7

735 185 2
                                    


Sebelum berangkat sekolah, tentu mereka akan sarapan pagi terlebih dahulu.  Dan siapa yang memasak? Jawabannya Aldo.

Saat ini mereka tengah sarapan bersama menikmati nasi goreng buatan Aldo yang selalu mendapat acungan jempol.

"Guys, gua entar mau pulang ya kerumah nyokap gue" kata Jino pada mereka.

"Ngapain?" Tanya Handra

"Itu, Tante gue mau nikahan,jadi gue harus dateng dong" jawab Jino.

"Ya udah sih, oh ya Lo baliknya kapan?" Tanya Aldo sambil makan.

"Mungkin besok pagi."

"Oke. Jangan lupa bawa in makanan ya kalo balik" kata Rean mengingatkan kewajiban Jino.

"Gampang kalo itu mah"

"Ya udah yok berangkat . Ntar telat kita" kata Aldo .

.

"Yuan," Aldo memanggil temannya saat sedang istirahat. Ia sengaja tidak menemui ketiga sahabatnya karena ia ingin membicarakan seseorang dengan Yuan.

"Apaan?" Tanya Yuan sambil menyalin pekerjaan rumah milik temannya.

"Lo tau sesuatu tentang rumah yang gue tinggalin?"

"Kenapa nanya begitu?"

"Karena Lo pernah ngasih tau gue kalau ada yang bunuh diri kan disitu?"

"Sebenernya..."

"Sebenarnya apa ?" Tanya Aldo tak sabar hingga....

"Woy ! Aldo !" Teriak seseorang dari arah pintu kelas membuat Aldo mendecak kesal.

"Huuu ! Gue cari Lo ke kantin ternyata Lo malah duduk manis disini !" Kata Handra kesal. Ternyata Handra datang bersama Rean dan Jino.

"Ya siapa suruh nyari gue?!" Tanya Aldo keras.

"Ya gue lah! Kan gue sebagai sahabat yang baik" jawab Handra dengan bangga.

"Iya in biar cepet" kata Rean.

"Eh, gue lihat Lo berdua ngomong serius banget tadi tuh ngomongin apa sih?" Tanya Jino.

"Ngomongin rumah Lo pada " jawab Yuan.

"Hah?! Oh , jadi lo tau sesuatu ?" Tanya Handra dengan teriak teriak.

"Gak banyak kok. Dan ya...itu belum terbukti kebenarannya kok" jawab Yuan.

Mereka bertiga yaitu Rean,Jino dan Handra buru-buru duduk manis di bangku yang dekat dengan tempat Yuan dan Aldo duduk  untuk mendengarkan Yuan bercerita.

"Emang apa yang lo tau tentang rumah itu?" Tanya Aldo dengan mode seriusnya.

"Gue kan udah pernah bilang , di rumah itu katanya ada yang pernah bunuh diri disana" jawab Yuan sambil menekan bicaranya.

"Bunuh dirinya gimana?" Tanya Handra.

"Kalo gak salah,di belakang rumah Lo ada pohon Gedhe ya?"

"Iya" jawab Jino.

"Nah...bunuh dirinya tuh disitu, dia gantung diri" jelas Yuan.

"Emang Lo semua kenapa nanya kek gitu sama gue?" Tanya Yuan heran.

"Gini, gue sama yang lainnya itu sering diteror gitu sama hal hal aneh" jawab Aldo mewakili ketiga sahabatnya.

"Nah ! Bener kan gue bilang juga apa ! Rumah Lo Itu angker !" Kata Yuan lalu tertawa keras.

"Gue pites pala Lo !" Kata Jino gak terima kalau penderitaannya justru di tertawan oleh Yuan

"Santai,santai" Kata Yuan sambil mengusap air matanya karena terlalu banyak tertawa.

"Santai dengkulmu ! Gimana mau santai kalo setiap hari kita diteror sama setan ?! " Kata Aldo sambil mengusak rambutnya dengan kasar.

"Eh kita kan gak punya salah ya sama setannya, kok kita di teror sih?" Kata Handra berpikir keras.

"Ya ampun ! Heh ! Handra! Dimana mana, kalau setan ya emang kerjaannya neror bodoh !" Teriak Rean kepada Handra membuat si Handra terpaksa menutup telinganya.

Kriiingg....

Bel masuk sudah berdering lalu Rean, Jino dan Handra dengan cepat kembali ke kelas mereka sebelum mereka telat masuk.

.

Malam ini, suasana nya sangat sepi karena mereka hanya bertiga saja.
Handra sedang bermain video game, Aldo sedang mengerjakan tugas, dan Rean yang sedang menonton televisi.

Tiba-tiba Handra kebelet kencing dan ia segera menuju ke kamar mandi yang ada di belakang atau lebih tepatnya di belakang dapur . Kamar mandi yang jarang digunakan.

"Re..." Panggil Aldo kepada Rean yang masih asyik menonton televisi.

"Hmm" jawabnya.

"Gue mau ngomong sesuatu"

"Ya udah "

"Diluar"

Aldo dan Rean pun akhirnya berjalan keluar. Mereka sekarang sedang duduk di teras depan.

"Re,gue mau nanya" kata Aldo.

"Nanya apa ?"

"kalau misal kakak gue itu ternyata udah gak ada . gimana?" Tanya Aldo dengan tatapan sendu.

"Kenapa ngomong gitu?"

"Ini udah lama Re, kakak gue gak mungkin kan pergi tanpa ngasih tau siapa siapa ?"

"Al, gue gak tau yang terjadi sekarang sama kakak Lo . Cuma Lo gak boleh nyerah. Lo harus sabar . Gue yakin kok kakak Lo bakalan pulang" kata Rean menenangkan Aldo.

"Kenapa Lo bisa seyakin itu?"

"Gue gak tau. Tapi Lo tau kan,kita harus selalu berpikir positif?" Tanya Rean dan Aldo mengangguk.

"Kamu tuh,harus berpikir yang positif dek"

Aldo memegang kepalanya yang tiba tiba terasa pusing setelah ia mendengar suara seperti suara kakaknya. Akhir-akhir ini menurut Aldo, sikap Rean sedikit mirip dengan sikap kakaknya.

"Lo gak papa Al?" Tanya Rean panik .

"Enggak,enggak. gue udah baikan"

Tiba tiba terdengar Handra yang berteriak teriak dari dalam sambil berlari dan akhirnya ia sampai di depan Aldo dan Rean.

"Lo kenapa sih Dra?!" Tanya Rean ketika melihat Handra ngos ngosan.

"I...itu...."

"Itu apaan sih?!" Tanya Aldo penasaran.

"Itu!"

"Ya itu apa?!"

"Gue tadi lihat...."

"Apaan ?!"

"Sesuatu yang aneh"

Aldo dan Rean saling memandang satu sama lain karena mereka heran dengan apa yang baru saja di alami Handra.

"Maksud Lo?"

"Jadi...."

NEW HOUSEWhere stories live. Discover now