Rania mengucap sepenggal kata dari bibir kecilnya, sampai titik dimana suatu portal terbentuk dengan cepat. Warna portal yang didominasi kegelapan dan hawa dingin mencekam.

"Alam bawah sangat lah berbahaya. Sekali kau masuk, ada banyak resiko yang akan kau tuai nanti."

"Masuk lewat sini, dan kau akan kuberi arahan dari jauh. Tidak banyak yang bisa kubantu Rindou. Tugasmu hanya satu ... Temukan y/n yang asli."

✾✾✾

Seakan mustahil dicerna logika, Rindou terdekap dengan segala keanehan yang ada di depan matanya sekarang. Langit berwarna keabu-abuan, layaknya akan turun hujan. Deru angin kencang menghantam pada permukaan pohon puluhan meter di depan sana. Dan gemuruh petir saling kejar mengejar terus terdengar.

"Apa pun yang kau temui, tetap lah waspada ... ilusi yang ada di sana sangat lah  mematikan. Jangan lengah!! Bila terjadi, kau tidak akan bisa kembali"

Rindou sedikit menahan saliva, dunia yang sekarang ia pijak amat jauh berbeda dari tempat sebelumnya. Berawal dari cahaya terang dan hangatnya mentari berwarna sedikit kemerahan di Edrea, kini sirna langsung di dominasi oleh kegelapan dan kesenyapan.

Suhu yang kian menusuk memasuki sela-sela kulitnya, seakan menyisakan rasa sesak menusuk dada, "Gawat, aku tidak tahan dingin"

'Gadis aneh, aku membencimu!! Cepat lah muncul agar hidupku kembali normal!! Dasar pengacau!!'

Tenggelam dalam emosi kalbu, Rindou melangkah maju dengan keyakinan sembari dihinggapi emosi tak rela. Kedua kelopak tangannya saling mencengkeram lengan lalu mengusap naik turun bagian tersebut.

Dalam situasi terdesak itu, butir putih kecil dengan variasi bentuk jatuh dari langit keabu-abuan di atas sana.

"Salju? Sial, aku pasti mati!" Bahkan sebelum maju lebih jauh, dia sudah dibuat tak berdaya. Jika ini seperti dalam game mobile di bumi, seratus persen Rindou akan memilih untuk surend  tanpa pikir panjang.

Namun naasnya ini bukan dalam game konyol seperti apa yang ia pikirkan. Antara hidup dan mati, bahkan kesempatan hidup saja rasanya seperti mustahil.

Baju yang ia pakai bahkan berbahan tipis, jika dipaksa melalui salju dan terus maju, bukankah sama saja dengan bunuh diri.

'Gadis aneh, ku pikir ini pembunuhan berencana. Kau pasti ingin menggunakan kekuatanmu untuk menyiksaku lalu menghilangkan nyawaku secara perlahan'

Perempuan gila itu, sudah datang tidak ada kejelasan, asal-asal gigit leher orang, terus mengaku sudah jadi suami istri — Rindou pasti manusia yang kurang beruntung.

.

.

.

.

Makasih yaa kalian masih setia nungguin Wonderwall... kedepannya pasti aku akan berusaha update lagi. Maaf ya karena sempat ga update berapa bulan. Semoga kalian masih tetap stay dan nungguin kelanjutannya rindou sama yourname...

Btw maaf kependekan chapternya T_T

Di vote sama komen yah, biar aku semangat hehehe... kangen baca komen kalian juga >.<

WonderwaLL || Rindou Haitani x ReadersWhere stories live. Discover now