11

213 178 149
                                    

"Jangan pernah jadi obat untuk orang yang gamau sembuh."

~Ellora

Happy Reading:)

Typo bertebaran!

***

Ellora memakan roti yang telah di siapkan bik Ani dengat cepat. Saat ini dia tengah menghindari laki - laki yang tengah menginap dirumahnya karena kejadian semalam yang masih terekam jelas dipikirannya.

"Bik, El berangkat dulu yah." Ucap Ellora.

"Iya non, hati - hati dijalan." Ucap bik Ani yang dibalas acungan jempol oleh Ellora.

"Ellora udah berangkat bik?" Tanya Rigel, yang tengah berdiri di anak tangga.

"Baru aja berangkat den." Jawab bik Ani, sambil membersihkan piring kotor dimeja makan.

"Kalau gitu Rigel berangkat dulu bik." Pamit Rigel. Dia berjalan cepat menuju arah depan rumah meninggalkan bik Ani yang tengah memcuci piring.

"Loh aden gak mau sar-" Bik Ani tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Blake yang sudah pergi. Dia menghela nafas panjang saat melihat tingkah kedua majikannya itu.

"Untung majikan." Ucap bik Ani pelan

***

Kini Ellora tengah berada di halte bus dekat komplek rumahnya. Hari ini supir yang biasa mengantar jemputnya ikut diliburkan oleh ayahnya, membuatnya harus berangkat dengan menggunakan angkutan umum.

Sebelumnya Ardi sudah menyuruh Ellora agar dia berangkat bersama dengan Rigel, tapi Ellora menolak keras perintah dari Ardi. Dia cukup trauma untuk berangkat bersama Rigel setelah insiden penurunanya ditengah jalan yang sepi.

Tin.. Tin.. Tin

Ellora mendadak bangkit dari kursi halte karena terkejut mendengar klakson mobil didepannya. Dia menatap tajam sekaligus bingung pada mobil berwarna hitam itu.

Kaca mobil diturunkan dan terpampanglah muka rupawan Aska dengan senyum manis yang terpantri diwajahnya.

"Masuk." Ucap Aska

Ellora dengan senang hati masuk kedalam mobil Ellora. Lumayan tumpangan gratis.

"Jangan lupa pasang sabuk pengamannya, atau mau gue pasangin?" Goda Aska sambil menaik turunkan alisnya.

"Ogah." Ucap Ellora ketus, dengan cepat dia memasang sabuk pengamannya.

Aska hanya terkekeh kecil mendengar nada ketus yang dikeluarkan Ellora. Dia mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Ellora mematap Aksa malas saat pria itu masih tidak menghentikan kekehannya. Dia lebih memilih memalingkan wajahnya menatap jalanan yang padat dipagi hari.

Ellora menyipitkan matanya saat melihat seorang pria yang tengah duduk diatas motornya yang berhenti karena lampu merah. Dia seperti mengenal motor dan mata milik pria itu.

Lama menatap pria tersebut, Ellora dapat melihat seringaian tipis dibibir pria tersebut. Mata Ellora membulat sempurna saat melihat seringaian yang sangat dikenalnya.

"Alaska Pradipto, Just wait for a surprise from me."

***

ElloraWhere stories live. Discover now