O4. Lil problem

1.4K 121 12
                                    

"Heh, Anya. Apaan tuh leher kok merah?"

Mendengar itu, gue dengan segera menyibak rambut gue ke depan. Sambil menoleh dan tersenyum. "Oh, lagi gatel leher gua, biasa."

Kak Sofi, yang barusan ngomong, dan yang barusan memberhentikan jalan gue juga,
cuma menaikan alis. "Ou." katanya.

"Tapi kok merahnya—"

Plak

"Eh apaan sih?!"

Tangan Kak Sofi yang hendak menyibak rambut gue ke belakang, lantas gue tebas. Membuat dia meringis terlonjak, kemudian mendelik menatap gue seperti nggak suka.

Bukan seperti, tapi emang nggak suka.

Kak Sofi emang gak pernah suka gue.

Apalagi penyebabnya kalau bukan karena kak Hessa? Yang katanya dulu kak Sofi suka sama kak hessa, tapi dulu, dan sekarang dia udah punya pacar, namanya kak Haikal.

Yang bikin gue bingung, kenapa dia masih dendam ke gue? Padahal dia punya pacar.

"Lu berani ya sama gua?" Teriak kak Sofi.

Ini bukan pertama kalinya gue ribut sama dia, dan gue sama sekali nggak takut sama dia. "Situ duluan yang mulai." Kata gue.

Dapat gue lihat kak Sofi, beserta kedua temannya kak Raya, dan kak Ghea, mendadak emosi raut wajahnya sambil melihat gue.

"Jadi lu nyalahin gua?" Teriak kak Sofi. Mendekat ke depan gue dengan nyolot.

Gue cuma mendelik. "Terus, siapa lagi?"

"Heh, lu gak ada kapok-kapoknya ya cari masalah sama kita?" Sahut kak Ghea, yang ikut mendekat juga ke sebelah kak Sofi.

Kalau kak Raya yang dari dulu emang nggak suka cari masalah, masih diam aja dibelakang mereka berdua sana. Sembari melihat kita.

"Lah, perasaan kalian yang cari masalah."

Selanjutnya, setelah gue bicara barusan, kak Sofi berdecak dengan kesal, tangannya yang kanan bergerak seolah dia ingin menjambak.

Grep

Tapi apa daya, gue duluan tahan tangan dia.

"Woi!"

Terdengar suara berat seorang cowok berteriak diujung koridor sana, suara teriakan dia seperti cuma mendominasi kearah kita.

Gue menoleh.

"Lepas." Utas kak Sofi.

Bersamaan gue menoleh, kak Sofi berhasil melepas tangannya dari genggaman gue.

Pandangan gue, Kak Sofi, dan kedua temannya alias kak Raya dan kak Ghea cuma tertuju kearah satu cowok yang bersuara barusan, yang sedang berlajan mendekat.

"Masih jaman labrak-labrak adek kelas?"

Suara kak Sehan, sontak membuat Kak Sofi berdecak malas sambil merotasikan mata.

"Adek kelasnya aja yang banyak gaua."

"Oh ya?" Kak Sehan menaikan alis menatap kak Sofi. "Bukannya tadi lu duluan yang mau jambak dia?" Lanjut kak Sehan.

Pengen ketawa, karena kak Sofi mendadak melas mukanya. "Sehan apa sih kok lu malah belain dia?" Balas kak Sofi nggak terima.

"Ya, kalo lu bener juga gua bakal belain lu."

"Tapi kan dia—"

"Sekali lagi lu cari masalah, apalagi sama adek kelas, gua laporin lu ke BK." Tegas kak Sehan.

WhiteoutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang