Against

505 48 14
                                    

"oppa, aku boleh memanggilmu dengan sebutan aku kamu? Rasanya orang-orang yang ingin bersikap romantis melakukannya seperti itu"

"ahahahaha, sejak kapan belajar jadi romantis, hah? Aku bahkan tidak mengajarimu. Kau terlalu sopan memanggilku begitu, Been"

"belajar otodidak. Jujur, aku ingin meniru mu, tapi aku hanya punya skill menggombal, jadi biarkan itu jadi satu-satunya yang aku punya. Menurutku itu kata-kata romantis, masih termasuk sopan" wajah wanita itu terlihat antusias namun dibalut dengan sedikit rasa malu-malu kucing. Gemash.

"baiklah sayang, lakukan saja apa yang kamu mau. Aku sudah mencuri start"

Been mencubit pelan pipi pria berwajah tirus itu. Persis seperti adegan drama Vincenzo episode empat belas.

"coba aku praktikkan ya."

Dengan suara agak serak-serak basah, Been mencoba berbicara dengan menggunakan sebutan "aku kamu" tapi berakhir agak tidak sopan ditelinga. Ia mengurungkan niatnya.

"miyan oppa, sepertinya aku akan tetap memanggilmu dengan sebutan oppa saja, kupikir itu akan lebih cocok"

Ki hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, kadang Wanita itu tak bisa ditebak. Seperti Roughby ball.

Beberapa saat kemudian ketika hening menyapa,

"oppa, aku mau cerita. Tapi dengarkan, ya?" pinta nya pada pria yang sedang menatapnya dari atas

"mata dan telingaku sudah siap. Ceritalah yang panjang, jangan sepotong-sepotong. Aku susah mencerna, karena harus membagi fokus antara mendengarkan dan melihatmu"

"siap, sayaaaaaaang~" ucapnya

Hunian besar itu tampak sepi dari suara selain mereka. Been yang sedang dalam mode "manja" membaringkan kepalanya diatas paha pria itu. Memainkan sedikit rambutnya sambil bercerita.

"beberapa waktu lalu, aku dan managerku berdiskusi soal kepindahanku dari agensi Soulstar. Lebih tepatnya dengan Taeri. Awalnya aku bingung akan pindah kemana, tapi Boong So memberi jalan keluar dengan menawarkan untuk pindah ke agensi rintisan yang baru berdiri. Namanya HMH management. Setelah aku baca proposal mereka, kurasa itu agensi yang bagus. Dan akhirnya, pertemuan berikutnya aku terima tawaran itu. Aku hanya berharap agensi baruku ini nanti bisa membuat aku lebih nyaman dan sedikit memberi ruang."

Panjang lebar Been bercerita, ditengah-tengah itu Ki mengelus pelan rambut halus milik Been. Pria itu antara ingin membuatnya cepat tertidur atau memang niat memberikan kasih sayang, entahlah.

"Maksudmu agensi sebelumnya?"

"Aku tak mau melibatkan siapapun untuk berdebat dan punya opini buruk soal agensi lamaku. Tapi satu hal yang pasti, karena talent mereka banyak jadi agak susah bagi tiap talent berkembang dengan baik. Dengan segudang potensi yang kami punya, seharusnya hal itu bisa diatasi dengan baik. Tapi selama beberapa waktu belakangan ini, terlebih ketika syuting drama kita, aku tak merasakan adanya banyak dukungan. Jadi mungkin itu yang membuatku akhirnya memutuskan tidak perpanjang kontrak."

"Syukurlah. Rising star sepertimu juga harus mendapat tempat yang layak dan sesuai porsi. Aku mendukungmu, Been. Dan tentang rumor itu,..."

Wajah Been berubah datar

"apa? Rumor tentangku?"

"anniya. Rumor itu pernah mengarakan kalau agensimu tak suka denganku sejak Vincenzo selesai. Tapi aku jelas tak tahu kebenarannya. Dan kalau memang itu terjadi, apa boleh buat. Toh kau pun memutuskan hal yang tepat"

"jinjja? Aku benar-benar tak tahu, oppa. Aku berharap itu hanya rumor. Yang jelas, aku akan resmi selesai dengan agensi lama bulan juli ini."

Ruangan itu tampak berangin. Jendela kamar itu belum tertutup rupanya. Ki berniat bangun dari kasur dan segera menutup jendela agar susana dingin tak masuk dengan bebas.

Hi, I'm YOUR HAPPINESSWhere stories live. Discover now