05

2.7K 631 50
                                    

"KAPAN kau mau kembali padaku, Lisa?"

Tubuh Lisa menegang sementara wajahnya juga memucat. Ia melihat Jaehyun berubah menjadi sesuatu yang lebih mengerikan dari wujud iblisnya.

Kengerian merayap di hati Lisa. Seburuk apa pun bentuk makhluk iblis yang pernah ia bayangkan, sosok ini lebih menyeramkan.

Raksasa berkulit hitam dengan dua tanduk besar kini berada di hadapannya. Dua taring berlumuran darah busuk ikut terlihat saat dia tertawa. Matanya berwarna merah dan menyala terang di kegelapan.

Ini bukanlah sesuatu yang ingin Lisa lihat.

"Lisa!"

Matanya terbuka lebar. Untuk sesaat semuanya tampak buram sampai akhirnya Lisa melihat wajah khawatir Mina.

Mereka semalam mengerjakan tugas dan sempat menonton film horor bersama. Karena sudah larut, Mina meminta untuk menginap dan Lisa setuju.

"Lisa! Kau baik-baik saja?"

Ia berusaha mendudukkan diri, tapi kepalanya berdenyut nyeri sehingga Lisa harus bangun dibantu oleh Mina.

"Ini jam berapa?"

"Baru jam lima," Mina mengelus lengan atasnya. "Apa kau mimpi buruk? Aku bangun karena mendengarmu menangis."

Aku menangis?

Lisa mengerutkan kening lalu menggeleng pelan. Ia kurang ingat apa isi mimpinya tadi tetapi Lisa sangat yakin itu bukanlah mimpi yang patut ditangisi.

"Aku ... ingin jalan pagi sebentar."

Lisa berniat menjernihkan pikirannya yang mulai berantakan. Sungguh, semua hal yang terjadi akhir-akhir ini sangat melelahkan batinnya.

"Ayo, aku temani." Saran Mina tanpa mau dibantah.

Tak sampai setengah jam kemudian kedua gadis itu menyusuri jalan sampai ke depan Minimarket Neo. Minimarket itu masih buka dan seorang gadis berjaga di meja kasir.

"Mau aku belikan sesuatu?"

"Susu cokelat hangat, tolong."

Mina berjalan masuk ke minimarket. Kondisi Lisa sudah lebih baik tapi mungkin temannya masih butuh waktu sendiri.

Berdiri di depan Minimarket Neo membuat pikiran Lisa langsung melayang pada kejadian beberapa hari yang lalu. Tentang pertemuannya dengan Johnny sampai Lisa berakhir di mansion milik Jaehyun.

Lisa memejamkan mata erat. Masih terpatri jelas di ingatan saat Jaehyun memintanya untuk kembali. Lisa tidak bodoh, ia tahu sebagian kecil hatinya juga menginginkan hal yang sama.

Namun Lisa masih belum siap.

Setelah beberapa detik berdebat dengan dirinya sendiri, Lisa justru berlari keluar mansion. Yang ada di pikirannya hanyalah pulang sampai ia tak sadar sudah berada di depan rumahnya sendiri.

Lisa juga pernah diam-diam mencari letak mansion milik Jaehyun, tapi tak pernah berhasil. Lisa seolah masuk ke dunia lain malam itu.

Semuanya hilang tanpa jejak.

Sebersit perasaan bersalah muncul. Bagaimana jika itu terakhir kalinya Lisa bertemu Jaehyun? Apa yang harus ia lakukan jika ingin menemui Jaehyun lagi? Lalu apakah Jaehyun masih merasakan sakitnya?

Lisa menjambak rambutnya pelan. Semua hal mengenai Jaehyun selalu berhasil mengobrak-abrik kewarasan Lisa.

"Jangan ditarik, nanti kepalamu sakit."

Seseorang menggenggam tangan Lisa, rasanya hangat dan menenangkan. Lisa tanpa sadar terpaku menatap sosok pemuda di depannya.

Dia tersenyum lembut. "Memang ada saatnya manusia diberi ujian dan punya masalah berat, tapi jangan sampai menyakiti diri sendiri."

"Siapa?" tanya Lisa pelan.

"Namaku Winwin," dia mengulurkan tangan, "kita terlihat sebaya."

Lisa diam sejenak sebelum menyambut jabat tangan dari Winwin. Entah mengapa pemuda ini memiliki aura positif sehingga mampu meredakan badai keburukan di hatinya.

"Lisa."

"Hai, Lisa. Apa kau mau berbagi denganku? Menceritakan masalah pada teman bisa sedikit melegakan, loh."

Ia tak tahu alasannya tapi Winwin terlihat mudah dipercaya. Mungkin jika Winwin mengajaknya ke suatu tempat maka Lisa akan dengan mudah mengiyakan tanpa bertanya.

Dari jutaan manusia di dunia, Winwin seperti satu-satunya manusia yang memiliki hati paling suci.

"Sahabatku-" Lisa tercekat, "tak seperti yang aku kenal."

"Lalu kenapa? Apakah sosok aslinya tidak sesuai harapanmu terhadapnya?"

"Tidak! Bukan begitu maksudku!"

Lisa mengepalkan tangan. "Aku hanya merasa kecewa ... karena dia menyembunyikan hal sebesar itu dariku."

"Benarkah seperti itu?"

Winwin tersenyum lembut yang justru menimbulkan keheranan bagi Lisa. Apa pemuda ini sedang bermain-main dengannya yang sudah bercerita?

"Bukankah kau sendiri yang menolak untuk menerima seluruh kekurangannya?"

"Aku tidak-"

"Sadarilah bahwa kau yang tak mau menerima sosok aslinya. Alasan kalau kau kecewa terhadapnya yang sudah menyembunyikan rahasia, terdengar bagai omong kosong bagiku."

Lisa ingin menyangkal semua tuduhan yang diberikan padanya. Tapi Winwin menggenggam tangan Lisa erat seakan memaksanya untuk mendengarkan sampai akhir.

"Kau tak tahu rasanya menjadi makhluk yang berbeda dari kebanyakan. Maka dari itu cobalah untuk mengerti mengapa dia melakukan hal tersebut."

Selama dua menit Winwin berhenti berbicara, ia memberikan waktu bagi Lisa untuk menyerap seluruh inti kalimatnya.

"Usahamu hanyalah terus berusaha menjauhi dia dan tak ingin menerima kenyataan, benar kan?"

Jauh di lubuk hati Lisa membenarkan. Dirinya selama ini cuma mencoba mengenyahkan Jaehyun dari pikiran dan berlari dari segala hal yang berhubungan dengan Jaehyun.

"Lisa, dengan begitu kau tanpa sadar sudah menolaknya."

Manik Lisa membulat.

"Ketahuilah, penolakan terkadang menjadi alasan mengapa seseorang bisa merasakan sakit yang teramat sangat."

"Kenapa kau bisa tahu sejauh itu?!" seru Lisa terkejut. Winwin berbicara seakan tahu apa saja yang telah ia alami.

Namun Winwin justru mengedikkan bahu dan tak memberi jawaban pasti, senyuman hangat yang khas itu tak kunjung luntur dari wajahnya. Kemudian Winwin memegang bahu Lisa—yang tak ia ketahui suatu saat akan berdampak besar.

"Aku harus pergi, senang bisa berbicara denganmu. Selamat tinggal, Lisa."

Lisa mencoba menahan Winwin tapi mulutnya tak bisa bersuara sedikit pun. Perkataan Winwin tadi menusuk telak ke hati hingga Lisa tidak tahu harus bagaimana.

Ia kira dirinya sudah menerima fakta bahwa Jaehyun adalah seorang iblis dan perasaan mengganjal di benaknya muncul karena Lisa kecewa.

Tapi ternyata bukan, Lisa mengusap wajahnya frustasi. Ia adalah sahabat yang buruk.

[tbc.]

winwin tuh sebenernya kunci cerita ini walau ga kebagian banyak part🤭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

winwin tuh sebenernya kunci cerita ini walau ga kebagian banyak part🤭

11/06

nanaourbunny

{1} VagaryWhere stories live. Discover now