2.5 - Dua pria dengan argumen berbeda

641 107 13
                                    

Jay mengantar Mina hingga didepan lift menuju lantai dimana kamar milik wanita itu berada. Sesekali masih menggoda karena suka, Jay suka sekali melihat ekspresi Mina yang kian menatap dengan sorot tajam. Jatuhnya malah menggemaskan. Jika begini terus, sudah dipastikan jika dirinya akan semakin nyaman untuk bekerja disini.

"Sudah, sekarang kau pulang eoh? Aku akan masuk." Mina berujar ketika mereka sudah tiba tepat didepan lift.

Jay tampak merubah mimik wajahnya dengan cemberut. "Yah, Noona. Padahal aku masih ingin bermain denganmu."

Mendengarnya, Mina terkekeh dan menjawili pipi milik pria itu. "Ah, kau lucu sekali. Besok datanglah Pagi untuk sarapan di kamarku, sudah kuberi nomor ponsel bukan?"

"Apakah boleh? Kurasa itu akan merepotkan. Tapi, aku akan datang Pagi jika Noona memaksa karena jika Siang aku ada kelas sampai Sore."

"Tentu saja! Aku akan sangat senang jika kau datang dan bisa mencoba masakanku. Kebetulan aku jarang memasak, nanti kubuatkan makanan yang enak untukmu."

Jay sontak memberikan tatapan mata berbinar. Segera mengangguk dan itu semakin membuat Mina menjadi gemas sendiri, sudah kepala dua akan tetapi sifatnya masih seperti anak belasan tahun.

"Terima kasih banyak, Noona! Aku akan datang. Sudah lama sekali tidak makan masakan rumah, biasanya aku membeli makanan diluar karena Ibu sudah tidak kuat lagi didapur. Itu tidak merepotkan Noona, bukan?"

"Tidak, datanglah. Tapi beri tau aku dulu jika kau akan datang, takutnya nanti saat kau sudah sampai tapi masakannya belum selesai. Dan nomor kamarku 3024."

"Baik Noona! Kalau begitu aku pamit, sampai bertemu lagi besok Noona manis!" Jay segera berjalan menjauh sambil memberikan lambaian tangan beberapa kali.

Mina membalas dengan sama, masih memberikan senyuman hingga dirinya tertawa kikik saat melihat Jay-pria itu tidak sengaja menabrak salah seorang pekerja wanita yang lembur akibat berjalan dengan posisi membelakangi. Masih ingin menatap dirinya, hingga tak lama tubuh itu menghilang tepat diluar pintu kaca.

Mina menghela napas. Melirik jam yang menunjukkan pukul dua Pagi, dirinya saja masih diluar. Sejenak pun dirinya melirik lagi kebelakang sebelum menekan nomor untuk masuk kembali kedalam lift.

Setibanya dilantai tujuan, Mina segera berjalan menuju nomor kamarnya. Bahagia sebenarnya karena keinginannya sudah terpenuhi-maksudnya keinginan sang calon Baby.

"Baik, kita harus segera tidur. Besok kita akan memasak banyak untuk Jay-Hyung mu?" Mina tertawa tipis. Menertawai jika suatu saat nanti anaknya memanggil Jay dengan sebutan Hyung.

Setelah selesai membersihkan diri pun dirinya segera menaiki ranjang. Mematikan lampu utama dan meninggalkan lampu diatas nakas hingga suasana menjadi remang. Menarik selimut dibawah dagu, hingga tak lama dirinya pun terlelap.

***

Park Jimin dibuat pusing dengan sikap Taehyung Pagi ini.

Bagaimana tidak? Mendadak sekali, Taehyung akan kembali terbang menuju Korea tepat dijam enam Pagi sedangkan yang menjadi sasaran adalah dirinya dan Sowon.

"Kenapa Papa akan kembali? Bukannya kita akan bertemu dengan Mama disini? Betul kan, Paman Mochi?" Younjae bertanya sedangkan Jimin langsung membekap mulut yang sedari tadi rewel itu.

Taehyung terdiam sejenak saat sedang menatap ponselnya. Menatap kearah Jimin yang masih berdiri sedangkan Sowon tengah memasukkan kembali pakaian milik Taehyung kedalam koper. Pria itu memberikan tatapan tajamnya.

DOCTOR & CEO ✓Where stories live. Discover now