10

282 237 574
                                    

"Titik tertinggi mencintai, adalah mengikhlaskan"

–Ellora

Happy Reading:)
Typo bertebaran!

***

Canggung, itulah keadaan yang saat ini Ellora dan Rigel alami. Selepas kepergian Arlan tadi, keduanya sama-sama diam tidak ada yang berbicara hanya ada suara televisi yang menyala.

"Ngapain masih disini?" Tanya Ellora.

Dia sudah tidak tahan dengan suasana canggung diantara mereka. Rigel tidak menjawab dia hanya mengambil ponsel di saku celananya, dan menyerahkannya pada Ellora.

Ellora mengeryit heran, tapi tak ayal tangannya terulur mengambil ponsel milik Rigel. Dia dapat melihat pesan yang ayahnya kirimkan pada Rigel.

'Rigel tolong kamu sampaikan ke Ellora, kalo malam ini om gak pulang kerumah. Om titip Ellora, jaga dia baik - baik.'

"Gue rasa pesan dari om Ardi sudah cukup jelas. Jadi, dimana kamar gue sekarang?" Ucap Rigel datar.

"Ikut gue." Ellora berjalan memimpin, meninggalkan Rigel yang mengikutinya dari belakang.

"Ini kamar lo, dan itu kamar gue. Kalau lo perlu sesuatu ketuk aja pintu kamar gue." Ucap Ellora saat mereka telah sampai didepan kamar tamu. Dia menunjuk kamarnya yang berada didepan kamar tamu itu.

Rigel hanya berdehem males. Dia masuk ke kamar tanpa sepatah kata, meninggalkan Ellora yang tengah menggeram kesal karena merasa ucapannya diabaikan.

"Dasar gak tau terimakasih, awas aja lo!" Kesal Ellora.

***

Kini Ellora dan Rigel tengah menonton film di televisi setelah acara makan malam tadi. Keduanya sama-sama diam, mereka terlalu malas untuk mengeluarkan kata.

Hinga tiba-tiba Ellora merasa berat disalah satu pundaknya. Dia menengok kesamping melihat apa yang membuat pundaknya terasa berat.

Deg.

Mata Ellora membulat sempurna saat melihat Rigel yang tengah bersandar di bahunya. Sedangkan mata pria itu masih fokus menatap layar lebar berwarna itu.

"Lo ngapain sih?" Seru Ellora.

Dia berusaha menyingkirkan kepala Rigel yang bersandar di bahunya. Bukannya merasa risih atau menyingkir, Rigel malah memejamkan matanya, menganggap dorongan Ellora sebagai usapan yang membuatnya nyaman.

Tiba-tiba Rigel mengangkat kepalanya dari bahunya yang membuat Ellora menghela nafas lega. Tapi, kelegaan itu tak berlangsung lama saat Rigel menaruh kepalanya dipaha Ellora dan menenggelamkan kepalanya diperut gadis itu.

Ellora yang melihat itu seketika menahan nafasnya tanpa sadar. Jantungnya juga tiba-tiba berdetak kencang, membuat jam yang bertengger di lengannya berbunyi nyaring.

Tit..tit..tit

Rigel yang mendengar itu pun menyeringai tipis. Dia  semakin menenggelamkan kepalanya diperut Ellora.

"Gue bakal bikin lo jatuh cinta sama gue Ellora. Jatuh sedalam-dalamnya."

***

"Woy bos, dari mana aja lo jam segini baru dateng." Ucap Geva, saat melihat kedatangan sang ketua.

"Biasa." Ucap Blake Datar

"Semua persiapan udah siap?" Lanjut Blake. Malam ini mereka bakal war dengan musuh bebuyutan mereka, Averelic.

"Udah bos, tinggal berangkat aja." Ucap Kai. Kini semua anggota Levator tengah berkumpul dimarkas.

ElloraWhere stories live. Discover now