7. Jeno

679 70 4
                                    

Mark dan kelima adiknya tengah menunggu dengan cemas di depan ruang UGD. Tidak ada yang bisa duduk tenang diantara mereka. Tak lama pintu itu terbuka menampilkan sosok pria berseragam putih dengan wajah yang berkeringat.

"Jaehyun hyung bagaimana?" Tanya Mark.

"Jeno kritis. Ginjal nya rusak akibat benturan yang sangat keras saat kecelakaan itu dan lagi Jeno mengkonsumsi minuman beralkohol terlalu banyak. Saat ini ia masih dalam keadaan koma."

Rasanya dunia mereka hancur kala mendengar rentetan kalimat yang terucap oleh Jaehyun.

"Hyung kumohon lakukan sesuatu." Tangis Mark dan lainnya pecah sekarang.

"Saat ini Jalan satu-satunya hanya transplantasi karena ginjal Jeno sudah tidak berfungsi, jadi kalian harus segera mendapatkan pendonor untuk Jeno."

"Hyung Apa tidak ada cara lain?"

Jaehyun menggeleng lantas berucap. "Tidak ada Renjun~ah. Selambat-lambatnya operasi harus sudah di mulai sore ini. Maaf." Jaehyun melenggang pergi setelah menepuk bahu Mark dan Renjun.

Bugh

"Akh."

Semua yang ada di sana lantas membelalakkan matanya kala tiba tiba Haechan menendang perut Renjun dengan keras. Sedangkan Renjun tersungkur karena tidak siap dengan serangan Haechan yang tiba tiba. Ia tidak menyangka kalau adiknya itu akan menendangnya sekeras ini. Jaemin dengan sigap menahan tubuh Haechan kala dilihatnya gelagat Haechan yang hendak menyerang Renjun lagi.

"Argh... LEPAS! LEPASKAN AKU JAEMIN! KAU! INI SEMUA KARENA MU! HYUNG KU SEKARAT KARENA MU! DASAR PEMBAWA SIAL! PEMBUNUH! MENGAPA TIDAK KAU SAJA YANG BERADA DI POSISI JENO HYUNG SEKARANG! MENGAPA KAU TIDAK MATI SAJA! KAU!-" tubuh Haechan merosot, tangisnya juga semakin menjadi. "Kau... Aku membencimu. Tidak bahkan sangat sangat membencimu. Tidak Bahkan lebih besar dari yang kau bayangkan." Lanjutnya.

"Uhuk... uhuk... Ma... maaf Haechan~ah."

Mark hanya terdiam melihat pertengkaran adik adiknya dengan tatapan kosong. Lalu ia menarik tangan Renjun kasar.

"Ikut aku!"

"Hyung-"

"Kau tetap disini Jaemin! Yang lain juga jangan ada yang ikut!"

Mark terus menarik tangan Renjun dengan kasar menuju atap rumah sakit.

"Sakit Hyung pelan pelan." Mark melepaskan genggaman erat tangannya di pergelangan tangan Renjun.

"Apa saja yang kau lakukan?"

"Ma... Maksudmu?"

"BODOH! APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIK ADIKKU SELAMA INI? KAKAK MACAM APA KAU? MENGAPA JENO BISA SAMPAI SEPERTI INI? APA KAU TIDAK BERUSAHA MENCEGAHNYA? DASAR TIDAK BERGUNA!"

Plak

Sakit.

Tamparan keras yang Mark layangkan tidak main-main sampai sampai Renjun tersungkur dengan satu tamparan darinya. Renjun menangis tamparan dari Mark serta tendangan dari Haechan benar benar sangat sakit. Tapi luka yang mereka berikan di hatinya jauh lebih sakit.

"Maaf hyung aku sudah berusaha mencegahnya tapi-"

"Aku tidak peduli! Buktinya Jeno sampai seperti ini! Jika terjadi sesuatu padanya maka aku tidak akan memaafkanmu." Mark melenggang pergi meninggalkan sang adik yang baru saja ia lukai hatinya. Tangis Renjun pecah ketika punggung sang kakak benar benar menghilangkan dari pandangannya. Ucapan Mark kembali terngiang di telinganya.

"BODOH! APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIK ADIKKU SELAMA INI? KAKAK MACAM APA KAU? MENGAPA JENO BISA SAMPAI SEPERTI INI? APA KAU TIDAK BERUSAHA MENCEGAHNYA? DASAR TIDAK BERGUNA!"

7 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang