11

721 162 2
                                    


"Eh ! Rean mana?" Tanya Aldo karena ketika ia melihat di ruang tengah hanya ada Jino dan Handra.

"Mana gue tau.kayaknya sih dia dikamar" jawab Jino yang masih fokus menonton pertandingan sepak bola bersama Handra

"Panggil sana! Gue beli makanan ini" kata Aldo.

Tadi sepulang sekolah,Aldo tiba-tiba kedatangan orang tuanya dan mereka akhirnya berbincang bincang lumayan lama sehingga Rean,Jino,dan Handra pulang terlebih dahulu.

"Ya Lo lah yang manggil! Kan yang beli makanan , Lo!" Kata Handra lalu meraih kantong plastik yang dipegang Aldo.

"Iya Al, Lo aja ." Kata Jino dan langsung duduk disamping Handra untuk mengambil makanan.

"Huuu...! Lo ya, bukannya makasih,malah nyusahin gue!" Kata Aldo.

"Yaa makasih Al...."kata Jino dan Handra bersamaan.

Aldo pun pergi ke atas untuk memanggil Rean. Namun ia tiba-tiba merasa haus jadi ia memilih untuk pergi ke dapur terlebih dahulu.

"Eh, itu Rean bukan sih? Ngapain di lihatin lukisan sampai segitunya?" Kata Aldo pada dirinya sendiri saat ia melihat Rean yang berdiri di depan lukisan yang ada di belakang dapur.

"Re!" Panggil Aldo dan Rean menoleh namun Rean tidak menjawab panggilan Aldo.

"Lo ngapain disini?" Tanya Aldo sambil mendekati Rean. Rean tampak sedang mengusap lukisan tersebut.

"Re! Woy !!" Teriak Aldo karena Rean tidak menjawab panggilan nya ataupun menatapnya.

"Lo denger gue ngomong gak sih?!" Tanya Aldo keras.

"hm"

"Lo ngapain disini?" Kata Aldo mengulangi pertanyaannya.

"Ada rahasia di balik lukisan ini" kata Rean datar dan Aldo langsung terheran heran sebenarnya Rean ini kenapa?

"Maksud Lo apa sih ,Re? Lo ngomong aneh aneh aja"

"semua yang kamu cari akan ditemukan disini" kata Rean sambil menunjuk lukisan itu. Aldo semakin heran.

Baru saja Aldo mau bertanya tiba tiba ia mendengar suara

Pranggg....

"Woo!!" Aldo langsung berlari ke dapur karena suara tadi berasal dari dapur.
Seketika ia langsung menghela nafas kesal.

"Hihh...kucing ada ada aja! Mana piringnya pecah lagi" kata Aldo lalu memunguti pecahan piring yang berceceran.

Tadi,ada seekor kucing yang melompat ke meja makan tapi kucing itu menyenggol piring yang berada di tepian meja sehingga piring tersebut jatuh dan pecah.

"Yak! Aldo! Lo mecahin piring?!"  Kata Handra dengan kerasnya saat melihat Aldo mengambil pecahan piring tadi.

"Bukan gue ! Tuh kucing ! Gak tau gue kucing siapa " kata Aldo kesal.

"Owalah...gue kira lo. Buruan kedepan ! Kalo Lo gak kedepan , makanan Lo gue yang makan!" Kata Handra berkacak pinggang.

"His! Iya iya !"

Mereka berdua pun segera ke depan untuk memakan makanan yang dibeli Aldo tadi.

"Al! Makanan Lo bagi ya sama gue!" Pinta Rean saat Aldo dan Handra tiba di ruang tengah.

"Enak aja! Gak ! Itu punya gue! Salah siapa Lo malah berdiri mulu didepan lukisan !" Kata Aldo menyambar makanan miliknya yang tadi dipegang Rean.

"Hah?! Ngawur Lo ! Gue gak kesana !" Bela Rean.

"Maksud Lo?...maksud Lo? Yang tadi gue lihat ....se...setan??" Aldo sungguh lemas jadi, yang tadi ia ajak bicara setan?

"Bercanda Lo?" Tanya Aldo tak main-main pada Rean.

"Heh ! Aldo ! Gue yang panggil dia kekamarnya tadi . " Kata Jino menabok lengan Aldo.

"HAH??!"

.
.
.

"Jadi, tadi Rean ngomong kayak gitu sama Lo?" Tanya Handra sambil mendengarkan cerita Aldo.

"Bukan gue!" Kata Rean mengingatkan Handra.

"Iya iya...maksud gue hantu" Ralat Handra.

"Hmm...dan setelah gue pikir-pikir, kayaknya ini sebuah petunjuk buat kita nyelesain masalah ini" kata Aldo.

"Hmm bisa jadi" imbuh Jino.

"Tapi masa iya lukisan bisa kasih petunjuk sih?" Tanya Jino tak yakin.

"Bisa aja lah!" Kata Handra berteriak.

"Menurut gue, bisa jadi, secara gue kan udah pernah dengar sesuatu yang aneh dari lukisan itu" jelas Rean. Ia masih ingat ketika ia mendengar suara lantai yang di congkel disana.

"Ya udh ayo kita cari tau sekarang !!" Kata Aldo dan mereka langsung menuju ke lukisan tersebut.



NEW HOUSEUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum