0.6 - Old Wounds

872 136 15
                                    

__________

Mina masih berdiri menunggu jawaban dari pria didepannya. Amarahnya memuncak kala mendengar ucapan berupa ajakan itu padanya, berdiri sambil bersandar diluar ruangan sang Ibu Gyura yang kembali terlelap akibat sangat mengantuk dan Younjae yang diajak Hyunje pergi membeli jajanan untuk bocah itu. Younjae sempat meminta ingin membeli beberapa coklat dan mainan jadinya Taehyung meminta tolong kembali untuk mengajak bocah itu keluar.

"Jadi, bagaimana CEO Kim? Bisakah kau jelaskan padaku kalimat yang dilontarkan Nyonya Kim Gyura beberapa saat lalu?"

Taehyung masih enggan menjawab walau meninggalkan Mina disaat sekarang sepertinya dapat dibilang kejam. Bagaimana pun Ibunya ingin Taehyung segera berkeluarga dan memberikan keturunan pada keluarga Kim yang sesungguhnya mengingat umurnya sudah memasuki kepala tiga dan sudah seharusnya berkeluarga sebelum dimakan umur. Menua dan tidak akan mendapatkan istri.

Gyura bahkan sampai bertanya tentang semua hal mengenai wanita itu. Bertanya bagaimana tentang hubungan mereka, bagaimana mereka bertemu, dan kenapa Mina sudah bisa mendapatkan hati Younjae langsung.

"Kau tau, Ibu sebelum masuk Rumah Sakit itu sempat bertengkar hebat denganku." jawaban Taehyung membuat Mina langsung berdiri menatapnya tegas sambil menunggu kelanjutan dari kalimat itu, "Ibu ingin aku segera menikah dan berkeluarga. Memberinya seorang cucu, dia teringin menibang anakku nanti sebelum mati." lanjutnya dengan kebenaran yang ada.

"Lalu bagaimana dengan Younjae? Bukankah dia anakmu? Kau juga mengatakan jika Mama Younjae sedang tidak di Korea." jawabnya dengan nada yang masih tegas.

"Younjae adalah anak dari saudara perempuanku."

Mina yang terkejut spontan memegangi kedua lengan kokoh Taehyung yang masih berdiri didepannya, "Apa maksudmu? Bisa kau ceritakan semuanya padaku?"

Taehyung terlihat menyeka air matanya. Sesak sekali rasanya mengingat kembali luka terbesar yang dialami kekuarganya sendiri. "Kim Taera adalah anak pertama, kami beda 3 tahun. Taera, wanita cerewet itu memilih menghabiskan sisa kuliahnya hanya di Korea atau tempat kuliahan biasa. Dia menikmati masa-masa itu dengan sangat ceria, Taera penyuka warna biru langit, setiap barang yang dia punya kebanyakan biru langit. Kami sering bertengkar akibat dirinya yang selalu ingin dibelikan ponsel baru begitu pun juga aku yang ingin membeli ponsel baru mengingat ponsel lama dulu sudah retak, aku butuh yang lebih bagus dan baik serta layak digunakan." Taehyung tampak menjeda.

"Tapi sepertinya takdir buruknya mulai mendekat. Taera mulai didekati oleh para pria tua kaya raya berhidung belang. Dia awalnya sangat risih digoda seperti akan dibelikan apa pun yang dia mau tapi dengan syarat, pria itu harus mencicipi setiap inci bagian tubuhnya." Mina menahan air matanya yang mulai turun, tidak menyangka saja jika selama ini pria seperti Taehyung juga memiliki luka tersakit yang masing-masing pernah mengalami.

"Taera didapatkan oleh salah satunya, Won Gojung. Bahkan aku menyebut namanya saja rasanya sangat terasa kotor dan menjijikan. Mulai dari dua semester terakhir hidupnya mulai berubah drastis, tidak ada lagi Taera yang se-ceria yang dulu, tidak ada lagi pertengkaran tentang meminta ponsel baru karena dirinya sendiri sudah dibelikan yang paling mahal, tidak ada lagi Taera yang merengek meminta uang tambahan karena kelasnya ditambah 2 jam dan tidak ada lagi Taera yang sering mengusili adiknya. Taera dibelikan semuanya dimulai dari ponsel, mobil, pakaian, bahkan aksesoris dan disugahi makanan mahal."

"Lalu, dari mana kau tau jika Taera m-mengandung Younjae?" tanya Mina sesaat.

Taehyung memberikan tatapan sayunya, sungguh sebenarnya Mina tidak ingin membuka kembali luka lama itu. "Saat aku pulang dari Sekolah menaiki bus yang hanya bisa berhenti didepan jalanan raya yang jauh dari kawasan rumah kami. Saat itu aku terpaksa turun dan kembali menempuh dengan jalan kaki, dan saat itu juga aku melihat seorang wanita yang paling kukenali. Taera sedang berdiri didepan Apotek sambil meraih sebuah testpack. Dari sana aku sudah menyusun semua yang ada didalam pikirannya, dia pulang melewati jalanan belakang dan masuk kedalam rumah bahkan tanpa menyapa Ibu mau.pun Ayah. Aku mengikuti dari belakang bahkan menolak ajakan Ibu untuk makan terlebih dahulu. Kunaiki satu per satu tangga menuju kamarku yang kebetulan bersebelahan dengan kamarnya. Kubuka pelan pintu yang terbuka sedikit itu dan aku sudah mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi. Berusaha berfikir positif jika mungkin Taera sedang mandi."

DOCTOR & CEO ✓Where stories live. Discover now