40. Epilog

569 55 0
                                    

Sepuluh tahun berlalu, keenam saudara itu sudah memiliki keluarga kecilnya masing-masing. Mark dan Mina dikaruniai 3 anak, dua laki laki dan satu perempuan. Jeno, memiliki putra kembar laki laki yang kini usianya menginjak 6 tahun. Haechan, memiliki dua anak, satu laki laki satu perempuan, anak pertamanya masih berumur 4 tahun sedangkan anak perempuannya baru berumur satu tahun. Jaemin baru memiliki satu putra, dan sebentar lagi akan menjadi dua karena sang istri sedang mengandung. Keduanya berharap anak di kandungan Lia itu perempuan. Chenle, baru mempunyai bayi kecil berumur 8 bulan. Di saat sulung dari saudaranya yang lain adalah laki laki, anak sulungnya justru perempuan. Sedangkan Jisung, baru akan memiliki putra karena istrinya sedang mengandung dua bulan.

Kini, mereka semua sedang berziarah ke makam Renjun, mengirim doa, membersihkan makam hingga bercerita sedikit. Meski sempat terpuruk akibat kehilangan sosok itu, kini mereka semua berusaha bangkit dan mengikhlaskan.

Setelah selesai, mereka pun beranjak menuju pantai untuk menikmati hari pertama di libur panjang mereka.

"Kalian ke mobil duluan, aku masih ingin disini. Tunggu sepuluh menit lagi, ya?"

Mereka menurut. Kini, tinggallah Mark sendiri di sana. "Renjun, lihatlah! Keluarga kita bertambah banyak sekarang."

"Hyung janji, putra putri kami akan tahu tentangmu. Paman mereka yang hebat."

"Tidur yang nyenyak, ya adik hyung? Jangan khawatirkan kami."

"Terimakasih atas segalanya. Aku dan yang lainnya akan selalu menyayangimu."

______________


Jaemin tersenyum manis melihat putra kecilnya bermain pasir dengan keponakan keponakan nya.

"Harusnya kau ikut menyumbang, hyung supaya semakin ramai."

"Hyung bahagia disana, ya? Jaemin sudah menepati janji itu. Sekarang semuanya sudah baik baik saja. Kami semua bahagia, hyung."

"Tapi, kami tidak akan pernah melupakanmu, hyung."

"Karena meskipun kami sudah mengikhlaskanmu namun, rasa rindu ini tetap selalu ada."

"Rindu yang tak ada ujungnya."

"Tapi, jangan khawatir, hyung. Tidurlah yang nyenyak di sana."

"Kami semua disini akan baik baik saja."

"Aku menyayangimu, begitupun yang lainnya."

"Ayah."

Jaemin tersenyum manis saat sang istri menepuk pundaknya.

"Iya, cantik."

"Ayo, makan siang."

"Oke, cantik. GANTENGNYA AYAH, SINI NAK! AYO WAKTUNYA MAKAN SIANG! KEPONAKAN PAMAN YANG CANTIK CANTIK, YANG GANTENG GANTENG UDAHAN DULU MAIN PASIRNYA." Dengan segera 8  anak itu berlari kecil menghampiri orang tuanya masing-masing.

Tawa bahagia serta suasana hangat menyelimuti keluarga besar itu. Angin sepoi-sepoi, serta suara deburan ombak menambah ketenangan hati.

Kini, berakhir sudah kisah tentang Renjun. Namun, kisahnya tak akan pernah terlupakan oleh saudara saudaranya juga seluruh keluarganya.

Semuanya, telah menjadi kenangan. Baik yang teramat pahit maupun yang teramat indah. Yang mengalirkan air mata ataupun yang menciptakan senyuman.

Namun, kenangan pahit itu telah dikikis oleh kenangan indah yang mereka jalani selama 7 Hari sebelum kepergian Renjun.

Seandainya, Allah tidak memberikan kesempatan untuk mereka, tentulah hidup mereka akan selalu dihantui penyesalan menyakitkan yang teramat dalam.

Meskipun hanya 7 Hari.

Tetapi, dalam 7 Hari itu, harapan diwujudkan, kesempatan diberikan, dan kenangan diabadikan.

Maka, biarkanlah waktu 7 Hari itu menjadi kenangan terindah mereka bertujuh.

Yang pastinya, kenangan yang tak akan pernah bisa mereka ulang kembali di dunia ini.

Namun, setidaknya kenangan itu dapat menenangkan hati yang rindu. Menciptakan senyuman indah meski disertai tetesan air mata.

Yang jelas, meskipun terkadang kenangan indah itu terasa menyakitkan ketika mereka sadar bahwa itu tak dapat di ulang, tetapi dengan mengingat kenangan itu dapat membawa mereka bangkit.

Dan kini, mereka telah bahagia dengan kehidupan barunya.

Begitupun, dengan Renjun.

Kini, tugas nya telah usai.

Begitu pula dengan kisah ini.

The End

......

Assalamu'alaikum...

Alhamdulillah akhirnya cerita 7 Hari ini resmi selesai. Setelah kurang lebih 15 bulan cerita ini di tulis.

Bagaimana? Akhir yang bahagia, bukan?

Semoga, dapat bermanfaat baik untuk kita semua.

Ambil baiknya, buang buruknya.

Dan jangan lupa beri komentar yang dapat membangun, serta dukunganya teman-teman...

Selamat Malam Minggu...

Jujur author terharu book ini akhirnya ending Setelah melalui banyak liku liku. Di book ini juga mengandung beberapa kata kata yang sebenarnya adalah curhatan author sendiri. Mangkanya author sempat khawatir kalau cerita nya jadi ke kanak-kanak an, tapi mudah-mudahan nggak, ya.

By the way, besok author insyaallah berangkat ke pondok.

Jangan lupa beri tanggapan kalian tentang cerita ini di part setelah ini, ya... Please, ok.

Saya, selaku penulis cerita ini, mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada para pembaca sekalian, baik yang mengikuti dari awal ataupun yang baru datang. Walau baru baca setelah end tetap vote dan komen ya...

Kurang lebihnya saya mohon maaf, atas semua kesalahan kesalahan yang saya sengaja maupun tidak, tapi insyaallah tidak sengaja, ya...

Love you all 💚💚💚💚💚

Wassalamu'alaikum....


Sabtu, 28 Januari 2023

7 HariWhere stories live. Discover now