5

808 205 12
                                    

Semakin hari, kejadian yang terjadi di rumah itu bisa dikatakan makin aneh saja. Handra yang awalnya menertawakan dan tidak percaya dengan cerita yang di ceritakan oleh Jino,menjadi percaya ketika ia  benar-benar mengalami nya sendiri.

Waktu itu, Handra tengah pergi ke halaman belakang untuk membuang sampah dedaunan di tempat yang tak jauh dari pohon besar itu. Ketika hendak berbalik, Handra menyempatkan diri untuk mendekat dan melihat lebih dekat pohon itu. 

Ketika sedang berada di bawah pohon itu dan melihat lihat, Handra merasakan ada yang jatuh dan ternyata itu adalah gelang yang dipakainya. Handra pun segera mengambil gelangnya kemudian memakainya kembali.

Tes

Haechan kebingungan seperti ada air yang jatuh menimpa wajah nya tapi kan tidak hujan.

Tes

Sesuatu itu menetes kembali untuk yang kedua kalinya. Handra mengusap jidatnya karena terkena air .
Betapa kagetnya Handra menyadari jika sesuatu yang menetesnya berwarna merah dan berbau amis.

Handra pun secara ragu-ragu mendongakkan kepalanya ke atas .

"Aaaaaakk!!!"

Handra langsung pingsan saat itu juga.

Ia tadi melihat jika di atasnya ada orang yang berlumuran darah dan dengan keadaannya yang tergantung di dahan pohon.

Setelah kejadian itu ia benar benar yakin jika memang ada yang janggal dengan rumah mereka.

.

Saat ini Aldo sedang duduk termenung di kamarnya sambil memandang foto kakaknya yang tengah tersenyum sambil merangkul nya.

Kakak Aldo itu sangat memanjakan Aldo dan selalu memprioritaskan Aldo melebihi apapun dan siapapun.
Jadi Aldo tentu sangat terpukul ketika mengetahui kabar kakaknya menghilang.

Cklek

Pintu kamarnya terbuka dan terlihat Rean masuk sambil membawa buku catatan miliknya yang di pinjam.

"Al,ini udah malem . Lo belum tidur?" Tanya Rean khawatir. Soalnya Aldo ini orangnya mudah sakit.

"Belum ngantuk"

"Coba aja Lo pejamin mata Lo entar juga tidur kok"

"Kamu pejamin aja mata kamu dek, nanti juga tidur "

"Buruan ! Lo sakit gue gak mau ngerawat !" Kata Rean jengkel . Aldo ini keras kepala orangnya.

"Hem iya iya !"

Setelah mendengar jawaban dari Aldo , Rean segera keluar dari kamar Aldo untuk kembali ke kamarnya sendiri . Meninggalkan Aldo dengan segala pemikiran nya.

"Lo kenapa mirip sama kakak gue sih Re?"

.

Rean bersiap untuk tidur setelah ia kembali dari kamar Aldo . Ia juga masih memikirkan Aldo. Bagaimana jika Aldo terlalu sering memikirkan kakaknya hingga ia menjadi sakit?

Baru saja Rean hendak menutup matanya , ia kaget ketika mendengar suara pukulan dari arah ruang tamu .

Rean segera menyibak selimut nya dan turun menuju ruang tamu dengan hati-hati barang kali ada pencuri .
Kakinya melangkah sembari berjinjit agar tak menimbulkan banyak suara.

Rean masih memasang siaganya walau ia tak melihat siapa siapa dan apa-apa di ruang tamu.
Rean mendengus kesal dan hendak kembali ke kamarnya namun langkahnya terhenti ketika melihat bercak darah tak jauh dari arah pintu.

Rean curiga lalu mendekati darah tersebut. Bercak darah itu seperti menuntunnya ke suatu tempat. Karena penasaran, Rean mengikuti jejak darah itu.  Langkahnya terhenti ketika tak ada jejak lain dan jejak darah itu berhenti ketika sampai di depan lukisan yang ia lihat beberapa hari yang lalu.

Puk !

"Aa!!" Teriak Rean sambil melompat ketika ada yang menepuk pundak nya.

Rean segera berbalik dan menangkap pelaku yang sudah memukul pundak nya.

" Aaaa!!"

Dengan cepat , Rean segera menutup matanya ketika ia meminta sosok yang ada di belakang nya. Sosok pria dengan wajah hancur dan kepala nya yang terlihat pecah.

"Rw! Re! Lo kenapa ?!" Tanya Jino panik lalu menghampiri Rean yang masih menutup matanya. 

"E...enggak papa" bohong Rean.

"Beneran ?"

"Iya Jin"

"Bagus deh,gue kira ada apaan . Gue takut aja kalau Lo lihat setan.  " Kata Jino.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Rean.

"Oh itu? Gue tadinya mau minum,eh gue denger Lo teriak jadi gue kesini" jawab Jino.

"Mmm"

.

"Aldo?"

Aldo diam dan mempertajam pendengaran nya.  Ia merasa jika ada seseorang yang memanggil nya . Dan ia merasa suara itu tak asing baginya.

"Aldo ?"

"Siapa ya?" Tanya Aldo heran . Ia juga heran kenapa dia bisa berada di depan lukisan yang ada di belakang dapur? Padahal setahunya dia tadi ada di kamar kok.

"Ini aku . Ricard"

"Apa ?! Kak Ricard ?! Kak !"
Aldo memutar tubuhnya berusaha mencari keberadaan sang kakak . Namun ia tak menemukan siapa siapa disana .Pantas ia merasa tak asing dengan suara yang ia dengar tadi.

"Iya. Ini kakak"

"Kak Ricard dimana?!"

"Disini . Dibelakang mu"

Aldo menoleh ke belakang dengan cepat berharap ia benar-benar bisa bertemu dengan kakaknya. Namun harapan nya salah besar . Yang ada di belakang nya adalah sosok hantu dengan muka hancur dan tubuh berlumur darah yang penuh dengan belatung.

Dia menatap tajam ke arah Aldo. Aldo  ingin berteriak namun suaranya tercekat di tenggorokan. Ia ingin berlari namun kakinya seolah tak bisa digerakkan.

Sosok itu mendekatinya dan berusaha untuk mencekiknya hingga...

"Aaaa!!!!"

Aldo bangun tidur dengan nafasnya yang terengah engah.
Rupanya ini hanya mimpi buruk.
Tapi di mimpinya tadi,dia mendengar suara kakaknya.  Apakah itu nyata?

"Huh, untung cuma mimpi"

NEW HOUSEWhere stories live. Discover now