EPILOG

3.4K 559 82
                                    

JAEHYUN masuk ke dalam mansion bersama Lisa. Senyuman di wajah pemuda berlesung pipi itu tak kunjung hilang sejak tadi karena rasa bahagia yang ia rasakan, padahal tubuh mereka berdua basah kuyup.

Seolah mengetahui akan ada sosok yang datang, Johnny, Jennie, dan Yuta berdiri di ruang tengah untuk menyambut mereka.

"Aku tahu kau akan bergabung dengan kami," ucap Johnny tanpa keraguan, "jadi selamat datang."

Lisa tak bisa menahan senyuman. "Terima kasih, Senior Seo."

Jennie mengambil langkah maju. Ia cukup bersyukur gadis remaja yang beberapa tahun lalu terlihat sangat depresi juga tanpa binar harapan, sekarang telah berubah menjadi jauh lebih baik.

"Panggil dia dengan Jo saja, Jo bukan seniormu di sini." Kata Jennie merujuk pada pasangannya. "Ternyata kau sangat manis, ya."

"Karena itu Jay mencintainya sampai hampir gila."

Jaehyun memutar bola mata malas mendengar ucapan Yuta yang terkesan mengejek. Sedangkan Lisa sedikit terkejut melihat sosok yang asing, ia belum pernah bertemu Yuta.

"Dia Yuta," beritahu Jennie seakan tahu Lisa sedang kebingungan.

"Oh, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Jennie, aku senang kau ada di sini karena sebelumnya hanya aku wanita di antara mereka."

Lisa tersenyum, ia hampir membalas perkataan Jennie saat wanita itu mendekatkan diri kemudian berbisik di samping telinganya. "Ragamu sekarang tidak nyata, Lisa."

Netra Lisa membola, meski begitu tak ada satu pun yang merasa curiga terhadap percakapan dua perempuan tersebut.

"Hanya ada satu cara mendapatkan raga utuh di dunia iblis, terutama untukmu yang berupa jiwa tersesat."

Lisa menolehkan kepala. Harum tubuh Jennie menyeruak ke dalam indera penciumannya. Jennie sangat wangi bagaikan bunga mawar dan membuat tubuh Lisa meremang ngeri.

Setelah Jennie membisikkan sesuatu, Lisa langsung melangkah mundur. Ia diam sejenak dengan wajah sedikit pucat kemudian tertawa kecil.

"Omong-omong kenapa kalian basah?" tanya Yuta sambil menaikkan salah satu alis.

Jaehyun tersenyum lebar. "Rahasia."

"Cih, rahasia apanya! Kalian pasti habis melakukan yang iya-iya!"

Pipi Lisa bersemu merah padahal tuduhan Yuta tidaklah benar. Sementara itu Johnny terbahak keras, kadang mulut Yuta memang tak bisa dikontrol sama sekali.

"Itu kau tahu," Jaehyun menanggapi asal lalu menarik Lisa pergi menuju lantai tiga.

Yuta memaki kesal. Kini hanya dirinya yang tidak memiliki kekasih di rumah besar ini, ia terlihat sangat mengenaskan di antara dua pasangan tersebut.

"Kalau ingin carilah kekasih dan jangan hanya menyewa wanita malam, perjaka tua."

"Iblis sialan, tunggu besok tengah malam aku akan membunuhmu saat kau tertidur, Jay."

"Jangan, aku tak akan tidur karena ada kegiatan dengan Lisa."

Langsung saja tawa Jennie dan Johnny membahana di mansion tersebut, sedangkan wajah Yuta semakin tertekuk.

Sementara itu Lisa memandang haru ke arah kaitan tangannya dengan tangan Jaehyun. Kini semua terasa sangat pas, seolah di sinilah Lisa seharusnya berada.

"Terima kasih."

Jaehyun membalikkan badan. "Terima kasih juga karena sudah berubah pikiran."

Wajah Lisa perlahan melembut saat Jaehyun kembali mendekap tubuhnya, mereka tak merasa terganggu sama sekali atas pakaian yang masih basah.

{1} VagaryWo Geschichten leben. Entdecke jetzt