15. Kuat

597 57 0
                                    

Terkadang orang hanya bisa menyalahkan, tanpa tahu yang sebenarnya.

Mila Amalia

..............7 Hari............

"Renjun hyung, kau baik baik saja?" Tanya Jungwon khawatir. Tentu saja karena, Renjun datang dengan wajah pucat dan mata yang sembab. Terlebih ia nampak lemas dan sesekali terbatuk.

Sedang yang ditanya hanya mengangguk.

"Kau yakin, hyung? Lalu mengapa matamu sembab, kau habis menangis hyung?"

Renjun tersenyum sendu mengingat kembali kalimat yang Mark lontarkan siang tadi. Namun beberapa detik kemudian ia langsung berlari menuju kamar mandi, meninggalkan Jungwon yang masih memanggil namanya.

"Hyung! Renjun hyung, eh kau kenapa hyung?"

Tok...tok...tok...

"Hyung kau baik baik saja? Hyung jika terjadi sesuatu jangan dikunci seperti ini. Renjun Hyung kau mendengar ku? Hyung!"

Tidak ada sautan hanya suara gemericik air yang Jungwon dengar.

Tiga menit berlalu, tapi remaja ber lesung pipi itu masih setia berdiri di depan pintu kamar mandi itu.

Ia kembali di buat khawatir kala mendengar suara batuk dari dalam sana.

"Hyung! Kau kenapa?"

Renjun dapat mendengar suara Jungwon, hanya saja kini tubuhnya benar-benar sangat lemas bahkan untuk sekedar berbicara.

"Uhuk... uhuk... Tuhan akh sakith Huek..." Renjun membelalakkan matanya kala melihat darah yang baru saja keluar dari mulutnya. Tanpa sadar air matanya menetes, dalam hati ia terus menyebut nama tuhan, hingga perlahan kesadaran nya menghilang. Tapi sebelum itu ia dapat mendengar pintu yang didobrak paksa serta pekikan dari sang pelaku.

"Hyung! Apa yang terjadi, Jungwon~ah? Hiks hyung buka matamu hiks."

"Tenang Jaemin~ah, sebaiknya sekarang kita bawa Renjun kerumah sakit." Ucap Doyoung.

__________________________

Mark menatap kosong hamparan taman dihadapan nya. Pertengkaran siang tadi kembali terputar di kepalanya.

"Mau apa kau kemari?"

"Hyung aku hanya ingin menemui Jisung kumohon, aku ingin memastikan keada-"

"BUKANKAH SUDAH KU BILANG, JANGAN MENGUNJUNGINYA!"

"Tapi hyung ia adik ku!"

"Hmh bahkan ia tak menginginkan mu menjadi kakaknya. Sekarang aku mengerti, mengapa mereka selalu mengatakan kau pembunuh, pembawa sial, serta tidak berguna. Semua itu benar. KAU PEMBUNUH, PEMBAWA SIAL, JUGA TIDAK BERGUNA! Jadi, Renjun kau jangan harap aku bisa mempercayai mu! Pergilah ia tidak membutuhkan mu! bahkan ia sama sekali tak menginginkan mu!" Renjun menunduk, lalu beranjak pergi dengan hatinya yang begitu sakit. Air matanya berlomba lomba menetes.

"Mark hyung! Apa yang kau katakan! Memangnya selama ini dimana kau? Kau sama sekali tidak mengetahui bagaimana ia berjuang untuk kami! Kau tahu selama dua bulan ini ia hanya makan sekali dalam sehari, lalu kau dengan ringan mengatakan ia tak dapat dipercaya. Kau harus tahu hyung, aku bahkan lebih mempercayai nya dari pada dirimu! Ia sakit hyung, tapi ia tetap menjadikan kami prioritas nya. Tapi kau dengan ringan nya bertanya kakak macam apa ia!"

7 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang