34. Who's the girl

395 32 3
                                    

Jam 1 siang, selesai sekolah online gue langsung ke rumah sakit untuk konsultasi. Sesuai niat gue, setelah keluar ruangan dokter gue langsung pergi lagi mencari kak Hessa.

Buru-buru gue memasukan surat hasil konsultasi ke dalam tas sambil jalan keluar karena ojek online pesanan gue sudah sampai.

Selama ini gue kalau ke rumah sakit untuk konsultasi pasti di antar kak Hessa, tapi kalau hari ini enggak, soalnya dia lagi marah.

Gue berniat menemui kak Hessa di hotel dekat rumah gue yang berada di samping kantor tempat papanya rapat semalam. Sebab gue ingat alasannya semalam dia bilang katanya dia menemani papanya rapat disana.

Semoga dia juga menginap disana dan belum pulang. Karena sudah berkali-kali gue menelepon tapi gak ada respon. Jangankan telepon, chat gue aja gak di baca.

Setelah sampai di hotel gue bergegas ke meja resepsionis walaupun gue gak yakin gue bakal langsung di beri informasi, tapi,

"Anyaaaa!!!"

Gue malah bertemu orang lain.

Syukur luar biasa karena itu buka Liza beserta teman-temannya, tapi itu Niana yang heboh sambil lari menghampiri sedangkan Luna dan Sakha hanya saling bertukar tatap seperti kebingungan di belakang Niana.

"Heh, lu kok tau kita nginep disini?" Tanya Niana, begitu kita berhadapan dan dia langsung menggenggam kedua tangan gue.

Gue gak langsung jawab, melainkan senyum kepada Luna dan Sakha yang mendekat juga.

"Oh, kalian nginep disini?" Tanya gue, malah balik bertanya karena gue gak tahu harus jawab pertanyaan Niana gimana.

Sakha yang langsung mengangguk. "Iya, semuanya nginep disini." Jawabnya. Lalu Niana dan Luna ikut mengangguk juga.

Seketika gue bingung, mengingat hotel ini lumayan jauh dari stadion. Malah dekatnya dari rumah gue.

"Kita nginep disini soalnya gratis, Nya." Ucap Niana. "Hah?" Gue gak ngerti maksudnya.

"Emang lu gak tau?" Luna malah tanya gitu.

"Gak tau apa?" Gue bingung makin bingung.

"Eh, gua kesana duluan, ya?" Tiba-tiba Sakha bersuara sambil dadah-dadah dan pergi keluar hotel. Pasti mau ke acara angkatan yang ada di kafe seberang. Gue tahu itu soalnya gue lihat banyak anak sekolah gue waktu lewat tadi.

Sesaat Niana dan Luna melihat gue setelah Sakha keluar. "Kita sama yang lain nginep disini gratis, soalnya hotel ini punya papanya kak Sehan." Jelas Niana kepada gue.

Jangan tanya gue gimana, udah jelas gue kaget bukan kepalang. Menatap Niana dan Luna bergantian. "Serius?"

Niana dan Luna mengangguk.

"Gua juga awalnya kaget, soalnya ini hotel bagus, makannya juga enak-enak. Gila, gak kebayang kak Sehan sekaya apa." Ucap Luna.

"Belum lagi cabang-cabang yang di luar kota, kan?" Niana menambah.

Seketika, gue terdiam, bukan memikirkan ucapan Luna atau Niana, melainkan teringat tentang kak Sehan yang sewaktu malam tahun baru mengajak gue ke rooftop hotel ini dan teman satu kelasnya yang menginap disini.

Pantas, ternyata hotel ini punya papanya.

Selanjutnya suara Niana berhasil membuyarkan lamunan gue.

"Udah, yuk? Mending ikut acara angkatan. Tuh, disitu deket." Niana menarik tangan gue.

"Eh, jangan, Na. Gua—"

"Ikut, Anya. Sekali doang, ayo!"

Gak bisa melawan, Luna dan Niana main menggiring gue begitu aja ke tempat acara.

WhiteoutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang