8

727 188 8
                                    


"Jadi...."

Flashback.....

Sesudah mengatakan jika Handra akan pergi ke kamar mandi kepada Aldo dan Rean, Handra segera berlari secepat kilat ke kamar mandi yang ada di belakang dapur.

Handra sebenarnya punya pemikiran jika sebaiknya ia menggunakan kamar mandi yang ada di kamarnya saja . Namun karena sudah kebelet, Handra pun memutuskan untuk menggunakan kamar mandi yang ada di belakang.

Awalnya semua terjadi dengan normal dan baik-baik saja.

Hingga saat Handra hendak membuka pintu kamar mandi, pintunya tiba tiba macet. Ia sudah mencoba berkali-kali namun tetap saja pintu itu tidak bisa dibuka.

Pikirannya sudah kacau. Yang ada dipikiran nya saat itu hanya 'bagaimana jika ia terjebak di situ ?'
Handra menggeodor gedor pintu dan berteriak memanggil nama Aldo dan Rean untuk meminta tolong, namun tak ada jawaban karena kebetulan mereka berdua berada di teras depan.

Tiba-tiba Handra dapat merasakan jika ada angin kencang di belakang nya. Ia merinding bukan main.

Sosok yang sama dengan sosok yang pernah ia lihat di pohon besar belakang rumah , adalah sosok yang sama seperti yang ia lihat saat ini.

Sosok itu berdiri tepat di hadapan Handra sekarang.  Menatapnya dengan tajam dan seakan mulutnya terus mengucapkan sesuatu yang tak bisa Handra pahami.

"Pp..p..pergi Lo setan !" Teriak Handra dengan suaranya yang terbata bata.

Sosok itu masih diam ditempatnya . Tangannya seolah oleh menunjuk Handra.  Dan, sedetik kemudian ia menghilang begitu saja.

Handra pun segera berusaha untuk membuka pintu itu dan pintu itu langsung terbuka pada percobaan pertama.

Handra langsung berlari secepat mungkin dan mencari keberadaan Aldo dan Rean yang ternyata ada di teras depan.

.
.
.

"Lo yakin Dra, Lo gak buat masalah sama mereka?" Tanya Aldo pada Handra curiga.

"Maksud Lo apa?"

"Maksud gue , Lo gak bikin masalah kan sampai-sampai kita semua dapet teror aneh ini?!" Tanya Aldo dengan nada tinggi nya menandakan jika ia sedang serius.

Perkataan Aldo, membuat Handra merasa tertuduh.

"Kenapa lo ngomong seolah olah kalau gue itu pelaku utama penyebab di balik teror ini ha?!" Kata Handra tak kalah kerasnya.

"Ya karena Lo itu pembuat masalah Dra!" Kata Aldo menunjuk wajah Handra. Handra yang ditunjuk menjadi semakin marah.

"Heh! Stop ! Apa apaan Lo berdua ?! Dengerin gue ! Kita itu harusnya nyari penyebab masalah ini ! bukan saling nuduh kayak gini!" Teriak Rean melerai pertandingan adu mulut antara Aldo dan Handra.

"Ya justru itu, kali aja masalahnya dari dia" kata Aldo mengunjuk wajah Handra untuk yang kedua kalinya.

"Mau Lo apa sih Al sebenernya?!" Handra menghempaskan tangan Aldo dengan keras membuat Aldo juga makin tersulut emosi.

"Heh ! Gue bilang stop !!" Teriak Rean mendorong kedua tubuh Aldo dan Handra yang hampir bersiap melayangkan pukulan satu sama lain.

"Dra...awas aja Lo, kalau sampai Lo adalah penyebab terjadinya teror ini" kata Aldo datar dan dingin.

"Cih! Terus aja Lo tuduh gue Al, salah gue dimana? Apa karena gue sering ngeliat sosok itu? Bukannya Jino ya yang pertama kali lihat? Kenapa harus gue?!!" Bentak Handra.

Aldo dan Handra terus saja beradu mulut dan saling menyalahkan . Rean sangat bingung melerai keduanya. Ia sudah berulang kali melerai namun kedua sahabatnya tak pernah mau mendengarkan nya.

"Handra,dengerin baik-baik, kalau sampai perkataan gue bener, Lo gak perlu anggap gue sebagai sahabat Lo lagi. Dan gue gak akan segan segan buat ngehabisin Lo " kata Aldo dengan nada datarnya . Ia sudah berulang kali mengucapkan kata-kata kasar pada Handra dan juga akan dibalas oleh Handra.

Aldo tidak menyadari saat dirinya mengatakan 'ngehabisin lo' membuat sosok yang ada di samping nya merasa marah sekaligus kecewa..

"Ingat baik-baik, gue gak segan segan buat ngehabisin Lo"tunjukknya pada Hadra.

Plak.!!!!

Nafas Rean terengah-engah. Sedangkan Aldo memegang pipinya yang panas dan juga perih . Lalu Handra membulatkan matanya sempurna .

Rean dengan seluruh tenaganya ia kerahkan untuk menampar wajah Aldo.

"Lo kenapa sih Re?!" Tanya Aldo dengan matanya yang sedikit berkaca-kaca.

"Kakak kecewa sama kamu Aldo!" Teriak Rean.

Tubuh Rean seketika ambruk dan langsung ditangkap oleh Aldo.

NEW HOUSEWhere stories live. Discover now